Penyerapan Pasar Sepi - BEI Catatkan Obligasi FIF Rp 1,3 Triliun

NERACA

Jakarta - PT Federal International Finance (FIF) mencatatkan surat utang (obligasi) di Bursa Efek Indonesia (BEI) senilai Rp1,3 triliun untuk menunjang pembiayaan sepeda motor Honda,”Penerbitan obligasi ini salah satu instrumen pendanaan yang kami pilih karena situasi dan kondisinya sangat pas. Dana obligasi ini akan menunjang pembiayaan sepeda motor Honda bagi konsumen kami,”kata Chief Executive Officer (CEO) FIF, Margono Tanuwijaya di Jakarta, kemarin.

Dia mengemukakan, penjualan Honda secara konsisten mendominasi penjualan sepeda motor di Indonesia dengan pangsa pasar mencapai 74% sampai dengan Juni 2018. Disampaikannya, penjualan motor Honda sebagian besar dilakukan melalui kredit, yang tahun lalu mecapai 67% dari total penjualan.

Dalam penerbitan obligasi itu, lanjut dia, FIF juga memperluas basis investor, yakni menyasar investor ritel dengan menawarkan denominasi Rp20 juta, dan kelipatannya.”Ada peningkatan terhadap jumlah investor ritel yang berinvestasi di obligasi FIF saat ini dibandingkan pada penerbitan-penerbitan sebelumnya," kata Margono.

Asal tahu saja, surat utang yang diterbitkan itu merupakan penawaran Obligasi Berkelanjutan III Federal International Finance Tahap IV Tahun 2018, terdiri dari dua seri, yakni seri A bertenor 370 hari, dan seri B dengan tenor 36 bulan. Seri A memiliki jumlah pokok sebesar Rp639 miliar yang menawarkan bunga tetap 7,50% per tahun, akan jatuh tempo pada 5 Oktober 2019.

Sedangkan seri B dengan jumlah pokok sebesar Rp661 miliar dengan menawarkan bunga tetap 8,75% per tahun, akan jatuh tempo pada 25 September 2021. Pencatatan obligasi Federal International Finance menurun menjadi sebesar Rp 1,3 triliun dari rencana sebelumnya sebesar Rp 1,5 triliun. Hal ini dikarenakan sepinya peminat pembeli obligasi. Apalagi dalam satu bulan terakhir, diakui bahwa yield obligasi meningkat dengan sangat pesat. "Yield naik suku bunga naik. Kalau masih mengejar yield di pasar, akan dibuang di mana, jadi sesuai dengan target yield saja," kata Boumediene H. Sihombing, Direktur Danareksa Sekuritas.

Boumediene mengatakan, sejak awal tahun yang lalu, yield obligasi sudah mencatatkan peningkatan sebesar 100 basis poin hingga 200 basis poin sehingga investor mengharapkan yield yang lebih tinggi. Sementara Hugeng Gozali, Direktur FIF Group mengakui, adanya penurunan dana yang diperoleh dari pencatatan obligasi dari target dana yang dibidik oleh perseroan.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…