Walhi: Korupsi Bidang Energi Harus Dijadikan Prioritas

Walhi: Korupsi Bidang Energi Harus Dijadikan Prioritas

NERACA

Jakarta - Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Indonesia Nur Hidayati mengatakan korupsi bidang energi khususnya pembangkit listrik yang berbahan bakar fosil harus menjadi prioritas pemerintah untuk menimbulkan efek jera bagi pelaku korupsi yang hanya mementingkan diri sendiri dan mengabaikan kesejahteraan masyarakat.

"Korupsi batubara baik di hulu di pertambangan maupun hilir di pembangkitan tenaga listrik perlu menjadi agenda prioritas dalam penanganan korupsi," kata Nur dalam acara peluncuran gerakan #BersihkanIndonesia, di Jakarta, dikutip dari Antara, kemarin.

Kemudian Nur mengatakan penanganan korupsi itu juga harus diikuti dengan pengembalian aset karena korupsi seperti di bidang pembangkit Listrik Tenaga Uap berbahan bakar batubara telah merugikan negara dan masyarakat.

Menurut dia, penindakan korupsi harus menjangkau bukan hanya para pemain di permukaan tapi juga aktor-aktor yang bersembunyi di belakang. Nur mengatakan pemulihan lingkungan juga harus diprioritaskan dengan mengutamakan prinsip pencemar membayar melalui pertanggungjawaban hukum.

Peneliti dari Auriga Nusantara Iqbal Damanik mengatakan pemerintah harus memperbaiki tata kelola energi dan kelistrikan yang menjunjung prinsip akuntabilitas, transparansi dan partisipasi publik. Menurut dia, perkara korupsi dan konflik kepentingan harus dijadikan pembelajaran guna mereformasi akuntabilitas sektor energi dengan upaya preventif.

Kemudian dia juga mengatakan minimnya transparansi, akuntabilitas dan partisipasi publik, akan membuka ruang untuk korupsi."Proyek PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap berbahan bakar batu bara) sekarang ini miskin transparansi, minim akuntabilitas apalagi partisipasi publik," lanjut dia.

Dia mengatakan diperlukan komitmen politik untuk membuka data-data energi yang terkait hajat hidup orang banyak."Terbukanya data-data ini harus didesain untuk mempengaruhi pengambilan kebijakan perencanaan ketenagalistrikan yang inklusif, partisipatif dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah," tutur dia.

Dia pun mengatakan Indonesia jangan sampai menjadi pasar PLTU, tapi harus beralih ke energi terbarukan seperti negara-negara lain yang sudah mulai meninggalkan energi fosil karena akan berdampak buruk secara jangka panjang bagi kesehatan, lingkungan dan ekonomi negara. Ant

 

BERITA TERKAIT

Kanwil Kemenkumham Sumsel Sosialisasikan Pendaftaran Merek Kolektif

NERACA Palembang - Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Sumatera Selatan menyosialisasikan pendaftaran merek kolektif yang merupakan…

Jokowi Apresiasi PPATK Atas Pengakuan Efektivitas APU PPT

NERACA Jakarta - Presiden Joko Widodo mengapresiasi Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Komite Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak…

KPK Koordinasi dan Supervisi Pencegahan Korupsi di Pemprov Lampung

NERACA Bandarlampung - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan koordinasi dan supervisi pencegahan korupsi di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung. "Kehadiran…

BERITA LAINNYA DI Hukum Bisnis

Kanwil Kemenkumham Sumsel Sosialisasikan Pendaftaran Merek Kolektif

NERACA Palembang - Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Sumatera Selatan menyosialisasikan pendaftaran merek kolektif yang merupakan…

Jokowi Apresiasi PPATK Atas Pengakuan Efektivitas APU PPT

NERACA Jakarta - Presiden Joko Widodo mengapresiasi Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Komite Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak…

KPK Koordinasi dan Supervisi Pencegahan Korupsi di Pemprov Lampung

NERACA Bandarlampung - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan koordinasi dan supervisi pencegahan korupsi di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung. "Kehadiran…