Minat Jadi Perusahaan Efek Daerah Tinggi

NERACA

Jakarta – Dukung pembangunan perusahaan efek daerah dalam rangka pemerataan investor di daerah, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan minat sejumlah korporasi lokal untuk menjadi perusahaan efek daerah cukup tinggi dan karena itu BEI optismistis perusahaan efek daerah akan cepat terbentuk setelah seluruh persiapan regulasi dan infrastruktur rampung.

Inarno Djajadi, Direktur Utama BEI mengatakan bahwa tidak kurang dari 10 korporasi daerah sudah menyatakan minat untuk menjadi perusahaan efek daerah. Beberapa korporasi tersebut umumnya masih berasal dari Pulau Jawa. Dirinya menilai, perusahaan dari daerah manapun bisa saja menjadi peserta pilot project untuk uji coba menjadi perusahaan efek daerah ini. Adapun, BEI belum menentukan siapa saja yang akan masuk dalam pilot project.”Banyak sekali yang berminat, ada di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Yogyakarta. Jadi, banyak sekali,” ujarnya di Jakarta, kemarin.

Inarno mengatakan, saat ini yang tengah menjadi prioritas BEI adalah merampungkan pembentukan dan persiapan infrastruktur anak perusahaan BEI di bidang teknologi informasi. Perusahaan ini akan menjadi pendukung bagi back office system dari perusahaan efek daerah nantinya.

Dia menargetkan, pendirian perusahaan teknologi informasi itu bisa dirampungkan tahun ini. Bila demikian, paling cepat pembentukan perusahaan efek daerah sudah bisa terjadi pada awal tahun depan. Menurutnya, belum adanya perusahaan teknologi informasi yang mendukung sistem back office perusahaan efek daerah inilah yang menjadi kendala utama belum beroperasinya perusahaan efek daerah. Begitu perusahaan teknologi informasi ini siap, maka tidak ada masalah lagi.

Hadirnya perusahaan efek daerah diharapkan bisa menjaring lebih banyak investor ritel dari daerah-daerah yang selama ini sulit mengakses pasar modal. Selain itu, perusahaan efek derah ini juga bisa menjaring perusahaan-perusahaan lokal untuk menjajaki peluang IPO atau pemda setempat untuk menerbitkan obligasi daerah.

Hoesen, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, mengatakan bahwa OJK telah menyiapkan aturan tentang perusahaan efek daerah tersebut yang tujuannya tidak lain adalah untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di bidang pasar modal. Berdasarkan survei OJK pada 2016, indeks literasi keuangan dan inklusi keuangan di sektor pasar modal masing-masing hanya 4,4% dan 1,25%. Rendahnya literasi dan inklusi keuangan pasar modal tercermin pula dari rendahnya data SID investor individu yang masih kurang dari 1 juta.

BERITA TERKAIT

Rayakan Hari Jadi Ke-44 - YDBA Siap Berkolaborasi Memajukan UMKM Indonesia

Komitmen PT Astra Internasional Tbk untuk memberdayakan masyarakat tidak pernah padam. Melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) telah mampu membawa…

Laba Bersih Antam Menyusut Tajam 85,66%

NERACA Jakarta – Di kuartal pertama 2024, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam membukukan laba bersih Rp238,37 miliar atau…

Salim Ivomas Kantongi Laba Rp307,10 Miliar

NERACA Jakarta - PT Salim Ivomas Pratama Tbk. (SIMP) membukukan pertumbuhan laba di kuartal pertama 2024. Dimana emiten produsen minyak…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Rayakan Hari Jadi Ke-44 - YDBA Siap Berkolaborasi Memajukan UMKM Indonesia

Komitmen PT Astra Internasional Tbk untuk memberdayakan masyarakat tidak pernah padam. Melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) telah mampu membawa…

Laba Bersih Antam Menyusut Tajam 85,66%

NERACA Jakarta – Di kuartal pertama 2024, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam membukukan laba bersih Rp238,37 miliar atau…

Salim Ivomas Kantongi Laba Rp307,10 Miliar

NERACA Jakarta - PT Salim Ivomas Pratama Tbk. (SIMP) membukukan pertumbuhan laba di kuartal pertama 2024. Dimana emiten produsen minyak…