NERACA
Jakarta - Pemerintah Indonesia membentuk mekanisme pengelolaan bantuan bencana gempa bumi di Provinsi Sulawesi Tengah. "Jadi sekarang kita membuat semacam mekanisme untuk bagaimana menampung kalau dia dalam bentuk uang," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani usai mendampingi Presiden Joko Widodo menerima pimpinan BPK RI di Istana Negara, Jakarta pada Kamis (4/10).
Menurut Menkeu Sri, pemerintah berencana memanfaatkan dana bantuan itu untuk memulihkan dan membangun fasilitas dan perumahan di sejumlah kawasan di Sulawesi Tengah yang terdampak gempa bumi dan tsunami. Sri menjelaskan terdapat beberapa pihak, termasuk dari negara sahabat, yang menyampaikan keinginannya memberi bantuan dalam bentuk dana.
Dia menambahkan hingga pada Desember 2018, upaya yang dilakukan dalam masih pada pencarian dan penyelamatan korban. "Presiden dan Wakil Presiden akan terus mengontrol berbagai langkah kedaruratan ini karena fokusnya adalah menyelamatkan jiwa dan mengembalikan aktivitas secepat mungkin," ujar Menkeu. Pemerintah akan mengidentifikasi kerugian rumah dan memberikan bantuan kepada masyarakat untuk membangun rumah tahan gempa bumi. Selain itu, pemerintah juga akan memperkirakan kerusakan atas bangunan sekolah, rumah sakit dan fasilitas sosial.
Jumlah Korban
Korban meninggal dunia akibat gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah terus bertambah, di mana hingga Kamis pukul 13.00 WIB sudah mencapai 1.424 orang, kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho. "Korban meninggal dunia yang sudah dimakamkan 1.407 orang setelah diidentifikasi," kata Sutopo.
Sutopo mengatakan korban meninggal dunia terbanyak ditemukan di Kota Palu, yaitu mencapai 1.203 orang. Selain di Palu, korban meninggal dunia juga ditemukan di Kabupaten Donggala 144 orang, Kabupaten Sigi 64 orang, Kabupaten Parigi Moutong 12 orang dan Pasang Kayu, Sulawesi Barat satu orang. "Prioritas pertama penanganan gempa dan tsunami di sana adalah melanjutkan evakuasi, pencarian dan pertolongan korban," jelasnya.
Gempa bumi berkekuatan 7,7 Skala Richter yang telah dimutakhirkan oleh BMKG menjadi 7,4 Skala Richter mengguncang wilayah Palu dan Donggala pada Jumat (28/9) pukul 17.02 WIB. Pusat gempa berkedalaman 10 kilometer itu berada pada 27 kilometer Timur Laut Donggala. BMKG telah mengaktivasi peringatan dini tsunami dengan status Siaga (tinggi potensi tsunami 0,5 meter hingga tiga meter) di pantai Donggala bagian barat, dan status Waspada (tinggi potensi tsunami kurang dari 0,5 meter) di pantai Donggala bagian utara, Mamuju bagian utara dan Kota Palu bagian barat. BMKG mengakhiri peringatan dini tsunami sejak Jumat (28/9) pukul 17.36 WIB.
Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini NERACA Jakarta - Bangkok RHVAC 2024 dan…
NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…
NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…
Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini NERACA Jakarta - Bangkok RHVAC 2024 dan…
NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…
NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…