Perang Dagang Diperkirakan Terus Berlanjut

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memperkirakan perang dagang, yang menimbulkan ketidakstabilan perekonomian global, masih akan berlanjut. "Ketidakstabilan global itu tidak bisa dihindari, akan jalan terus. Malahan kalau tadinya dibilang paling hanya sampai kuartal pertama tahun depan, sepertinya tidak," katanya saat ditemui di Kementerian Keuangan, Jakarta, akhir pekan kemarin.

Mantan Gubernur Bank Indonesia itu menjelaskan bahwa situasi perang dagang yang sedang mengemuka saat ini tidak bisa direm, sehingga turut membuat ketidakpastian berlanjut makin lama. Negara-negara yang terlibat mulai mengembangkan strategi yang semakin bercabang-cabang, sehingga untuk menghentikannya akan susah dan memerlukan waktu lebih lama. "Perang dagangnya bukan makin reda, namun makin variatif dan makin dikembangkan macam-macam cara sehingga tidak sekadar mengenakan tarif akan barang," kata Darmin.

Untuk menghadapi kondisi semacam itu, Darmin menyebutkan bahwa pemerintah dan otoritas terkait akan menyiapkan langkah-langkah yang lebih bersifat jangka menengah. "Kami harus menyiapkan langkah-langkah untuk jangka menengah, tidak lagi sekadar jangka pendek. Apa saja itu? Ya tunggu saja kami akan jelaskan," ujar dia Selain itu, Darmin juga menyoroti mengenai kondisi ekonomi Amerika Serikat yang tumbuh positif dan lebih baik dibandingkan negara-negara ekonomi utama dunia. "Yang perlu kita lihat, kalau 'midterm election' yang November 2018, apakah (Presiden AS Donald Trump) Trump masih begitu, nah, itu belum kami tahu," kata dia.

Pertumbuhan Turun

Bank Dunia (World Bank/ WB) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi kawasan Asia Timur dan Pasifik untuk tahun 2018 sebesar 30 basis poin. Ramalan penurunan ini dipicu oleh perang dagang antara Amerika Serikat dengan China, serta gejolak arus modal keluar di negara-negara berkembang. Dalam paparan via streaming video konferensi, Sudhir Shetty selaku Kepala Ekonom WB untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik mengumumkan proyeksi pertumbuhan kawasan tahun ini yang turun menjadi 6,3% dari 6,6% tahun lalu.

Sementara itu, di tahun 2019 dan 2020 perekonomian kawasan ini diprediksi tumbuh 6%. Proyeksi tersebut turun 10 basis poin dibanding estimasi yang diumumkan WB di bulan April lalu, yakni 6,1%. "Pertumbuhan di kawasan sejauh ini di tahun 2018 tetap kuat, maka dari itu kami memprediksi negara berkembang di Asia Timur tumbuh sekitar 6,3% di 2018. Meski laju ini sedikit lebih lambat dari tahun 2017, seluruh [pertumbuhan] hampir terkait dengan pertumbuhan yang melambat di China," jelas Shetty.

Bank Dunia tidak mengubah proyeksi pertumbuhan ekonomi China di tahun 2018, yakni turun ke 6,5% dari 6,9% di tahun sebelumnya. Perlambatan ekonomi China diprediksi masih akan berlangsung sampai tahun 2020, dengan pertumbuhan yang diprediksi berada di posisi 6,2% di tahun 2019 dan 2020, menurut WB. Penurunan pertumbuhan China diprediksi akan terjadi karena Negara Tirai Bambu itu terus menyeimbangkan perekonomiannya. Pasalnya, China sedang dalam masa transisi untuk menggeser ekonomi yang didorong oleh investasi dan ekspor menjadi perekonomian yang tumbuh berdasarkan konsumsi dan jasa.

"Penurunan ini akan mencerminkan berlanjutnya kebijakan yang bertujuan untuk memperlambat pertumbuhan kredit dan memperbaiki kualitas pertumbuhan," tutur Shetty. Jika tidak termasuk China, pertumbuhan kawasan Asia Timur dan Pasifik diprediksi datar di posisi 5,3% di tahun 2018 sampai 2020. Tingginya permintaan domestik diprediksi akan menjadi pendorong utama pertumbuhan di kawasan ini.

 

BERITA TERKAIT

Jadilah Individu Beretika di Dunia Nyata Maupun Digital

Jadilah Individu Beretika di Dunia Nyata Maupun Digital NERACA Banyuwangi - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab  NERACA Probolinggo - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…

Perhatikan Batasan dalam Berkonten di Media Sosial

  NERACA Jember - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo RI) berkomitmen meningkatkan literasi digital masyarakat menuju Indonesia #MakinCakapDigital2024. Dalam rangka…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Jadilah Individu Beretika di Dunia Nyata Maupun Digital

Jadilah Individu Beretika di Dunia Nyata Maupun Digital NERACA Banyuwangi - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab  NERACA Probolinggo - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…

Perhatikan Batasan dalam Berkonten di Media Sosial

  NERACA Jember - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo RI) berkomitmen meningkatkan literasi digital masyarakat menuju Indonesia #MakinCakapDigital2024. Dalam rangka…