BI : CAD Sebabkan Rupiah Melemah

 

NERACA

 

Jakarta - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengatakan, gejolak pelemahan nilai tukar akan lebih besar dialami oleh negara berkembang yang memiliki defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD). "Memang negara-negara berkembang yang defisit itu lebih besar gejolaknya, tetapi yang penting pemerintah dan BI sudah bersatu padu supaya CAD ini bisa berkurang," kata Mirza di Gedung BI, Jakarta, Kamis (4/10).

Ia menjelaskan bahwa masalah defisit transaksi berjalan telah lama menjadi pekerjaan rumah yang belum bisa diselesaikan. Defisit transaksi berjalan terjadi ketika impor barang dan jasa lebih besar daripada ekspor sehingga pasokan valuta asing menjadi defisit. Mirza menyebutkan defisit transaksi berjalan selama ini disebabkan ada upaya mendorong pembangunan infrastruktur sehingga impor yang tumbuh adalah untuk sektor produktif.

Ia berpendapat pemerintah dan otoritas terkait perlu menunjukkan kepada investor bahwa pasar finansial produktif dan Indonesia berupaya mengendalikan CAD melalui pariwisata, pengendalian impor, dan pemberian insentif ekspor. "Bahwa kita bersahabat pada penanaman modal asing yang berorientasi ekspor dan bisa mengendalikan impor-impor yang tidak mendesak," ujar dia.

Mirza berharap volatilitas nilai tukar di negara-negara berkembang dapat selesai pada semester I tahun depan. Dalam dua tahun terakhir (2016-2017), defisit transaksi berjalan mencapai sekitar 17 miliar dolar AS. Defisit tersebut mampu diimbangi oleh surplus neraca transaksi modal dan finansial pada kisaran 29 miliar dolar AS.

Selama semester I-2018, defisit transaksi berjalan telah mencapai 13,7 miliar dolar AS, terdiri dari 5,7 miliar dolar AS pada triwulan I-2018 dan 8 miliar dolar AS triwulan II-2018. Defisit transaksi berjalan diprediksi mencapai 25 miliar dolar AS sepanjang 2018. Ekspor barang pada semester I-2018 mencapai sekitar 88,2 miliar dolar AS, namun impor cukup tinggi mencapai 85,6 miliar dolar AS. Sementara surplus neraca transaksi modal dan finansial hanya mencapai 6,5 miliar dolar AS.

Tak Perlu Risau

Meski rupiah telah menyentuh angka Rp15 ribu per dolar, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan masyarakat tidak perlu risau dengan kondisi nilai tukar rupiah yang menyentuh angka psikologis baru di Rp15 ribu per dolar AS. "Rupiah saya kira tidak ada masalah, kenapa mesti risau di Rp15 ribu. Saya bilang tidak perlu risau karena inflasi masih bagus dan utang masih rendah," kata Luhut. .

Ia menjelaskan pula bahwa pemerintah mempunyai strategi untuk menekan laju impor, diantaranya melalui program B20, pariwisata, dan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN). “APBN kita juga sangat kredibel. Tidak ada masalah pendanaan. Kami bayar untuk Palu, Ibu (Menkeu) Ani kasih uangnya," kata dia.

Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan imbal hasil obligasi Amerika Serikat yang naik menjadi salah satu faktor yang mendorong rupiah kembali tertekan terhadap dolar AS. "Sentimen obligasi Amerika Serikat itu mendorong aliran dana cenderung keluar dari pasar negara berkembang," kata dia.

Ia menambahkan kenaikan harga minyak mentah dunia turut memberikan imbas negatif bagi mata uang domestik. Kenaikan harga minyak mentah dunia dinilai dapat membuat defisit neraca berjalan berpotensi meningkat. Di sisi lain, lanjut dia, keputusan Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan juga belum mampu menahan pelemahan rupiah lebih dalam.

Analis Bahana Sekuritas Muhammad Wafi mengatakan pergerakan rupiah masih dibayangi oleh sentimen negatif dari defisit neraca transaksi berjalan. "Kinerja neraca transaksi berjalan masih menjadi perhatian pelaku pasar," katanya.

 

BERITA TERKAIT

AIA Hadirkan Buku Polis Digital ePolicy

AIA Hadirkan Buku Polis Digital ePolicy NERACA Jakarta - Kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian bumi menjadi komitmen bersama untuk mencapai…

BSI : Komposisi Pembiayaan EV Capai Rp180 Miliar

    NERACA Jakarta – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat komposisi pembiayaan kendaraan ramah lingkungan atau kendaraan listrik…

LPPI : Perempuan dalam Manajemen Berpengaruh Positif ke Kinerja Bank

  NERACA Jakarta – Riset Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) menemukan bahwa peran perempuan dalam jajaran manajemen puncak berpengaruh positif…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

AIA Hadirkan Buku Polis Digital ePolicy

AIA Hadirkan Buku Polis Digital ePolicy NERACA Jakarta - Kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian bumi menjadi komitmen bersama untuk mencapai…

BSI : Komposisi Pembiayaan EV Capai Rp180 Miliar

    NERACA Jakarta – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat komposisi pembiayaan kendaraan ramah lingkungan atau kendaraan listrik…

LPPI : Perempuan dalam Manajemen Berpengaruh Positif ke Kinerja Bank

  NERACA Jakarta – Riset Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) menemukan bahwa peran perempuan dalam jajaran manajemen puncak berpengaruh positif…