Kenaikan Bunga The Fed Sudah Diantisipasi Pasar

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve, Rabu (26/9), menaikkan suku bunga jangka pendeknya sebesar seperempat persentase atau 25 basis poin, merupakan kenaikan suku bunga ketiga tahun ini dan langkah kedelapan sejak akhir 2015. "Mengingat realisasi dan ekspektasi kondisi-kondisi pasar kerja dan inflasi, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memutuskan untuk menaikkan kisaran target untuk suku bunga federal fund (FFR) menjadi 2,00 persen hingga 2,25 persen," kata bank sentral dalam sebuah pernyataan setelah mengakhiri pertemuan dua hari.

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin yang baru saja diputuskan oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve, sudah diantisipasi oleh pasar. “Kalau The Fed itu memang sudah dalam ekspektasi kenaikan 25 basis poin ini. Jadi kelihatannya pasar sudah antisipasi, bahkan mereka sudah antisipasi akhir tahun naik lagi," ujar David, di Jakarta, Kamis (27/9).

Bank sentral juga mengurangi penggunaan kalimat, "sikap kebijakan moneter tetap akomodatif" dari pernyataannya. “Untuk tahun depan, yang dilihat bukan kenaikannya tapi "forward guidance"-nya. Apakah mereka masih yakin tiga kali lagi tahun depan, tapi kalau "view"-nya berubah jadi dua kali itu justru jadi positif bagi emerging market, bisa jadi "inflow" lagi. Tapi ke depan trennya The Fed masih akan naikkan,” kata David.

The Fed mengatakan pasar tenaga kerja AS terus menguat dan kegiatan ekonomi telah "meningkat pada tingkat yang kuat", dengan belanja rumah tangga dan investasi bisnis tumbuh tinggi. Bank sentral juga mengatakan baik inflasi maupun apa yang disebut inflasi inti untuk barang-barang selain makanan dan energi mendekati target bank sentral sebesar 2,00 persen.

Bank sentral memperkirakan ekonomi AS akan tumbuh 3,1 persen tahun ini, lebih tinggi dari 2,8 persen yang diperkirakan pada Juni, menurut proyeksi ekonomi terbaru The Fed yang dirilis pada Rabu (26/9). Pertumbuhan ekonomi yang solid dan tingkat pengangguran yang menurun cenderung menjaga The Fed pada jalur stabil menuju pengetatan kebijakan moneter untuk mencegah ekonomi AS dari "overheating" (terlalu panas), kata para analis.

Pejabat-pejabat The Fed memperkirakan satu kenaikan suku bunga lagi tahun ini, menurut perkiraan median untuk suku bunga federal fund. Sebagian besar pelaku pasar memperkirakan bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga lagi pada pertemuan kebijakan Desember. Bank sentral pada Rabu (26/9) juga mengurangi penggunaan kalimat, "sikap kebijakan moneter tetap akomodatif" dari pernyataannya. Tetapi Ketua The Fed Jerome Powell mengecilkan arti penting dari perubahan ini.

"Ini tidak menandakan perubahan dalam kebijakan. Sebaliknya, itu adalah tanda bahwa kebijakan berjalan sesuai dengan harapan kami," kata Powell pada konferensi pers, Rabu (26/9). "Kami masih berharap, sesuai pernyataan yang kami katakan, peningkatan lebih lanjut secara bertahap dalam kisaran target untuk suku bunga fed fund," katanya.

Berbicara di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Presiden AS Donald Trump membela kebijakan perdagangan negaranya. Trump menegaskan di hadapan para pemimpin dunia bahwa AS bertindak berdasarkan kepentingan nasional. “Kami tidak lagi menoleransi tindakan kejam. Kami tidak akan mengizinkan para pekerja kami menjadi korban, perusahaan kami dicurangi, dan kesejahteraan kami dijarah," tegas Trump dalam pidatonya di markas PBB di New York, CNBC International melaporkan.

Pernyataan Trump ini memberi indikasi bahwa Washington tak akan melunak dalam menghadapi friksi dagang dengan China. Tak hanya dengan China, perang dagang antara AS dengan tetangganya yakni Kanada juga kian panas. Kenaikan suku bunga acuan oleh The Federal Reserve/The Fed menjadi obat kuat yang manjur bagi dolar AS. Bisa jadi rupiah bisa kembali melemah karena naiknya bunga The Fed. Besar kemungkinan intervensi Bank Indonesia (BI) memainkan perannya. Intervensi BI di pasar valas maupun obligasi pemerintah sepertinya mampu membuat rupiah berbalik menguat.

BERITA TERKAIT

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile  NERACA Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) menjalin kerja sama…

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta  NERACA Jakarta - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk ditunjuk sebagai…

Great Eastern Life dan SOS Children's Villages Luncurkan Program Great Collaboration 2024 - Tingkatkan Literasi Keuangan

Tingkatkan Literasi Keuangan Great Eastern Life dan SOS Children's Villages Luncurkan Program Great Collaboration 2024 NERACA Jakarta - Komitmen untuk…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile  NERACA Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) menjalin kerja sama…

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta  NERACA Jakarta - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk ditunjuk sebagai…

Great Eastern Life dan SOS Children's Villages Luncurkan Program Great Collaboration 2024 - Tingkatkan Literasi Keuangan

Tingkatkan Literasi Keuangan Great Eastern Life dan SOS Children's Villages Luncurkan Program Great Collaboration 2024 NERACA Jakarta - Komitmen untuk…