Indonesia Eximbank Bantu Eskportir Masuk Pasar Global - Lewat Digitalisasi

 

 

NERACA

 

Jakarta – Bisnis online tengah berkembang pesat. Total penjualan tahunan berbasis e-commerce dari beberapa negara berkembang yang meliputi Brazil, India, Tiongkok, Meksiko, Rusia, Saudi Arabia, Afrika Selatan, Turki termasuk Indonesia diperkirakan akan mencapai US$ 3,5 triliun di 2018. Berdasarkan data statistik (Credit Suisse’s report), 50% dari populasi di negara berkembang memilih untuk berbelanja melalui platform online. Hal ini memberikan dampak bagi perusahaan yang bergerak di bidang ritel, keuangan, dan teknologi. 

Melihat peluang dan potensi tersebut, salah satu bentuk dukungan Indonesia Eximbank atau Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) di tahun 2018 adalah dengan menginisiasi suatu program untuk membantu para pelaku usaha berorientasi ekspor/eksportir, yaitu Digital Handholding Program (DHP).

Direktur Eksekutif Indonesia Eximbank, Sinthya Roesly mengatakan bahwa yang dilakukan Indonesia Eximbank melalui DHP diharapkan dapat membantu pelaku UMKM berorientasi ekspor untuk meningkatkan daya saing produk unggulannya di pasar global melalui pendampingan, pemberian fasilitas, dan pelatihan yang diberikan secara berkesinambungan. “Dengan begitu, pelaku UMKM ekspor Indonesia akan mampu memasarkan, memperluas akses pasar, serta mempromosikan produknya di pasar global,” ungkap Sinthya dalam keterangannya yang dikutip, Selasa (9/10).

Dalam rangkaian kegiatan IMF/WBG Annual Meetings 2018 di Bali, LPEI berkesempatan menyelenggarakan diskusi panel dengan mengambil tema “The Perfect Time to Enhance Emerging Economies’ Cooperation on Trade”. Salah satu diskusi panel mengangkat tema pentingnya Kerja Sama Selatan-Selatan ditandai dengan adanya ketegangan perdagangan dan ketidakstabilan pasar keuangan global.

Pasar yang sedang berkembang mengalami perubahan yang signifikan seiring dengan berjalannya waktu sehingga Perdagangan Selatan-Selatan (perdagangan antar negara berkembang) menjadi sangat penting. Pada dekade terakhir, terlihat peningkatan volume perdagangan internasional serta perjanjian perdagangan. Dengan ketidakpastian pertumbuhan risiko dari hal-hal tidak terduga terkait pasar keuangan global, perjanjian perdagangan menjadi hal yang penting. Adanya perjanjian perdagangan mempengaruhi penurunan tarif maupun non-tarif antar negara yang berpartisipasi dengan produk yang beragam.

Pembahasan inti dari diskusi ini adalah ketegangan perdagangan dan ketidakpastian dalam perang tarif serta dampak dan konsekuensinya terhadap pasar berkembang. Adanya peningkatan signifikan terhadap tarif impor, semakin menekan volume perdagangan internasional dan kinerja ekspor. Selain itu, tingginya ketergantungan terhadap mata uang dolar, akan membebani pembiayaan eksportir.

Adanya prokteksi dalam perdagangan dapat mengurangi akses pasar ke negara-negara maju. Dengan begitu, persaingan yang terjadi di pasar ekspor akan semakin sengit karena para eksportir perlu melakukan pengalihan ekspor dari pasar Amerika. “Kondisi ini menunjukkan pentingnya Kerja Sama Selatan-Selatan, terutama untuk menciptakan respon serta strategi yang potensial untuk mengatasi situasi yang terjadi. Selaras dengan salah satu tujuan dari diselenggarakannya Kerja Sama Selatan-Selatan yaitu untuk membuka peluang serta penetrasi pasar. Untuk melakukan penetrasi pasar, LPEI dukung pembiayaan ke negara-negara di kawasan Afrika dan ini sejalan dengan Penugasan Khusus yang diberikan Pemerintah melalui KMK No.787/KMK.08/2017,” ucap Direktur Pelaksana I LPEI Dwi Wahyudi.

 

BERITA TERKAIT

Kredit Perbankan Meningkat 12,40%

    NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengatakan kredit perbankan meningkat 12,40 persen secara year on year (yoy) pada triwulan I-2024,…

Bank Saqu Catat Jumlah Nasabah Capai 500 Ribu

    NERACA Jakarta – Layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yaitu Bank Saqu mencatat jumlah nasabah…

Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD untuk Dukung Transaksi Non Tunai

    NERACA Jakarta – Bank DKI menggandeng komunitas Mini 4WD untuk memperkenalkan aplikasi JakOne Mobile sebagai upaya mendukung penerapan…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Kredit Perbankan Meningkat 12,40%

    NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengatakan kredit perbankan meningkat 12,40 persen secara year on year (yoy) pada triwulan I-2024,…

Bank Saqu Catat Jumlah Nasabah Capai 500 Ribu

    NERACA Jakarta – Layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yaitu Bank Saqu mencatat jumlah nasabah…

Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD untuk Dukung Transaksi Non Tunai

    NERACA Jakarta – Bank DKI menggandeng komunitas Mini 4WD untuk memperkenalkan aplikasi JakOne Mobile sebagai upaya mendukung penerapan…