Perempuan Perlu Ambil Bagian Berbisnis
NERACA
Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyatakan perempuan perlu ambil bagian dalam berbisnis karena sebenarnya kaum hawa juga layak menjadi pebisnis sukses dan pemimpin.
"Siapa bilang perempuan tak bisa ? Saya sudah membuktikannya. Perempuan dan laki-laki hanyalah persoalan gender," kata Susi Pudjiastuti dalam siaran pers KKP yang diterima di Jakarta, Selasa (2/10).
Susi menyampaikan hal tersebut dalam acara The Women Entrepreneurs Finance Initiative (We-Fi) bertema "Building a Better World for Women Entrepreneurs" di New York, AS, 25 September. Dalam acara tingkat tinggi yang digelar di sela-sela sesi ke-73 Majelis Umum PBB tersebut, Menteri Susi hadir sebagai Champion yang dinominasikan oleh negara Jepang.
Sosok Menteri Susi memang sengaja direkomendasikan oleh Menteri Luar Negeri Jepang, Taro Kono atas rekam jejaknya dalam dunia bisnis baik perikanan maupun penerbangan. Dengan demikian, Menteri Susi tergabung dalam Women's Enterprise Leadership Group bersama perempuan-perempuan inspiratif dari berbagai belahan dunia.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Susi menceritakan awal mula dirinya terjun ke dunia bisnis, yaitu setelah merasa terbelenggu dengan aturan di sekolah yang mengekang pemikirannya, akhirnya Menteri Susi memilih berhenti sekolah.
Dirinya yang kala itu masih gadis remaja kemudian membulatkan tekad untuk bisa mandiri dengan memulai usaha kecil-kecilan karena tidak suka ketergantungan yang dinilai akan mengurangi kemandirian.
"Untuk jadi independen, setelah keluar dari sekolah, saya memutuskan untuk menjadi pengusaha. Saya mulai dengan usaha kecil-kecilan sebagai pengepul ikan. Dengan modal yang kecil, saya memulai bisnis menjual ikan-ikan tangkapan nelayan di wilayah saya, di Pangandaran Jawa Barat dan pantai selatan Jawa. Akhirnya saya fokus di bisnis membeli lobster hasil tangkapan nelayan. Lama kelamaan, usaha saya terus berkembang," kenang Menteri Susi.
Bisnis perikanannya berkembang, Menteri Susi mulai memikirkan cara mengurangi kerugian akibat kematian lobster yang tinggi. Ia bertekad menerbangkan lobster-lobster tersebut langsung ke Jakarta, sehingga memulai bisnis penerbangan yang mulanya hanya untuk membawa produk perikanan miliknya agar tetap segar sampai di pasaran.
Namun, seiring perjalanan waktu, bisnis penerbangannya pun berkembang dan kini perusahaan penerbangannya telah melayani penerbangan ke berbagai daerah dan menjadi penghubung ke pelosok-pelosok Indonesia.
Menteri Susi mengakui, memang tak mudah untuk memulai usaha di beberapa negara seperti regulasi yang tak fleksibel, mengisi persyaratan administratif yang berlapis, dan berbagai tantangan lain membuat semangat sebagian orang menciut. Namun, ujar dia, tantangan itu justru menjadi pemacu semangat untuk menciptakan lingkungan usaha yang kondusif bagi semua pihak dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja. Ant
NERACA Jakarta - Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarto menyebut tindakan Aiptu Supriyanto mengembalikan uang temuan milik pemudik yang…
NERACA Yogyakarta - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof Al Makin memandang Indonesia berpeluang menjadi mediator atau…
NERACA Semarang - Pakar keamanan siber Dr. Pratama Persadha mengatakan bahwa ruang siber telah menjadi medan perang modern yang memperlihatkan…
NERACA Jakarta - Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarto menyebut tindakan Aiptu Supriyanto mengembalikan uang temuan milik pemudik yang…
NERACA Yogyakarta - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof Al Makin memandang Indonesia berpeluang menjadi mediator atau…
NERACA Semarang - Pakar keamanan siber Dr. Pratama Persadha mengatakan bahwa ruang siber telah menjadi medan perang modern yang memperlihatkan…