Mandiri Dukung KRAS Untuk Pengelolaan Likuiditas

NERACA

Medan - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mendukung penuh upaya Krakatau Steel (KS) Group, produsen besi baja terintegrasi terbesar di Asia Tenggara, untuk terus tumbuh dengan memberikan layanan pengelolaan likuiditas serta pengelolaan operasional keuangan anak perusahaan KS Group.

Penandatanganan perjanjian kerjasama untuk penyediaan solusi yang dinamakan ”Intercompany Notional Pooling Dual Currency” ini dilakukan antara Direktur Corporate Banking Mandiri Fransisca Nelwan Mok dan Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Fazwar Bujang di Grand Aston, Medan dalam acara Treasury Club Krakatau Steel Group akhir pekan lalu.

Sinergi antara dua BUMN dalam pengelolaan likuiditas ini telah dimulai sejak Juli 2010 dengan pemanfaatan layananintercompany notional pooling dalam single currency. Melalui layanan terbaru ini, PT Krakatau Steel sebagai holding dari KS Group akan memiliki sistem keuangan yang terintegrasi dengan seluruh anak perusahaannya, sehinggapengelolaan dana operasional dan likuiditas baik dalam rupiah maupun valas dapat disentralisasi dan kontrol menjadi lebih optimal.

Menurut Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Fransisca Nelwan Mok, melalui layanan dalam dual currency ini, KS Group diharapkan akan dapat mengoptimalkan seluruh likuiditas mereka untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan, apalagi mengingat revenue atau hasil usaha yang diterima sebagian anak perusahaan KS Group adalah dalam valuta asing.

“Layanan ini diharapkan dapat menjadi solusi strategis bagi KS Group untuk mengoptimalkan likuiditas dalam valas yang tidak terserap atau idleserta meningkatkan efektifitas operasional perusahaan sehari-harinya,” katanya di Medan, akhir pekan lalu.

Krakatau Steel Group merupakan BUMN yang diberi mandat untuk memasok besi baja dan produk turunannya sebagai material konstruksi utama proyek-proyek infrastruktur di Indonesia. Perseroan ini memiliki tujuh pabrik pengolahan dengan total kapasitas produksi yang mencapai 2,75 juta ton besi baja saat ini dan direncanakan akan mencapai 4,25 juta ton pada 2014.

Saat ini, KS Group memiliki 10 anak perusahaan yang bergerak di berbagai jenis usaha pendukung dan produk turunan. BUMN yang baru saja melantai di bursa saham Indonesia dengan Kode KRAS pada akhir tahun lalu itu, merupakan pemimpin pasar baja di Indonesia terutama produk HRC dan CRC dengan pangsa pasar mencapai 65% untuk HRC dan 33% untuk CRC.

PT Krakatau Steel juga merupakan perusahaan kedua terbesar dalam volume penjualan wire rod di Indonesia dengan pangsa pasar 32%. Perseroan juga memiliki jaringan bisnis ekspor yang tersebar di Australia, Jepang, Malaysia, Singapura, Inggris dan Vietnam. Selain mengekspor, KS Group juga mengimpor sebagian bahan baku biji besi dari Amerika Selatan dan Timur Tengah untuk mencukupi kebutuhan produksinya.

“Dengan size bisnis Krakatau Steel Group yang sedemikian besar, layanan transaksi perbankan yang komprehensif dan terpercaya sangat dibutuhkan untuk dapat meningkatkan efisiensi operasional perusahaan sehingga perusahaan dapat tumbuh berkembang. Bagi Bank Mandiri, hal ini sejalan dengan aspirasi perusahaan untuk menjadi bank settlement nasabah korporasi,” tambah Fransisca.

Fransisca menambahkan, layanan notional pooling Bank Mandiri merupakan salah satu bisnis transactional banking yang menjadi fokus utama perusahaan untuk dikembangkan. Selain layanan itu, Bank Mandiri juga memiliki banyak layanan transaksi perbankan lainnya yang dapat disesuaikan dengan kepentingan nasabah (customised).

Misalnya, fasilitas Mandiri Cash Management (MCM) dimana dengan fasilitas ini kegiatan finansial perusahaan dapat dilakukan secara online baik transaksi pembayaran, penerimaan pembayaran sampai rekonsiliasi untuk peningkatan efisiensi, serta fasilitas Mandiri Virtual Account (MVA) yang dapat memberikan data transaksi pembayaran (collection) dari mitra usaha secara detil dan real time dimana layanan tersebut juga sudah digunakan oleh PT Krakatau Steel (Persero) Tbk.

Sementara itu, Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk Fazwar Bujang menuturkan, Krakatau Steel berpeluang untuk menjadi pemain utama bisnis besi baja di dunia dengan melihat potensi pasar yang belum tergarap. Untuk itu, perusahaan membutuhkan dukungan finansial yang kuat untuk berkembang, tidak hanya melalui pembiayaan langsung tetapi juga melalui penyediaan transaksi keuangan yang terbaik.

“Di samping memenuhi domestic obligation, kami juga telah menerima banyak permintaan dari berbagai negara lain yang belum dapat kami penuhi. Oleh karena itu, kami harus meningkatkan kapasitas produksi  seluruh pabrik-pabrik kami. “ tuturnya. (ardi)

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…