Di Tengah Tren Rupiah Loyo - IHSG Perkasa Berkat Saham Kapitalisasi Besar

NERACA

Jakarta – Meskipun dihantui sentimen negatif terdepresiasinya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang tembus Rp 15.252/US$, hal tersebut tidak membuat laju indeks harga saham gabungan (IHSG) ikut loyo. Pasalnya, mengakhiri perdagangan Senin (8/10) awal pekan kemarin ditutup menguat 29,13 poin atau 0,51% menjadi 5.761,07. Sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 6,18 poin atau 0,69% menjadi 904,13.

Head of Dealing Narada Kapital Indonesia, Indra Prasetiya menilai bahwa penguatan IHSG pada awal pekan ini lebih disebabkan faktor teknikal setelah mengalami tekanan pada pekan sebelumnya.”Sebagian investor mulai melakukan akumulasi saham-saham berkapitalisasi besar,”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Selain itu, lanjut dia, penguatan IHSG juga disebabkan oleh spekulasi investor terhadap Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional-Bank Dunia (IMF-WB) 2018 akan memicu investasi investor asing."Terkait IMF-WB masih belum tahu hasilnya, jadi sifatnya ke arah spekulasi saja. Diharapkan ada hasil positif dari pertemuan itu," katanya.

Sementara itu tercatat frekuensi perdagangan saham pada Senin (8/10) sebanyak 362.220 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 12,96 miliar lembar saham senilai Rp6,90 triliun. Sebanyak 167 saham naik, 216 saham menurun dan 123 saham tidak bergerak nilainya. Bursa regional, di antaranya indeks Shanghai ditutup melemah 104,84 poin (3,72%) ke 2.716,51, indeks Hang Seng melemah 370,00 poin (1,39%) ke 26.202,57, dan indeks Strait Times melemah 28,34 poin (0,881%) ke posisi 3.181,45.

Pada pembukaan perdagangan, IHSG dibuka menguat 3,37 poin atau 0,06% menjadi 5.735,30. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 0,41 poin atau 0,05% menjadi 898,36.”IHSG bergerak menguat setelah mengalami penurunan cukup dalam pada pekan lalu," kata Analis senior CSA Research Institute, Reza Priyambada.

Kendati demikian, menurut dia, penguatan IHSG yang bersifat teknikal itu masih rentan terhadap pelemahan mengingat minimnya sentimen positif yang beredar di pasar saham.”Pergerakan nilai tukar rupiah yang terpengaruh penguatan dolar AS secara global masih dapat membebani pasar saham," ujarnya.

Di sisi lain, lanjut dia, pergerakan sejumlah bursa saham Asia yang mengalami tekanan dapat menambah beban bagi IHSG. Sementara kepala riset Valbury Sekuritas, Alfiansyah mengatakan, konflik dagang Amerika Serkat-Tiongkok berpotensi menjadi geopolitik setelah kapal Tiongkok menghalau kapal AS yang melintas di Laut Cina Selatan.”Situasi itu juga dapat membawa ketidakpastian pasar," jelasnya.

Bursa regional, di antaranya indeks Shanghai dibuka melemah 66,07 poin (2,34%) ke 2.755,28, indeks Hang Seng melemah 119,43 poin (0,45%) ke 26.453,13, dan indeks Strait Times melemah 19,86 poin (0,62%) ke posisi 3.189,93.

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…