Mentan Dorong Mahasiswa Ciptakan Produk Olahan Manggis

NERACA

Jakarta – Menteri Pertanian Amran Sulaiman mendorong mahasiswa berinovasi untuk menciptakan produk olahan buah manggis sehingga memiliki nilai jual yang lebih tinggi. "Kemarin saya baru melepas ekspor manggis asal Sumbar langsung ke China, kalau dalam bentuk olahan tentu akan lebih mahal, kuncinya ada di mahasiswa mari ciptakan inovasi di kampus," kata dia di Padang, disalin dari Antara, di Jakarta.

 Ia menyampaikan hal itu saat memberikan kuliah umum dengan tema Peran Perguruan Tinggi Dalam Mengembangkan Minat Kewirausahaan Mahasiswa di Universitas Negeri Padang.

Menurutnya, mahasiswa tidak boleh berpuas diri dan harus terus melakukan terobosan baru agar bisa menjadi orang sukses. "Coba buka di google apa manfaat manggis, kulitnya itu ada 75 manfaat bagi kesehatan, kalau diekstrak harganya bisa mencapai Rp90 ribu," kata dia.

Amran menyebutkan kalau ekspor manggis Sumbar yang saat ini berjumlah 35 ribu ton diproses jadi obat dan lainnya, nilainya bisa sampai Rp3.000 triliun. "Solusinya ada di kampus ini, lakukan inovasi dengan kreatif, kalau diekstrak manggis itu nilainya lebih tinggi dari APBN," ujarnya.

Ia mengingatkan warga Sumatera Barat harus bersyukur karena memiliki potensi luar biasa yang tidak dimiliki negara lain. "Saya sudah kemana-mana, di luar negeri ada negara yang matahari hanya bersinar enam bulan, sementara di sini 12 bulan," katanya.

Tidak hanya itu, lanjut dia, Sumbar juga memiliki keunggulan komparatif yaitu saat Juli, Agustus, September mengalami musim hujan, sementara di waktu yang sama di Pulau Jawa tengah mengalami kekeringan. "Oleh sebab itu tidak ada lagi alasan orang miskin di Sumatera Barat, dan harusnya para konglomerat di Tanah Air berasal dari Sumbar," katanya. Ia berpesan kepada para mahasiswa untuk bekerja keras karena semua orang sukses rata-rata dicetak dengan kerja keras.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melepas ekspor perdana buah manggis ke China dari Tanah Minang, tepatnya di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. "Menariknya, dari 10 eksportir, baru pertama kali ini eksportir dari Sumatera Barat, sehingga perlu dicontoh daerah lain. Hari ini kita buktikan, berkat kemajuan teknologi yang kita hasilkan sendiri, kita tingkatkan lagi ekspor. Ekspor komoditas hortikultura ke berbagai negara," kata Amran sebagaimana disalin dari Antara.

Amran mengungkapkan prediksi ekspor manggis di tahun 2018 mencapai 60.000 ton atau naik 553 persen dari 2017 yang hanya 9.167 ton. Ekspor ini merupakan 38 persen dari total produksi manggis nasional 2018 sebesar 166.725 ton.

Khusus dari Sumatera Barat, Indonesia mengekspor manggis perdana kontrak dengan China sebanyak 10.000 ton. Menurutnya, sentra produksi manggis di Indonesia tersebar dari Sumatera sampai Nusa Tenggara Barat. Pada 2017, produksi manggis Sumatera Barat mencapai 34.422 ton atau 21 persen dari produksi nasional 161.751 ton.

Sumatera Barat menjadi sentra manggis terbesar nomor 2 setelah Jawa Barat yang produksinya 42.122 ton atau 26 persen dari produksi nasional. Adapun produksi manggis se-Sumatera pada 2017 mencapai 65.372 ton atau 40 persen dari produksi nasional. Untuk 2018, prognosa produksi manggis sebesar 166.725 ton, naik 3 persen dari 2017.

Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Suwandi menambahkan proses ekspor manggis ini dimulai dari penyiapan kebun, registrasi dan penyiapan tempat pengemasan, serta pengurusan perizinan ekspor.

Ekspor manggis ini terwujud karena semakin eratnya hubungan bilateral Indonesia-China sehingga memberikan dampak positif bagi perdagangan kedua negara. Dibukanya kembali peluang ekspor manggis ke Negeri Panda tersebut setelah empat tahun sejak dikeluarkannya larangan impor komoditas manggis dari Indonesia.

"Dibukanya kembali ekspor manggis ke China ditandai dengan penandatanganan protokol manggis oleh badan karantina kedua negara pada 11 Desember 2017 yang disusul dengan ekspor perdana 1 ton manggis pada Januari 2018," kata Suwandi.

Tercatat, berdasarkan data BPS, nilai ekspor manggis ke China pada tahun 2012 mencapai 8.200 ton dengan pangsa pasar 18,84 persen dan menjadikan China sebagai pasar ekspor manggis terbesar Indonesia. Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abid mengapreasisi tekad Kementan melalui Direktorat Jenderal Hortikultura yang menjadikan buah manggis sebagai komoditas unggulan tropis.

Karenanya, hal ini harus diperhatikan secara serius oleh pemerintah daerah sebagai penentu kebijakan ditingkat daerah. Di Sumatera Barat sendiri, ada delapan kabupaten/kota yang ditetapkan sebagai daerah kawasan manggis.

BERITA TERKAIT

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

Hingga H+3 Pertamina Tambah 14,4 juta Tabung LPG 3 Kg

NERACA Malang – Selama Ramadhan hingga H+3 Idul Fitri 2024, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan…

Pengembangan Industri Pengolahan Kopi Terus Dirorong

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong perkembangan industri pengolahan kopi nasional. Hal ini untuk semakin mengoptimalkan potensi besar…

BERITA LAINNYA DI Industri

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

Hingga H+3 Pertamina Tambah 14,4 juta Tabung LPG 3 Kg

NERACA Malang – Selama Ramadhan hingga H+3 Idul Fitri 2024, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan…

Pengembangan Industri Pengolahan Kopi Terus Dirorong

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong perkembangan industri pengolahan kopi nasional. Hal ini untuk semakin mengoptimalkan potensi besar…