Pemerintah Siapkan Regulasi Cegah Anak Kecanduan Gadget

Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, membenarkan kabar bahwa pemerintah tengah menggodok sebuah aturan untuk membatasi penggunaan gawai seperti smartphone atau tablet oleh anak.

Menurut Rudiantara, setidaknya ada empat kementerian yang ikut terlibat dalam pengggodokan regulasi terkait. Keempatnya adalah Kementerian Komunikasi dan Informatika ( Kominfo), Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA), Kementerian Agama (Kemenag) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Rudiantara mengungkapkan bahwa saat ini gadget kerap menjadi hal yang sulit untuk dijauhkan dari anak. Oleh karena itu dibutuhkanlah pendamping dan batasan untuk mengawasi penggunaan gadget tersebut supaya anak tidak kecanduan. "Contohnya seperti ini, selama pelajaran di kelas nanti kelas tidak diperbolehkan pakai gadget. Nanti jika ada hal urgent, (orang tua siswa) bisa telepon ke gurunya. Itu salah satu contohnya. Makanya ini sedang dirumuskan oleh Kementerian PPA, Kemendikbud, Kemenag dan Kominfo," ujarnya.

Kendati demikian Rudiantara tidak menjelaskan lebih rinci seperti apa rancangan aturan tersebut. Ia pun tidak menyebutkan kapan target aturan ini akan mulai diberlakukan. Rudiantara hanya menyebutkan bahwa aturan dimaksud masih dalam tahap penggodokan. "Gadget itu mungkin akan dibatasi sampai (usia) berapa tahun, tapi bukan berarti tidak boleh sama sekali," ucapnya.

Sebelumnya, penggiat pendidikan Najeela Shihab mengatakan, gadget bisa menjadi pedang bermata dua, terutama bagi anak-anak. Jika digunakan dengan tepat, benda berteknologi itu bisa menjadi sumber informasi. Namun, jika kebablasan, anak bisa kecanduan. Jangan biarkan jika anak Anda sudah kecanduan gadget. Kecanduan ini ditandai dengan anak yang tak bisa 'hidup' tanpa gadget.

Oleh karenanya, dia menyarankan cara mengatasi penggunaan gadget pada anak harus dilakukan sejak dini. Jangan setelah anak kecanduan bermain gadget. "Bagi anak yang sudah terlanjur diberikan gadget dan kecanduan, sebaiknya dilakukan off gadget selama tiga minggu," katanya.

Setelah itu, orangtua dan anak membuat kesepakatan mengenai waktu penggunaan. Misalnya dalam sehari hanya bermain gawai satu atau dua jam saja.

Kakak kandung Najwa Shihab ini juga mengingatkan agar orangtua memperhatikan konten dan aplikasi yang digunakan. Pastikan konten yang dilihat anak di gadget sesuai dengan usia dan kebutuhannya. "Dari awal diberikan, anak harus sudah diberi pemahaman bahwa gadget merupakan milik orang tua yang diberikan kepada mereka dengan sedikit catatan. Dengan cara itu mereka tidak sembarang mem-posting, menonton, atau membuka sesuatu hal yang tidak baik," katanya.

Selain itu, Najeela juga mengajak orangtua lebih kreatif membuat aktivitas di rumah. "Kalau anak bosan, biasanya kita mengatasinya dengan memberikan gadget, padahal cara itu salah. Berikanlah mereka perhatian dan buatlah kegiatan menyenangkan bersama anggota keluarga agar perhatian yang mulanya ke gadget, menjadi ke hal lain," paparnya.

Sedangkan menurut Kepala Departemen Medik Kesehatan Jiwa RSCM-FKUI dr. Kristiana Siste Kurniasanti, SpKJ (K), mengatakan kasus kecanduan gawai sebetulnya berawal dari penggunaannya yang terlalu berlebihan dan tidak dibarengi sikap bijak menggunakan gawai atau gadget.

Banyak orang yang memaksimalkan fungsi gawai, namun tak semua orang mencapai tahap kecanduan. Jadi, fenomena kecanduan gawai adalah sesuatu yang sangat mungkin untuk dicegah. “Prevensi itu penting. Artinya, menggunakan gadget dan internet harus dengan bijak dan harus dimulai dari orangtuanya,” katanya.

Untuk itu, menurut dia, perlu penggunaan gadget secara bijak bisa dimulai dari orangtua. Karena, saat ini masih banyak orangtua yang asyik bermain gadeget di depan anak-anaknya tanpa mempertimbangkan waktu yang tepat. Padahal, orangtua sering kali menjadi contoh bagi anak dalam segala hal di kehidupannya. “Untuk menangulangi  anak menggunakan gadget, harus dimulai dari orangtua . caranya dengan memberikan contoh tidak menggunakan gadget secara berlebihan di depan anak-anaknya,” tandasnya.

BERITA TERKAIT

Bantu UKM Kembangkan Bisnis, Salesforce Luncurkan Pro Suite

  NERACA Jakarta - Salesforce meluncurkan edisi terbaru Pro Suite yang tersedia di market Indonesia. Sebuah solusi yang fleksibel, terukur,…

Menggabungkan Seni dan Teknologi, Ink Lords Kenalkan Desain Kemasan dari Makhluk Mitologi Indonesia

  Menggabungkan Seni dan Teknologi, Ink Lords Ciptakan Desain Kemasan dari Makhluk Mitologi Indonesia NERACA Jakarta - Minat terhadap ‘Creative…

Kolaborasi dengan Timezone - Coocaa Indonesia Bagi THR TV 86 Inch dan Ratusan Juta Rupiah

Coocaa, sebagai brand TV no. 1 di Indonesia berkolaborasi dengan Timezone Indonesia ingin berbagi kebahagiaan serta perasaan dan pengalaman yang…

BERITA LAINNYA DI Teknologi

Bantu UKM Kembangkan Bisnis, Salesforce Luncurkan Pro Suite

  NERACA Jakarta - Salesforce meluncurkan edisi terbaru Pro Suite yang tersedia di market Indonesia. Sebuah solusi yang fleksibel, terukur,…

Menggabungkan Seni dan Teknologi, Ink Lords Kenalkan Desain Kemasan dari Makhluk Mitologi Indonesia

  Menggabungkan Seni dan Teknologi, Ink Lords Ciptakan Desain Kemasan dari Makhluk Mitologi Indonesia NERACA Jakarta - Minat terhadap ‘Creative…

Kolaborasi dengan Timezone - Coocaa Indonesia Bagi THR TV 86 Inch dan Ratusan Juta Rupiah

Coocaa, sebagai brand TV no. 1 di Indonesia berkolaborasi dengan Timezone Indonesia ingin berbagi kebahagiaan serta perasaan dan pengalaman yang…