Pakan Mandiri Mulai Diminati Pembudidaya Ikan

NERACA

Pasuruan - Pembudidaya ikan di Kabupaten Pasuruan mulai merasakan dampak pengembangan pakan mandiri. Dampak yang paling signifikan yakni terdongkraknya nilai pendapatan budidaya akibat naiknya efisiensi produksi. Sebelumnya secara umum pembudidaya ikan mengeluhkan lonjakan cost produksi akibat naiknya harga pakan pabrikan di berbagai wilayah di Indonesia.

Sebagaimana diketahui, kenaikan harga pakan dipicu oleh depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dan menyebabkan naiknya harga bahan baku pakan impor. Kenaikan harga pakan tersebut terkoreksi pada kisaran 7 hingga 10 persen.

" Ya. Benar, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar yang semakin mendalam, memaksa perusahaan pakan untuk menaikkan harga. Pada saat kondisi ekonomi begini, saya meminta pembudidaya untuk mulai beralih menggunakan pakan mandiri yang memang 100 persen tidak mengandalkan impor bahan baku, sehingga harga stabil dan jauh lebih murah", ungkap Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto sebagaimana disalin dari siaran resmi.

Slamet menambah, gerakan pakan mandiri telah memberikan efek positif dalam meningkatkan efisiensi pakan, hasilnya bisa menekan disparitas cost produksi budidaya dengan nilai jual, sehingga margin keuntungan pembudidaya tumbuh pada kisaran Rp. 4.000,- - Rp. 5.000 per kg hasil produksi.

"Ini geliat pakan mandiri terus terjadi di berbagai daerah, seiring respons masyarakat yang positif. Saya ambil contoh di Pasuruan, ada kelompok yang sukses berinovasi mengembangkan pakan mandiri dan memberikan dampak bagi peningkatan pendapatan pembudidaya di sekitarnya", tutur Slamet.

Slamet juga menghimbau agar produksi pakan mandiri sesuai SNI sehingga kualitasnya terjaga dan tentunya menggunakan sumber bahan baku lokal.

Sementara itu, praktisi pakan mandiri Kab. Pasuruan, Kafri Anggriawan membenarkan bahwa para pembudidaya telah mulai beramai-ramai menggunakan pakan mandiri. Ia mengaku, kelompoknya menyuplai kebutuhan pakan ke banyak pembudidaya ikan dan responsnya sangat positif.

"Sejauh ini para pembudidaya sangat terbantu. Animo pembudidaya untuk menggunakan pakan mandiri semakin tinggi, apalagi dari sisi kualitas dan performa pakan tidak kalah dengan pakan pabrik. Disisi lain, harga pakan pabrikan terus naik, sehingga tidak heran jika mereka mulai beralih menggunakan pakan mandiri ini", ungkap Kafri.

Secara ekonomi, lanjut Kafri dengan menggunakan pakan mandiri rata-rata pembudidaya dapat merasakan nilai tambah hingga Rp. 6.000 per kg hasil produksi. Angka yang lumayan tinggi, padahal menurutnya sebelumnya mereka sangat jarang mendapat nilai tambah optimum seperti saat ini.

"Perbandingan saja, saat ini harga pakan pabrik berkisar Rp. 10.000 s/d 11.000, sementara kami jual pakan mandiri dalam kisaran Rp.4.000  s/d Rp. 5.000 per kg. Saya kira dengan kondisi ekonomi seperti saat ini, pembudidaya harus mulai beralih ke pakan mandiri. Namun disisi lain, kami juga meminta pemerintah untuk menjamin akses pasar dan kestabilan harga", pungkasnya.

Menariknya, pelaku pakan mandiri di Kab. Pasuruan juga melakukan inovasi diversifikasi pakan dengan membudidayakan maggot atau lalat hitam (Black Soldier Fly). Adalah M. Susianto pelaku pakan mandiri sekaligus ketua kelompok mina anugerah lestari yang berhasil mendorong anggota kelompoknya untuk membudidayakan maggot di dekat kolam. Inovasi ini telah terbukti mampu meningkatkan protein pakan dan tingkat efesiensinya. Adapun media budidaya maggot yakni ampas tahu, limbah buah, dan sisa makanan. Intinya menurut Yanto semua menggunakan bahan baku lokal yang tersedia.

Kelompok yang beranggotakan 20 orang ini, memproduksi pakan mandiri berbahan maggot sebanyak 25 kg per hari. Jumlah tersebut menurut Yanto akan terus ditambah kapasitas produksinya.

"Maggot ini punya kandungan protein pakan tinggi yakni pada kisaran 44 - 46 persen, jadi efektif untuk mesubsitusi tepung ikan. Kami telah mencoba sebagai ganti tepung ikan, dalam 10 kg bahan baku diberikan sekitar 2 kg maggot", ungkapnya.

BERITA TERKAIT

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…

BERITA LAINNYA DI Industri

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…