Sido Muncul Bukukan Laba Rp 480,11 Miliar

NERACA

Jakarta - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mengantongi kenaikan laba bersih pada periode sembilan bulan di 2018 ini sebesar 26,21%. Nilai tersebut tumbuh menjadi Rp 480,11 miliar dari sebelumnya sebesar Rp 380,38 miliar pada periode yang sama di tahun sebelumya. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Perusahaan juga berhasil mengantong pendapatan Rp 1,94 triliun hingga September, naik tipis dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,85 triliun. Perusahaan berhasil meningkatkan jumlah laba per sahamnya menjadi Rp 32,26/saham dari Rp 25,56/saham. Pendapatan tersebut disumbangkan oleh penjualan dari jamu herbal dan suplemen yang berkontribusi sebesar Rp 1,27 triliun dari total pendapatan.

Kemudian disumbangkan oleh sektor makanan dan minuman sebesar Rp 589,37 miliar dan sektor farmasi sebesar Rp 77,07 miliar. Sementara itu, nilai aset perusahan meningkat tipis menjadi Rp 3,23 triliun di akhir periode tersebut, dari Rp 3,15 triliun di akhir periode yang sama tahun sebelumnya. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 1,50 triliun dan aset tak lancar sebesar Rp 1,73 triliun. Liabilitas perusahaan berjumlah sebesar Rp 283,94 miliar, terdiri dari utang jangka pendek senilai Rp 240,68 miliar dan utang jangka panjang sebesaar Rp 43,26 miliar. Adapun nilai ekuitas perusahaan berjumlah sebesar Rp 2,95 triliun.

Tahun ini, perseroan menggenjot lebih agresif lagi kontribusi penjualan ekspor “Saat ini kontribusi penjualan ekspor masih rendah, dibawah 2% dan kedepan kita akan terus genjot dengan penetrasi pasar ekspor lebih luas lagi,”kata Leonard, Direktur SIDO.

Pada Juni 2017, Sidomuncul telah membuka kantor cabang di Filipina, sementara perusahaan juga telah mendirikan Muncul Nigeria Limited sebagai anak perusahaannya untuk mengembangkan pemasaran di Afrika. Leonard menambahkan, saat ini SIDO memang tengah fokus pada pemasaran di Nigeria dan Filipina. Dengan penambahan kapasitas produksi yang mencapai 100 juta sachet per bulan melalui pabrik Herbal Cairan Obat Dalam (COD) II, SIDO menargetkan dapat meningkatkan kontribusi ekspor hingga 5%.

Saat ini, negara yang berkontribusi besar dari penjualan ekspor ialah Malaysia. Namun Leonard enggan merinci lebih lanjut besaran angkanya. Perseroan juga menyampaikan optimistis rampungnya pabrik cairan obat dalam (COD) dengan kapasitas 100 juta kemasan per bulan akan meningkatkan pertumbuhan pendapatan hingga 10%. Kata Leonard, investasi di COD tidak akan memberikan dampak pada kinerja 2018. Namun, dampak positif akan terlihat pada 2019. "Tentunya, kami ekspektasi ada peningkatan pada 2019, minimal 10% kenaikan dari penjualan," ungkapnya.

Tahun ini, perseroan menargetkan pendapatan bisa tumbuh pada high single digit. Laba pada 2018, SIDO memproyeksikan pertumbuhan di atas 5%.  Sementara itu, SIDO berhasil meningkatkan laba operasional hingga Rp62 miliar atau 20,4% menjadi Rp365 miliar. Margin laba kotor SIDO pada semester I/2018 meningkat 6%. Leonard mengatakan, peningkatan margin laba kotor karena didukung oleh efisiensi pada proses dari fasilitas ekstraksi baru yang menghasilkan tingkat produksi bahan baku jamu herbal lebih tinggi dan adanya penghapusan biaya royalti sejak Februari 2018.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…