Lagi, Sentimen Rupiah Tekan Laju IHSG

NERACA

Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (3/10), indeks harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah masih terpengaruh sentimen pelemahan rupiah. IHSG ditutup melemah 7,88 poin atau 0,13% menjadi 5.867,73. Sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 3,40 poin atau 0,40% menjadi 925,30.

Kata analis Bahana Sekuritas, Muhammad Wafi, pergerakan IHSG masih dipengaruhi oleh fluktuasi mata uang rupiah yang sedang berada dalam tekanan terhadap dolar AS.”Investor dipengaruhi oleh pergerakan rupiah yang tertekan sehingga cenderung keluar dari pasar saham," ujarnya.

Dirinya mengharapkan pelemahan rupiah dapat tertahan sehingga dapat memberikan sentimen positif bagi pasar saham domestik. Kendati demikian, dia mengatakan, di tengah pelemahan rupiah investor masih dapat mencari peluang keuntungan dengan memanfaatkan saham-saham emiten dengan pendapatan dolar AS dan memiliki sedikit utang berdenominasi dolar AS.”Secara valuasi, harga saham di BEI juga relatif masih murah dan bisa dimanfaatkan bagi investor jangka panjang," jelasnya.
Sementara itu tercatat, frekuensi perdagangan saham sebanyak 393.619 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 8,96 miliar lembar saham senilai Rp5,38 triliun. Sebanyak 202 saham naik, 179 saham menurun, dan 129 saham tidak bergerak nilainya. Tercatat bursa regional, di antaranya indeks Nikkei ditutup melemah 159,65 poin (0,66%) ke 24.110,96, indeks Hang Seng melemah 35,12 poin (0,13%) ke 27.091,26, dan indeks Strait Times menguat 24,75 poin (0,76%) ke posisi 3.267,40.

Pada pembukaan perdagangan, IHSG dibuka menguat 1,74 poin atau 0,03% menjadi 5.877,36. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 0,45 poin atau 0,07% menjadi 930,11. Menurut analis senior CSA Research Institute, Reza Priyambada, sebagian investor yang melakukan aksi beli dengan memanfaatkan harga saham yang telah bergerak melemah menopang IHSG.”Penguatan lebih disebabkan faktor teknikal, investor melakukan aksi beli selektif," katanya.
Kendati demikian, menurut dia, penguatan IHSG relatif terbatas di tengah minimnya sentimen positif yang beredar, terutama dari dalam negeri.”Investor diharapkan tetap mewaspadai berbagai sentimen yang dapat membuat IHSG kembali melemah," katanya.

Kepala Riset Valbury Sekuritas, Alfiansyah menambahkan, sentimen kenaikan harga minyak dan memanasnya perang dagang Amerika Serikat dengan Tiongkok serta sikap Korea Utara tidak akan melakukan denuklirisasi, masih menjadi faktor yang menahan IHSG melaju lebih tinggi.”Hubungan AS dengan Tiongkok semakin memanas, menyusul pembatalan kunjungan Menteri Pertahanan AS ke Tiongkok akhir bulan ini," katanya.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…