Keukeuh RUPSLB Legal - Tiga Pilar Sejahtera Resmi Tunjuk Dirut Baru

NERACA

Jakarta – Seruan para direksi kepada pemegang saham bahwa rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) pada Senin (22/10) kemarin cacat hukum dan diminta tidak hadir, rupanya tidak dihiraukan para investor atau pemegang saham. Buktinya para pemegang saham yang hadir mencapai 56% dan telah memenuhi kuorum.

Kemudian hasil RUPSLB PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk telah memutuskan untuk mengangkat direksi baru.”Pemegang saham setuju untuk mengangkat direksi utama yakni Hengky. Pemegang saham juga memberikan waktu untuk menyusun timetable dalam proses restrukturisasi,”kata Sekretaris Perusahaan Tiga Pilar Sejahtera Food, Michael H. Hadylaya di Jakarta, kemarin.

Dirinya menuturkan, hal pertama yang akan dilakukan oleh perseroan adalah melakukan penagihan kepada perusahaan yang memiliki utang kepada perseroan. Terkait dengan kecaman yang dilemparkan, dari kubu Stefanus Joko Mogoginta, kata Michael, RUPSLB sudah berpedoman pada surat Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Michael juga tak ambil pusing atas ancaman dilaporkannya direktur baru ke kantor polisi, sebab, setiap warga negara memiliki hak untuk melapor.

Michael juga menegaskan bahwa dalam RUPSLB tersebut kubu dewan direksi atau kubu Joko Mogoginta tak terlihat batang hidungnya dan padahal ikut diundang. “Jadi, dalam rapat ini kami undang mantan direksi untuk datang. Tapi sepanjang RUPSLB, kami tidak lihat tanda dari mereka dan jadi kami simpulkan mereka tidak hadir," ujarnya.

Dalam RUPSLB, pemegang saham telah memberi restu kubu dewan komisaris untuk melakukan perombakan dewan direksi dan dewan komisaris. Adapun hasil keputusan RUPSLB Tiga Pilar Sejahtera memutuskan direktur utama: Hengky Koestanto, direktur independen: Charlie Dungga, komisaris utama dan independen: Yulie Sudargo dan komisaris: Jaka Prasetya.

Sebelumnya, manajemen di bawah kepemimpinan Stefanus Joko Mogoginta Direktur Utama Tiga Pilar sebelum RUPST 2017 mengungkapkan, pihak manajemen telah memiliki investor baru yang siap masuk untuk memperkuat bisnis sekaligus merestrukturisasi utang perseroan. Namun sayangnya, belum bisa disebutkan identitas investor yang akan masuk ke perseroan karena masih dalam proses pembicaraan dengan pemegang saham. Seperti diketahui, AISA memiliki sukuk ijarah dan obligasi dengan total Rp2,1 triliun yang memiliki peringkat D dari Pefindo karena gagal bayar kupon.

Dalam laporan keuangan, perseroan mencatatkan penjualan bersih senilai Rp4,92 triliun pada 2017, atau menyusut sekitar 24% dari posisi Rp6,54 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Kemudian menanggapi kisruhnya antara direksi dan komisaris, dinilai ketua Forum Investor Retail AISA (Forsa), Deni Alfianto Amris telah menyeret peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) karena tidak memahami persoalan dengan melayangkan surat tanggapan yang terkesan mendadak kepada manajemen PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA).

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…