BI Tegaskan Terus Berada Di Pasar - Stabilkan Rupiah

 

 

NERACA

 

Jakarta - Bank Indonesia (BI) menyatakan terus berada di pasar guna memantau dan melakukan langkah stabilisasi pergerakan rupiah yang dalam beberapa hari terakhir mengalami pelemahan hingga menembus Rp15.000 per dolar AS. "Kita terus berada di pasar. Tidak hanya memantau, tapi kita juga melakukan langkah stabilisasi sesuai mekanisme pasar, supaya 'supply and demand' bergerak secara baik di pasar valas," kata Gubernur BI Perry Warjiyo saat ditemui di Kompleks Perkantoran BI, Jakarta, akhir pekan kemarin.

Perry menjelaskan, pelemahan rupiah saat ini memang terjadi karena menguatnya dolar AS yang diiringi kenaikan imbal hasil obligasi Pemerintah AS tenor 10 tahun (US-Treasury Bill) yang cukup tinggi yaitu menjadi 3,23 persen, untuk mengantisipasi hasil survei Michigan yang menyebutkan pertumbuhan lapangan kerja di AS lebih besar dari perkiraan. "Ini memang menunjukkan ekonomi AS yang menguat dan karena itu dalam kondisi ini investor global "preferance"-nya invest di sana," ujar Perry.

Selain itu, lanjut Perry, ketegangan perang dagang AS dan Tiongkok yang masih berlangsung serta faktor geopolitik di Eropa dan sejumlah negara lainnya, turut memengaruhi nilai tukar Rupiah. Bank sentral sendiri juga terus berkomunikasi dengan para pelaku baik di perbankan maupun sektor riil, serta para importir dan eksportir, untuk memastikan suplai dan permintaan valas di pasar berjalan dengan baik.

"Kami juga mempercepat persiapan teknis untuk berlakunya Domestic Non-Deliverable Forward atau NDF. Kan memang sudah berlaku secara ketentuan, tapi teknis operasionalnya perlu ada persiapan," kata Perry. Bank sentral, katanya, juga terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam mengendalikan defisit neraca transaksi berjalan.

Dalam kesempatan sebelumnya, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengatakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih dalam batas aman karena kondisi di sektor perbankan dinilai memiliki daya tahan dalam menghadapi depresiasi kurs. "Sektor perbankan kuat. Semua bank kategori BUKU I-IV, CAR (Capital Adequacy Ratio/rasio kecukupan modal bank)-nya di atas 20 persen," kata Mirza.

Ia menjelaskan bahwa rasio kecukupan modal yang dianggap sehat bagi bank adalah minimum 8,5 persen sampai dengan 14 persen apabila memerhatikan aspek risiko. Selain itu, lanjut Mirza, BI juga selalu memperhatikan kondisi likuiditas di pasar dan memandang bahwa saat ini likuiditas masih cukup meskipun sebelumnya BI 7-Day Reverse Repo Rate dinaikkan 25 basis poin (bps) menjadi 5,75 persen.

"Kalau BI sudah menaikkan 150 bps, bunga di pasar time deposit itu kenaikannya belum sampai 50 bps jadi masih terkendali. BI selalu siap membuka keran likuiditas dengan fasilitas term repo. BI pasti akan masuk ke pasar jika memang likuiditas rupiah mengetat," ujar dia.

Mirza juga meminta agar kondisi pelemahan rupiah jangan hanya dilihat posisi angkanya yang sudah melebihi level psikologis baru di atas Rp15 ribu. Aspek volatilitas serta pasokan dan permintaan juga perlu diperhatikan. "Kita ini sudah mengalami volatilitas sejak 2013, tapi bukan cuma Indonesia. India, Filipina, Meksiko, Brasil, Afrika Selatan, dan bahkan negara maju yang suku bunganya lebih rendah dari AS juga mengalami pelemahan kurs," kata dia.

 

BERITA TERKAIT

Kredit Perbankan Meningkat 12,40%

    NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengatakan kredit perbankan meningkat 12,40 persen secara year on year (yoy) pada triwulan I-2024,…

Bank Saqu Catat Jumlah Nasabah Capai 500 Ribu

    NERACA Jakarta – Layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yaitu Bank Saqu mencatat jumlah nasabah…

Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD untuk Dukung Transaksi Non Tunai

    NERACA Jakarta – Bank DKI menggandeng komunitas Mini 4WD untuk memperkenalkan aplikasi JakOne Mobile sebagai upaya mendukung penerapan…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Kredit Perbankan Meningkat 12,40%

    NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengatakan kredit perbankan meningkat 12,40 persen secara year on year (yoy) pada triwulan I-2024,…

Bank Saqu Catat Jumlah Nasabah Capai 500 Ribu

    NERACA Jakarta – Layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yaitu Bank Saqu mencatat jumlah nasabah…

Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD untuk Dukung Transaksi Non Tunai

    NERACA Jakarta – Bank DKI menggandeng komunitas Mini 4WD untuk memperkenalkan aplikasi JakOne Mobile sebagai upaya mendukung penerapan…