Ancaman El Nino vs Produksi Jagung Indonesia

 

Oleh: Imelda M. Freddy, Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS)

Adanya badai tropis yang baru-baru ini sempat melanda kawasan Amerika Utara dan badai Taifun yang melanda kawasan Asia Timur seperti Hongkong dan Cina memunculkan pertanyaan, apakah fenomena alam serupa juga akan melanda Indonesia? Faktanya, fenomena alam seperti ini jarang sekali muncul di Indonesia karena Indonesia termasuk ke dalam negara kelautan yang berada di khawasan khatulistiwa. Sedangkan badai tropis seperti Tornado dan juga Taifun terbentuk dari pergerakan angin yang cendrung bergerak ke arah yang berlawanan dengan kawasan khatulistiwa. Namun, bukan berarti Indonesia tidak memiliki kemungkinan untuk dilanda badai sama sekali.

Sebagai salah satu negara di kawasan pasifik, Indonesia tidak asing lagi dengan anomali iklim El Nino. Secara singkat, El Nino dapat diartikan sebagai fenomena menghangatnya suhu permukaan laut yang mengakibatkan peningkatkan suhu di daerah pasifik. Dampaknya bagi Indonesia adalah berkurangnya pembentukan awan sehingga tingkat curah hujan di Indonesia menurun dan dilanda kemarau kering yang panjang. Dampak lainnya adalah musim hujan di Indonesia akan terlambat datang.

Menurut Pusat Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian (Kementan), sebanyak 93% kasus kekeringan di Indonesia terjadi ketika Indonesia sedang dilanda El Nino. Kekeringan ini biasanya muncul pada bulan-bulan seperti Maret, Juni, September dan Oktober.

El Nino yang berkepanjangan dapat menimbulkan banyak hal, salah satunya adalah kebakaran hutan. Dalam beberapa kasus ekstrim, El Nino secara tidak langsung mengakibatkan sesak nafas yang berujung kematian akibat kebakaran hutan yang terjadi. Selain itu, munculnya El Nino juga berakibat pada berkurangnya ketersediaan air bersih.

Bagi sektor pertanian, bencana El Nino memberikan beberapa dampak negatif, mulai dari mengeringnya tanah pertanian hingga menyebabkan perubahan pola tanam serta pola/siklus perkembangbiakan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada tanaman jagung. Perkembangbiakan OPT atau hama pada tanaman jagung bisa meningkat pesat akibat anomali El Nino, contohnya seperti hama penggerek pada batang dan tongkol, penyakit bulia dan hama lalat. Permasalahan ini lambat laun dapat mengacam ketahanan pangan di Indonesia karena akan mempengaruhi hasil produksi pertanian, salah satunya komoditas jagung.

Faktanya, saat ini suplai jagung di Indonesia masih belum dapat memenuhi kebutuhan nasional. Sejak tahun 2015, Indonesia masih menderita defisit jagung rata-rata 3,1 juta ton per tahunnya. Dampak dari suplai jagung yang kurang di Indonesia terlihat dari tingginya harga jagung serta harga komoditas lainnya seperti telur dan juga daging ayam. Hal ini dikarenakan jagung merupakan bahan baku utama untuk pakan ternak ayam. Berkurangnya suplai jagung domestik otomatis berpengaruh terhadap peningkatan harga jagung yang selanjutkanya akan memicu peningkatan harga ayam dan juga telur. 

Dengan kondisi seperti ini, kualitas benih jagung hibrida menjadi sangat vital dalam rangka memastikan jumlah produksi jagung stabil. Produsen jagung swasta berlomba-lomba memproduksi benih jagung hibrida dengan spesifikasi yang memiliki toleransi terhadap hama/penyakit tanaman jagung serta tetap dapat menghasilan tingkat produksi jagung yang tinggi.

Pemerintah pun berusaha memberikan perhatian terhadap isu ini dengan cara menyediakan benih bantuan secara gratis bagi para petani jagung. Bantuan benih gratis ini tertuang pada program UPSUS atau Upaya Khusus yang telah dilaksanakan oleh pemerintah sejak tahun 2015. Melalui program ini, pemerintah menugaskan produsen benih swasta serta Balitbangtan untuk memproduksi benih jagung hibrida yang memiliki potensi hasil tinggi serta tahan hama. 

Sayangnya, tidak semua benih yang disalurkan melalui Program UPSUS memiliki kualitas yang baik, terutama benih yang diproduksi oleh Balitbangtan atau produsen benih berlisensi Balitbangtan. Terbukti dari rendahnya tingkat produksi jagung yang dihasilkan melalui benih bantuan UPSUS jika dibandingkan dengan benih jagung yang dijual secara komersil. Apabila benih jagung komersil bisa memberikan hasil panen hingga 13 ton per hektar, maka hasil produksi  jagung dari benih produksi UPSUS/Balitbangtan hanya mencapai 5 ton per hektar.

Benih Kadaluarsa

Selain rendahnya tingkat produksi jagung yang dihasilkan melalui benih jagung UPSUS/Balitbangtan, para petani jagung seringkali mengeluhkan tentang kondisi dan tampilan benih jagung yang mereka terima melalui program bantuan. Para petani mengatakan, mereka seringkali menerima benih bantuan jagung yang sudah kadaluarsa atau busuk. Benih jagung dengan kondisi seperti ini sama sekali tidak bisa ditanam. Bisa dibayangkan betapa kecewanya para petani jagung ketika mereka sudah mengharapkan akan diberikan benih bantuan jagung yang berkualitas. Namun ternyata yang datang malah benih jagung busuk. Akibatnya para petani bisa terancam gagal panen karena sudah sengaja menunggu benih bantuan dari pemerintah yang ternyata tidak bisa ditanam.

Pemerintah belum memiliki suatu mekanisme kontrol yang tepat bagi para produsen benih di bawah Balitbangtan dalam rangka memproduksi benih jagung hibrida. Dalam jangka panjang, rendahnya kualitas jagung yang dihasilkan oleh para produsen berlisensi Balitbangtan ini dapat mencoreng reputasi dari Balitbangtan sendiri atau bahkan reputasi dari Kementerian Pertanian (Kementan) di Indonesia.

Karena petani sering mengeluhkan kualitas benih jagung yang diproduksi oleh Balitbangtan, maka sebaiknya pemerintah harus mengawasi lebih ketat proses produksi benih jagung yang dihasilkan oleh lembaga dibawah Kementan serta para produsen benih swasta berlisensi Balitbangtan.

Tidak cukup hanya itu, pemerintah juga perlu memperbaiki proses produksi benih jagung. Ada baiknya jika pemerintah pun mulai melibatkan para produsen benih jagung swasta yang secara nyata dapat menghasilkan benih jagung yang berkualitas tinggi. Perlunya kehadiran produsen benih jagung swasta ditandai dengan besarnya minat petani untuk lebih memilih untuk membeli benih jagung yang diproduksi oleh produsen swasta daripada harus menanam benih jagung hibrida dari Program UPSUS yang mereka sudah tahu hasilnya tidak akan maksimal.

Pelibatan para produsen benih swasta ini bisa dilakukan melalui berbagai program, seperti kemitraan atau juga dilibatkan dalam Program UPSUS itu sendiri. Selain itu, tujuan dari program bantuan pemerintah harus memiliki sasaran agar petani jagung di Indonesia menjadi petani yang mandiri. Hal ini penting untuk dicapai agar ketika pemerintah menarik bantuannya, industri jagung di Indonesia tidak collapse karena para petani masih tetap beraktivitas seperti biasa.

Untuk mencapai hal ini, pemerintah tidak bisa bekerja seharian. Para aktor dalam industri jagung di Indonesia harus di ikutsertakan agar industri jagung semakin kuat dan akhirnya produksi jagung bisa meningkat.

Sebagai penutup, harus kita akui bahwa El Nino dan Jagung sering tidak dibahas dalam diskusi yang sama. Namun melalui pemaparan diatas kita bisa melihat bahwa dampak dari anomali El Nino sebenarnya bisa diatasi apabila petani jagung di Indonesia menanam benih jagung yang berkualitas. Tugas pemerintah Indonesia saat ini adalah memastikan tersedianya benih jagung berkualitas tinggi bagi para petani. Untuk itu, pemerintah Indonesia sebaiknya meningkatkan mekanisme pengawasan kualitas jagung yang di produksi oleh Balitbangtan dan juga produsen benih lain yang berada di bawahnya.

 

 

BERITA TERKAIT

Jaga Persatuan dan Kesatuan, Masyarakat Harus Terima Putusan MK

    Oleh : Ridwan Putra Khalan, Pemerhati Sosial dan Budaya   Seluruh masyarakat harus menerima putusan Mahkamah Konstitusi (MK)…

Cendekiawan Sepakat dan Dukung Putusan MK Pemilu 2024 Sah

    Oleh: David Kiva Prambudi, Sosiolog di PTS   Cendekiawan mendukung penuh putusan Mahkamah Konstitusi (MK) pada sidang sengketa…

Dampak Kebijakan konomi Politik di Saat Perang Iran"Israel

  Pengantar Sebuah diskusi webinar membahas kebijakan ekonomi politik di tengah konflik Irang-Israel, yang merupakan kerjasama Indef dan Universitas Paramadina…

BERITA LAINNYA DI Opini

Jaga Persatuan dan Kesatuan, Masyarakat Harus Terima Putusan MK

    Oleh : Ridwan Putra Khalan, Pemerhati Sosial dan Budaya   Seluruh masyarakat harus menerima putusan Mahkamah Konstitusi (MK)…

Cendekiawan Sepakat dan Dukung Putusan MK Pemilu 2024 Sah

    Oleh: David Kiva Prambudi, Sosiolog di PTS   Cendekiawan mendukung penuh putusan Mahkamah Konstitusi (MK) pada sidang sengketa…

Dampak Kebijakan konomi Politik di Saat Perang Iran"Israel

  Pengantar Sebuah diskusi webinar membahas kebijakan ekonomi politik di tengah konflik Irang-Israel, yang merupakan kerjasama Indef dan Universitas Paramadina…