Tren Harga Sawit Melorot - Pendapatan SSMS Bakal Terkoreksi 5%

NERACA

Jakarta –Menurunnya harga minyak sawit mentah atau crude palm oil di pasar memberikan dampak terhadap bisnis PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS). Dimana emiten produsen sawit ini memperkirakan pendapatan sampai akhir tahun ini akan mengalami penurunan setidaknya 5%. “Hingga akhir tahun pendapatan berpotensi turun single digit kurang dari 5%," kata Direktur Utama Sawit Sumbermas, Vallauthan Subraminam di Jakarta, kemarin.

Maka untuk mengantisipasi penurunan harga tersebut, perusahaan terus mendongkrak produksi CPO-nya. Tahun ini saja produksi CPO perusahaan mengalami peningkatan sebesar 20%-25% dibandingkan tahun lalu. Selain itu, Vallauthan juga menyebutkan SSMS diuntungkan dengan depresiasi rupiah karena penjualan yang dilakukan dalam dolar kemudian dikonversi menjadi rupiah.
Di tahun ini tanaman inti perusahaan tengah dalam tingkat maturity sehingga produksi perusahaan di tahun ini sedang mengalami peningkatan di 71 ribu hektar lahan tertanamnya. Untuk mengantisipasi jumlah produksi tandan buah segar (TBS) tersebut, perusahaan tengah melakukan pembangunan tiga pabrik kelapa sawit (PKS) baru pada tahun 2019.

Saat ini perusahaan memiliki 6 PKS dengan kapasitas produksi 300 ribu ton per jam, sementara tiga pabrik barunya ini nantinya seluruhnya akan memiliki kapasitas produksi sebesar 180 ribu ton per jam. Targetnya, satu dari pabrik baru ini akan bisa selesai di akhir tahun ini dan dua lainnya akan selesai di akhir 2019 mendatang.”Tahun depan revenue akan tumbuh kurang lebih antara 10%-15% karena produksi kita naik. Tahun depan juga kita expect harga di pasar dunia akan improve sedikit," ujarnya.
Mulai tahun depan perusahaan juga berencana untuk menambah jumlah lahan penanamannya hingga mencapai 13 ribu hektar dalam tiga tahun. Untuk itu dalam rangka pengembangan perusahaan di tahun depan, Vallauthan mengatakan bahwa perusahaan akan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 500 miliar-Rp 530 miliar yang seluruhnya akan berasal dari dana internal perusahaan.

Nantinya penggunaan dana capex diantaranya untuk mendirikan pabrik kelapa sawit baru dan pengelolaan lahan. Disebutkan, pembangunan pabrik sudah dilakukan di awal tahun dan dua lagi di tahun depan. Maka dengan demikian, pada akhir tahun 2019 total pabrik yang dimiliki akan menjadi 9 pabrik.

Direktur Utama SSMS Vallauthan Subraminam mengatakan, saat ini pihaknya telah memiliki enam pabrik kelapa sawit yang sudah beroprasi dengan kapasitas produksi mencapai 300.000 ton per jam. SSMS akan menambah tiga pabrik kelapa sawit baru pada tahun 2019. Saat ini, SSMS baru memiliki 82.000 hektare lahan inti dan plasma.

Dalam tiga tahun ke depan, perusahaan ini mengincar perluasan kebun hingga mencapai 95.000 hektare. Ini merupakan salah satu strategi perusahaan dalam mengatasi gejolak harga minyak sawit yang trennya menurun. Kemudian berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) menyetujui menangkat mantan direktur utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Ito Warsito sebagai komisaris independen perusahaan.

BERITA TERKAIT

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…