Esemka Tak Lulus Uji Emisi - Emisi Gas Buang Jadi Ganjalan Produsen Mobil Nasional

NERACA

Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemhub) menyatakan, Esemka Rajawali alias mobil Esemka belum lulus uji emisi. Standar normal emisi gas buang untuk mobil baru, ditetapkan untuk karbon dioksida (CO) sebesar 5 gram per kilometer (km) dan HC+NOx sebesar 0,70 gram/km. Namun emisi gas buang mobil Esemka lebih tinggi hingga dua kali lipatnya, yaitu CO 11,63 gram/km dan HC+NOx sebesar 2,69 gram/km.

"Setelah melalui uji emisi gas buang, Mobil Esemka tidak memenuhi standar ambang batas yang ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhub Bambang S. Ervan di Jakarta, Kamis (1/3).

Lebih jauh Bambang mengungkapkan pengujian gas buang mobil Esemka dilakukan di Balai Termodinamika Motor dan Propulsi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). “Dan kami menyarankan kinerja emisi gas buangnya diperbaiki," tegas Bambang.

Mobil Esemka itu sudah lulus sembilan uji tipe mobil baru, hanya sisa dua uji tipe yang belum lulus, yakni uji emisi gas buang dan uji laik jalan, khususnya kekurangan lampu penerangan. Untuk lampu yang tidak lolos, pemerintah menetapkan standar sinar lampu memiliki 12.000 candel (CD). Namun lampu kanan mobil Esemka baru menyinarkan 10.900 CD, sedangkan lampu sebelah kiri menyinari 6.700 CD. "Ini masih bisa diperbaiki," terangnya.

Ganjalan Mobnas

Karena itu, masalah emisi gas buang ini bisa dikatakan menjadi ganjalan utama bagi produsen mobil nasional lainnya. "Beberapa kendaraan nasional berulang kali bolak-balik. Tawon, Kancil, Gea dan Hino bus, contohnya. Mereka berkali-kali mencoba dan belum berhasil lulus uji tipe," ungkap Bambang.

Dihubungi terpisah anggota Komisi V DPR RI Andi Taufan Tiro meminta produsen mobil Esemka untuk terus melakukan perbaikan-perbaikan setelah sebelumnya Kementerian Perhubungan menyatakan mobil ini tidak lulus uji emisi. "Masalah tidak lulus uji emisi terhadap mobil Esemka hanya masalah teknis saja. Perlu ada perbaikan-perbaikan mesin pada mobil tersebut," kata anggota Komisi V Andi Taufan Tiro kepada di Gedung DPR RI, kemarin.

Taufan meminta produsen dan pihak-pihak yang mendukung Esemka untuk tidak hilang semangat, sebaliknya terus menghasilkan yang terbaik bagi bangsa ini. "Perbaiki saja sistemnya, evaluasi semua mesin, ada yang perlu diperbaiki seperti sistem pembakaran, pengapian, penyetelan udara. Jadi tak signifikan kesalahannya, mudah memperbaikinya," ujarnya.

Karena itu Andi juga menyarankan Emisi diuji emisi di tempat lain sebagai pembanding. "Kalau ada kesan Kementerian Perhubungan tidak berpihak sehingga tak meloloskan mobil Esemka, bisa dites ditempat lain. Ada faktor lain selain mesin, yaitu bahan bakar yang digunakan," tandas Taufan.

Sementara itu di tempat terpisah, Wali Kota Surakarta Joko Widodo menegaskan, produsen mobil Esemka terus menyusun langkah-langkah perencanaan bisnis, kendati mereka belum mendapatkan hasil uji emisi dan Sertifikat Uji Tipe (SUT) sebagai persyaratan pengembangan industri mobil Esemka.

Jokowi, sapaan akrab Joko Widodo, menegaskan sudah banyak pihak yang akan menanamkan modal untuk pengembangan Esemka, tapi dia enggan menyebutkan nama investor itu. "Pengembangan mobil Esemka ini yang penting bukan otomotifnya, tetapi yang perlu dibanggakan adalah mengenai kebangkitan jati diri bangsa ini," terangnya.

Dia menambahkan, pengembangan mobil Esemka hanya membutuhkan investasi sebesar Rp55 miliar dan Rp40 miliar untuk modal awal. Jokowi mengaku bingung saat menentukan harga brand dan ide pengembangan industri jika dilepas kepada investor. "Jadi bukan berarti bayar Rp95 miliar terus dapat 100%. Yang mahal itu brand dan idenya. Untuk ide dan brandnya ini yang belum ketemu," katanya.

Selain itu, dia memaparkan bahwa jika dilepas ke pasar, maka harga merk dagang Esemka dan ide pengembangannya bisa bernilai triliunan rupiah. "Jadi nanti investor menyetor Rp 95 miliar ini mungkin hanya memegang berapa persen dari nilai keseluruhan," sambungnya.

Direktur Pengembangan dan Operasional Solo Technopark (STP), Gampang Sarwono mengaku telah menyiapkan management planning untuk produksi massal mobil Esemka. "Sambil menunggu SUT ke luar, kita akan menyusun manajemen industri Esemka untuk mempersiapkan produksi massalnya," terangnya.

Menurut dia, manajemen produksi mobil harus ditata karena akan melibatkan banyak pihak dan tidak boleh lagi ada kesalahan dan perbaikan-perbaikan seperti saat pembuatan prototipe. STP menargetkan bisa memproduksi 100 hingga 200 unit mobil Esemka, lalu akan terus ditingkatkan pada tahun-tahun berikutnya.

BERITA TERKAIT

BLOK A PASAR TANAH ABANG KEMBALI DIBUKA - Melalui Berbagi Bahagia Bersama BRI Group

Pekerja beristirahat di kawasan Blok A Pasar Tanah Abang, Jakarta, Selasa (23/4/2024). Kegiatan kembali normal pascapenutupan Pasar Tanah Abang Blok…

HANA BANK CETAK KINERJA POSITIF DI TAHUN 2023 - Melalui Berbagi Bahagia Bersama BRI Group

HANA BANK CETAK KINERJA POSITIF DI TAHUN 2023 : Nasabah berjalan di depan kantor layanan Hana Bank di Jakarta, baru-baru…

Ekspansi Data Center - DCI Indonesia Siapkan Belanja Modal Rp 1 Triliun

NERACA  Jakarta – Danai ekspansi bisnisnya, PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini…

BERITA LAINNYA DI Berita Foto

BLOK A PASAR TANAH ABANG KEMBALI DIBUKA - Melalui Berbagi Bahagia Bersama BRI Group

Pekerja beristirahat di kawasan Blok A Pasar Tanah Abang, Jakarta, Selasa (23/4/2024). Kegiatan kembali normal pascapenutupan Pasar Tanah Abang Blok…

HANA BANK CETAK KINERJA POSITIF DI TAHUN 2023 - Melalui Berbagi Bahagia Bersama BRI Group

HANA BANK CETAK KINERJA POSITIF DI TAHUN 2023 : Nasabah berjalan di depan kantor layanan Hana Bank di Jakarta, baru-baru…

Ekspansi Data Center - DCI Indonesia Siapkan Belanja Modal Rp 1 Triliun

NERACA  Jakarta – Danai ekspansi bisnisnya, PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini…