Lepas 1,49 Miliar Saham - Propertindo Mulia Bidik Dana IPO Rp 164 Miliar

NERACA

Jakarta – Perusahaan properti, PT Propertindo Mulia Investama Tbk bersiap untuk melakukan aksi penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) pada awal bulan Oktober ini. Anak usaha dari PT Anugerah Berkah Mandiri, Tbk. (ABMA)  ini telah memasuki masa penawaran umum pada tanggal 2-4 Oktober 2018. Berdasarkan pengumuman PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Senin (1/10), Propertindo Mulia menerbitkan 1,49 miliar saham baru dengan harga penawaran saham sebesar Rp 110.

Dengan kata lain, perusahaan mengincar dana sekitar Rp 164,17 miliar. Berperan sebagai penjaminan pelaksana emisi efek adalah PT Evergreen Sekuritas Indonesia dan PT Erdikha Elit Sekuritas. Propertindo Mulia akan menggunakan 80% dana hasil IPO untuk penyertaan modal anak usaha. Calon emiten yang berniat mencatatkan saham pada 9 Oktober ini akan menggunakan 15% dana IPO untuk mendanai pembangunan apartemen dan 5% sisanya untuk modal kerja.

Meskipun kondisi pasar saham bergerak fluktuatif seiring dengan sentimen depresiasi nilai tukar rupiah, namun minat perusahaan untuk menggelar IPO sebagai sumber pendanaan masih cukup tinggi. Apalagi, kondisi ini ditambah dengan keputusan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga bank yang berdampak mahalnya pinjaman bank.

Kata analis BNI Sekuritas, William Siregar, aktivitas penawaran umum saham perdana (IPO) yang semarak tahun ini karena cara ini dinilai paling murah untuk mencari dana untuk kebutuhan ekspansi. Sumber pembiayaan atau pinjaman dari bank dinilai mahal setelah secara berangsur bunga kredit setelah Bank Indonesia (BI) melakukan penyesuaian terhadap suku bunga acuan untuk meredam depresiasi rupiah.

Disampaikannya, langkah IPO dipilih perusahaan untuk memperoleh dana dengan cost of fund yang lebih rendah dibanding dengan pinjaman bank untuk membiayai eskpansi. “Perusahaan mengantisipasi kenaikan bunga BI yang pastinya akan diikuti oleh kenaikan bunga kredit. Jadi kalau IPO, cost of capital lebih rendah dibandingkan pinjam bank, karena cost of debt pasti naik. Apalagi rupiah tumbuh ke Rp 15.000, peluang suku bunga masih terbuka lebar," kata William.

Menurut dia, perusahaan saat ini mulai mengumpulkan pundi-pundi permodalannya sebelum 2019 mengingat prospek pertumbuhan ekonomi yang positif. Kondisi tersebut didorong dengan perhelatan pemilu yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi tahun depan. Dengan kondisi tersebut, William menilai perusahaan sudah harus menyiapkan rencana ekspansinya dengan tetap mengantisipasi kenaikan suku bunga.

Sepanjang tahun ini, jumlah perusahaan yang sudah mencatatkan saham di bursa mencapai 37 emiten. Jumlah tersebut sudah menyamai jumlah perusahaan listing di tahun lalu. Kemudian, hingga minggu depan masih akan ada delapan perusahaan lainnya yang menunggu jadwal listing di bursa. Sementara, masih ada 15 perusahaan lainnya yang masih memproses aksi korporasi yang serupa. Dengan demikian, jika dikalkulasikan maka tahun ini jumlah perusahaan IPO akan mencapai 60 perusahaan. 

BERITA TERKAIT

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…