Hingga Agustus 2018, Penyaluran KUR Sebesar Rp87,58 Triliun

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - Deputi Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM menjelaskan, dari target penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada 2018 sebesar Rp123,56 triliun, sampai Agustus 2018 sudah terserap sebesar Rp87,58 triliun atau 70,88%, yang disalurkan melalui lembaga keuangan penyalur KUR ke 3.324.645 orang debitur. 

Selain melalui perbankan, sejak tahun lalu, sudah ada dua koperasi penyalur KUR yaitu Kospin Jasa sebesar Rp55 miliar dan KSP Kopdit Obor Mas sebesar Rp150 miliar. "Realisasi 70,88% itu tersebar pada lima sektor, yaitu sektor perdagangan, sektor pertanian, sektor perkebunan, sektor kehutanan, sektor jasa, sektor industri pengolahan dan sektor perikanan", jelas Yuana kepada wartawan di Jakarta, Jumat (28/9).

Upaya lain yang dilakukan Kemenkop dan UKM dalam menjaga komitmen memperluas jangkauan KUR adalah dengan menurunkan suku bunga dari 9% menjadi 7%. Selain itu, dalam rangka pendampingan KUR tahun 2018, Kemenkop UKM juga telah merekrut 314 orang tenaga pendamping (non PNS). Sampai Agustus 2018, telah diterima laporan hasil pendampingan sebanyak 7.760 UMKM yang telah didampingi dengan realisasi akad kredit (KUR) mencapai Rp79,3 miliar (64,98%) dari total pengajuan sebesar Rp122 miliar.

Di samping itu, lanjut Yuana, bekerjasama dengan pemerintah daerah dalam mensosialisasikan serta melakukan pendampingan UMKM untuk mengakses KUR di 20 provinsi. Hal itu dilakukan guna mendukung upaya percepatan penyaluran KUR pada 2018. "Realisasi sosialisasi KUR sampai September 2018 di sembilan provinsi dengan peserta 450 koperasi dan UKM. Antara lain, provinsi Sumatera Utara, Jawa Barat, Kalimantan Timur, Bali dan lain-lain", pungkas Yuana.

Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan target penyaluran KUR sepanjang tahun ini sebesar Rp123,53 triliun. "Total debiturnya 3.324.645 dengan rasio kredit bermasalah (Nonperforming Loan/NPL) 0,05 persen," terang Iskandar.

Sementara, bila dibandingkan dengan Agustus 2017, jumlah penyaluran KUR hanya Rp61,14 triliun. Artinya, secara tahunan (year on year/yoy) penyaluran KUR per Agustus 2018 meningkat 43,93 persen. Lebih lanjut Iskandar mengatakan, dominasi penyaluran KUR diperuntukkan bagi KUR Mikro sebesar 66,7 persen, KUR Kecil sebesar 33 persen, dan KUR Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sebesar 0,3 persen. "Paling banyak penyaluran KUR dilakukan oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebesar Rp60,2 triliun," tutur Iskandar.

Kemudian, Bank Mandiri menduduki peringkat kedua dalam menyalurkan KUR dengan nilai Rp11,8 triliun, diikuti Bank Negara Indonesia (BNI) sebesar Rp11,47 triliun. Dalam hal ini, BRI menargetkan bisa menyalurkan KUR pada tahun ini sebesar Rp79,7 triliun, Bank Mandiri sebesar Rp17,6 triliun, dan BNI sebesar Rp16,4 triliun. "Realisasinya untuk BRI sudah menyalurkan 75 persen dari target, Bank Mandiri 67,4 persen, dan BNI sebesar 69,8 persen," kata Iskandar.

Namun, secara keseluruhan porsi penyaluran KUR di sektor produksi hingga Agustus 2018 belum menyentuh 50 persen sesuai dengan aturan yang ditetapkan pemerintah. Penyaluran KUR di sektor produksi baru sebesar 42,8 persen. "Tapi meningkat dari penyaluran KUR sektor produksi periode Juli 2018 sebesar 38,5 persen," jelasnya. Iskandar mengklaim pemerintah belum akan mengubah bunga KUR untuk beberapa waktu ke depan, meski The Federal Reserve (The Fed), bank sentral AS, berencana menaikkan suku bunga acuannya dan berpotensi mengerek suku bunga acuan BI. "Sementara masih tetap tujuh persen karena bank sudah dapat subsidi bunga 10,5 persen dari pemerintah, sehingga bank dapat bunga 17,5 persen untuk kredit mikro," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

Sektor Keuangan Siap Memitigasi Dampak Konflik Timur Tengah

    NERACA Jakarta – Rapat Dewan Komisioner Mingguan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 17 April 2024 menilai stabilitas sektor…

Rupiah Melemah, OJK Diminta Perhatikan Internal Bank

      NERACA Jakarta – Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abdul Manap Pulungan memandang bahwa…

Aset Kelolaan Wealth Management BRI Naik 21%

  NERACA Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mencatat aset yang dikelola (asset under management) oleh…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Sektor Keuangan Siap Memitigasi Dampak Konflik Timur Tengah

    NERACA Jakarta – Rapat Dewan Komisioner Mingguan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 17 April 2024 menilai stabilitas sektor…

Rupiah Melemah, OJK Diminta Perhatikan Internal Bank

      NERACA Jakarta – Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abdul Manap Pulungan memandang bahwa…

Aset Kelolaan Wealth Management BRI Naik 21%

  NERACA Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mencatat aset yang dikelola (asset under management) oleh…