Persediaan Beras di Lebak Tidak Perlu Impor

Persediaan Beras di Lebak Tidak Perlu Impor

NERACA

Lebak - Persediaan beras untuk konsumsi masyarakat di Kabupaten Lebak, Banten tidak perlu impor dari luar negeri karena stok pangan hasil panen tahun 2018 surplus hingga 14,3 bulan ke depan.

"Kita memastikan persediaan beras relatif mencukupi sampai tahun 2019," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Dede Supriatna saat meninjau gerakan percepatan tanam di Lebak, Senin (8/10).

Pemerintah daerah mengapresiasi petani Kabupaten Lebak yang mampu menyediakan pangan hingga surplus, sehingga tidak perlu didatangkan beras impor. Produksi beras hasil budi daya petani di sini melimpah dan sekitar 40 persen dipasok untuk kebutuhan konsumsi nasional, seperti DKI Jakarta, Jawa Barat hingga Lampung."Kami mengajak petani setelah panen agar melaksanakan percepatan tanam," kata dia menjelaskan.

Menurut dia, produksi pangan di Kabupaten Lebak sampai September 2018 surplus 14,3 bulan dengan produksi sebanyak 271.774 ton setara beras atau 494.135 gabah kering giling (GKG). Sedangkan, kebutuhan konsumsi beras bagi warga Kabupaten Lebak yang berpenduduk 1,2 juta jiwa itu sekitar 11.977 ton per bulan atau 143.724 ton per tahun dengan rata-rata per kapita sebanyak 114 kilogram. Dengan demikian, produksi beras di Lebak surplus sekitar 175.959 ton dan aman hingga 14,3 bulan ke depan."Kami minta pemerintah tidak perlu mendatangkan beras impor," ujar dia.

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Tambakbaya, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Ruhyana mengatakan pihaknya hingga kini mampu memproduksi beras sebanyak 30 ton per bulan. Produksi beras itu, selain dipasok ke sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Lebak juga dipasok ke DKI Jakarta. Mereka para petani di wilayahnya mengembangkan tanaman padi seluas 300 hektare dan bisa panen tiga kali musim tanam per tahun."Kami mengapresiasi adanya bantuan dari Kementan sehingga bisa meningkatkan produksi pangan," ujar dia.

Sementara itu, seorang pedagang beras di Pasar tradisional Rangkasbitung, Ujang (55) mengatakan, selama ini pasokan beras lokal mencukupi dan tidak mendatangkan dari luar daerah maupun impor. Sebab, hasil panen September 2018 lalu melimpah, meski tiga buln terakhir ini terjadi kekeringan."Kami masih mendatangkan dari petani lokal, sehingga harga relatif stabil," kata dia menjelaskan. Ant

BERITA TERKAIT

Riset Tetra Pak: Perusahaan Makanan dan Minuman Berkomitmen Meminimalkan Penggunaan Plastik

NERACA Jakarta - Tetra Pak belum lama ini melakukan survei kepada perusahaan makanan dan minuman atas komitmen keberlanjutan yang dilakukan…

Pemkot Bogor Fokus Tangani Sampah dari Sumbernya

NERACA Kota Bogor - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, melalui Satgas Naturalisasi Ciliwung mendampingi warga di wilayahnya fokus menangani…

Beras Medium di Kota Sukabumi Alami Penurunan Harga

NERACA Sukabumi - Harga beras medium di sejumlah kios di Pasar Pelita dan Tipar Gede Kota Sukabumi alami penurunan harga…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Riset Tetra Pak: Perusahaan Makanan dan Minuman Berkomitmen Meminimalkan Penggunaan Plastik

NERACA Jakarta - Tetra Pak belum lama ini melakukan survei kepada perusahaan makanan dan minuman atas komitmen keberlanjutan yang dilakukan…

Pemkot Bogor Fokus Tangani Sampah dari Sumbernya

NERACA Kota Bogor - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, melalui Satgas Naturalisasi Ciliwung mendampingi warga di wilayahnya fokus menangani…

Beras Medium di Kota Sukabumi Alami Penurunan Harga

NERACA Sukabumi - Harga beras medium di sejumlah kios di Pasar Pelita dan Tipar Gede Kota Sukabumi alami penurunan harga…