Gandeng Kerjasama Clariant - Martina Berto Kembangkan Produk Inovatif

NERACA

Jakarta – Clariant, perusahaan terkemuka di bidang kimia khusus, menandatangani perjanjian kerja sama dengan PT Martina Berto Tbk., produsen produk kosmetik dan herbal di Indonesia yang merupakan anak perusahaan dari Martha Tilaar Group. Melalui kemitraan ini, Clariant akan mendapatkan akses terhadap tanaman dan ganggang unik dari kawasan Asia Tenggara, serta potensi untuk mengekplorasi dan menciptakan solusi-solusi berkelanjutan terbaru secara global.

Francois Bleger, Head of Clariant Business Unit Industrial & Consumer Specialty, Asia Pacific Region Clariant dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengungkapkan, kerja sama antara MBTO dan Clariant dimulai pada 2015 dan telah mencapai tahap selanjutnya melalui penandatanganan perjanjian hari ini.

Berdasarkan kerja sama ini, MBTO akan memperoleh akses global untuk produk-produk inovatifnya dengan memanfaatkan sumber-sumber distribusi global milik Clariant. Sementara Clariant akan meningkatkan kapabilitasnya sebagai pakar di bidang alam dengan akses terhadap keanekaragaman hayati Indonesia serta meningkatkan komitmen ethical sourcing.

Disebutkan, kerja sama ini mencerminkan langkah strategis lain dari bisnis personal care setelah kesuksesannya berkolaborasi dengan para ahli-ahli alam yanki CRM(Mediterranean biome), Beraca (Brazilian Biome) dan BioSpectrum (Asia biome) yang telah meningkatkan keanekaragaman hayati dari bahan-bahan baku untuk para pelanggan.”Kami sangat gembira dengan perjanjian penting yang ditandatangani bersama PT Martina Berto Tbk hari ini. Kolaborasi ini didasarkan oleh semangat bersama terhadap 100% bahan-bahan alami serta untuk menggunakan keanekaragaman hayati Indonesia yang sangat kaya. Kami akan terus memperkuat posisi kami dalam hal bahan-bahan berkelanjutan dan mendorong inovasi berbasis dari alam," jelasnya.

MBTO yang didirikan di bawah Martha Tilaar Group berkomitmen penuh untuk memanfaatkan kekayaan alam Indonesia dalam memproduksi produk-produk berkualitas dengan memanfaatkan inovasi bangsa. Sejak pertama kali didirikan, perseroan berfokus pada produksi produk-produk kosmetik yang inovatif dengan menggabungkan kearifan budaya lokal dan riset yang dilakukan terhadap berbagai tanaman obat, kosmetik dan aromatik dari alam.

Riset mencakup buah-buahan dan bunga seperti Sariayu Putih Langsat dan ekstrak manggis yang dibudidayakan guna mengembangkan bahan baku baru untuk produk personal care yang inovatif. Di paruh pertama tahun ini, MBTO mengalami kerugian. Total penjualan pada semester I/2018 senilai Rp277,9 miliar, turun sebesar 7,22% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang senilai Rp299,53 miliar. Pada enam bulan pertama tahun ini, emiten bersandi saham MBTO ini mencatatkan kerugian hingga Rp21,65 miliar. Kondisi ini berbalik karena pada semester pertama tahun lalu perseroan masih berhasil mengantongi laba bersih senilai Rp3,43 miliar.

 

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…