Superkrane Tetapkan IPO Rp 700 Persaham

NERACA

Jakarta – Perusahaan penyedia jasa sewa crane, PT Superkrane Mitra Utama Tbk menetapkan harga penawaran umum perdana senilai Rp700 per saham. Dengan mempertimbangkan hasil bookbuilding yang telah dilakukan para penjamin emisi efek dengan melakukan penjajakan dengan investor, ditetapkan harga penawaran Rp700 per saham. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam prospektus ringkasnya yang dirilis di Jakarta, kemarin.

Dalam aksi korporasi penerbitan saham baru atau initial public offering (IPO), perusahaan berencana melepas 300 juta saham atau setara 20% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan. Dalam masa penawaran awal (bookbuilding) yang berlangsung pada 14 Agustus--20 September 2018, jumlah permintaan terbanyak yang diterima penjamin pelaksana emisi efek berada di kisaran harga Rp900-Rp1.260 per saham.

Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek IPO Superkrane Mitra Utama, yakni UOB Kayhian Sekuritas. Adapun penjamin emisi efeknya terdiri atas MNC Sekuritas, Phillip Sekuritas Indonesia, dan Valbury Sekuritas Indonesia. Pelaksanaan penawaran umum akan berlangsung pada 2 Oktober-5 Oktober 2018. Perseroan dijadwalkan mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia pada 11 Oktober 2018. Jumlah seluruh penawaran umum adalah Rp210 miliar

Nantinya hasil IPO, dana tersebut akan digunakan untuk pembayaran uang muka pembelian alat berat/crane sebesar 50%, pelunasan utang bank dan leasing termasuk pembayaran pinalti pelunasan utang tersebut 28,2%, dan sekitar 21,8% untuk modal kerja perseroan. Direktur Utama Superkrane, Yafin Tandiono pernah bilang, IPO ini diambil sebagai langkah untuk strategi perusahaan dalam rangka meningkatkan jumlah armada yang dimilikinya dengan memperkirakan kebutuhan alat berat untuk peningkatan pembangunan infrastruktur ke depannya.”Diperkirakan untuk beberapa tahun ke depan kebutuhan nasional akn alat berat lifting equipment khususnya crane akan terus bertambah," ujarnya.

Saat ini perusahaan terlibat dalam pengerjaan proyek pembangunan jalan tol, light rapid transit (LRT) dan mass rapid transit (MRT). Di tahun 2019, Superkrane membidik pendapatan di atas Rp 700 miliar. “Tahun 2018, target pendapatan kami Rp 600 miliar yang sampai 18 September sudah tercatat Rp 440 miliar,” ujar Yafin Tandiono Tan.

Dia menjelaskan, kontributor utama pendapatan Superkrane berasal dari proyek-proyek infrastuktur seperti kereta ringan (light rail transit/LRT), mass rapid transit (MRT), pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan perluasan pabrik chemical plant. Lalu, proyek migas di Tangguh, pertambangan gas, serta pertambangan emas dan batubara.“Permintaan sewa crane tetap berjalan seiring maraknya pembangunan infrastuktur pemerintah, serta pembangunan PLTU dan migas di Tangguh,” ujar dia.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…