PT PLN Daftarkan Obligasi Rp 832 Miliar

NERACA

Jakarta – PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) mengajukan permohonan untuk pencatatan efek bersifat utang obligasi berkelanjutan III PLN tahap II tahun 2018 dengan nilai nominal Rp832 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Perseroan mendaftarkan obligasi berkelanjutan III PLN Tahap II 2018 yang terdiri atas lima seri. Pertama, Seri A dengan jumlah pokok obligasi Rp210 miliar dengan tingkat bunga tetap 8,65% dan jatuh tempo 5 tahun sejak tanggal emisi. Kedua, Seri B dengan jumlah pokok Rp483 miliar dan tingkat bunga tetap 9,00%. Surat utang tersebut memiliki waktu jatuh tempo selama 7 tahun.

Ketiga, Seri C dengan jumlah pokok Rp78 miliar dan tingkat bunga tetap 9,10%. Jangka waktu atau jatuh tempo selama 10 tahun sejak tanggal emisi. Keempat, Seri D dengan jumlah pokok Rp15 miliar dan tingkat kupon tetap 9,30%. Jangka waktu atau jatuh tempo selama 15 tahun sejak tanggal emisi. Kelima, Seri E dengan jumlah pokok Rp46 miliar dan tingkat bunga tetap 9,65%. Jangka waktu atau jatuh tempo selama 20 tahun sejak tanggal emisi.

Adapun, pembayaran bunga obligasi akan dilakukan setiap tiga bulan dengan pembayaran perdana pada 10 Januari 2019. Masa penawaran umum akan dilakukan pada 4 Oktober 2018 —5 Oktober 2018. Pencatatan akan dilakukan di BEI pada 11 Oktober 2018. Asal tahu saja, surat utang yang ditawarkan oleh PLN mendapatkan peringkat AAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Peringkat ini juga merefleksikan posisi PLN yang kuat dan besarnya dukungan dari pemerintah, fleksibilitas finansial yang kuat, posisi yang superior di market, dan tumbuhnya permintaan listrik di tingkat domestik.

Namun Pefindo memberi catatan, peringkat ini dibatasi oleh struktur permodalan dan proteksi arus kas yang akan tetap agresif untuk mendukung rencana belanja modal yang signifikan. Peringkat ini bisa diturunkan jika Pefindo menilai adanya pengurangan dukungan dari pemerintah. Sebagai perusahaan negara yang sepenuhnya bergerak dalam bidang pembangkitan, transmisi, dan distribusi listrik, PLN merupakan satu-satunya penghasil listrik terintegrasi di Indonesia. Kapasitas terpasang sampai akhir 2017 sebesar 42.656 megawatt (termasuk sewa).

Proses penawaran awal atau bookbuilding telah dilakukan pada 30 Agustus 2018 sampai dengan 13 September 2018. Dalam penawaran awal, perseroan setrum milik negara itu membidk dana sebanyak-banyaknya dari obligasi senilai Rp1,5 triliun. Di paruh pertama 2018, PLN mencatatkan kerugian akibat melemahnya nilai tukar Rupiah (Rp) terhadap mata uang asing (kurs) dan beban pajak.

Disebutkan, PLN menderita rugi sebesar Rp 5,3 triliun. Padahal periode yang sama tahun lalu, bisa mencatatkan laba Rp 2,03 triliun. Rugi kurs PLN selama enam bulan pertama tahun 2018 mencapai Rp 11,5 triliun. Melemahnya nilai tukar ini juga ikut menambah biaya operasional PLN. Meski sudah melakukan lindung nilai (hedging) untuk pembelian bahan bakar berupa gas dan batu bara, itu tak bisa berefek lama. “Hanya bisa tiga sampai enam bulan," kata Direktur Pengadaan Korporat PLN, Syovfi Rukman.

 

BERITA TERKAIT

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…