Industri Asuransi Jiwa Optimistis Pertumbuhan Unit Link

 

NERACA

 

Denpasar - Perusahaan asuransi jiwa Prudential Indonesia optimistis pertumbuhan produk asuransi jiwa yang menggabungkan investasi atau "unit link" akan tumbuh positif meski ekonomi global saat ini berfluktuasi. "Produk 'unit link' sangat diminati masyarakat Indonesia. Saat ini produk ini menjadi motor penggerak industri asuransi jiwa di Tanah Air," kata Kepala Investasi Prudential Indonesia Novi Imelda, seperti dilansir Antara, kemarin.

Menurut dia, fundamental ekonomi Indonesia masih kuat di antaranya pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang terjaga, sehingga pihaknya optimistis masih tetap tumbuh. Ia mengatakan "unit link" memberikan kemudahan dengan fleksibilitas bagi masyarakat untuk perlindungan jiwa sekaligus berinvestasi sehingga menarik masyarakat untuk berasuransi.

"Kami melihat bahwa dalam kondisi apapun yang namanya proteksi itu nomor satu. Kalau sampai sakit akan berpengaruh kepada pendapatan dan pasti ke keluarga, sehingga dalam kondisi apapun proteksi itu penting," ucapnya. Melihat potensi pertumbuhan unit link yang masih besar, pihaknya mengeluarkan dua produk baru yakni Prulink generasi baru dan syariah generasi baru.

Novi menuturkan dua segmentasi baru itu menawarkan fitur utama yang inovatif dan unggulan di antaranya alokasi investasi terbentuk sejak hari pertama dan tidak ada biaya administrasi jika menggunakan transaksi elektronik dan debit rekening. Selain itu, lanjut Novi, melalui generasi baru dan syariah generasi baru itu pihaknya memberikan tambahan alokasi investasi setiap tahunnya. "Kami buat itu juga berdasarkan hasil survei kepada masyarakat sehingga kami harap ini menjawab kebutuhan konsumen terkait perlindungan yang mencukupi," katanya.

Ia mengharapkan kedua inovasi tersebut mendongkrak dana kelola badan usaha itu yang per Desember 2017 mencapai Rp71 triliun dengan aset mencapai Rp81 triliun. Tak hanya itu, pihaknya mengharapkan tingkat inklusi dan literasi keuangan masyarakat khususnya untuk asuransi di Indonesia meningkat, karena berdasarkan survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2016, inklusi dan asuransi masih rendah. OJK menyebutkan inklusi dan literasi keuangan secara nasional rata-rata mencapai 67,8 persen dan literasi keuangan mencapai 29,7 persen.

Sedangkan di Bali, tingkat literasi dan inklusi masih lebih baik dari nasional dari hasil survei terakhir OJK tahun 2016. Tingkat inklusi keuangan masyarakat di Bali mencapai 76 persen atau sudah melampaui target secara nasional tahun 2019 sebesar 75 persen. Sedangkan terkait literasi atau pengetahuan menyangkut keuangan di Bali mencapai 37,5 persen.

 

BERITA TERKAIT

AIA Hadirkan Buku Polis Digital ePolicy

AIA Hadirkan Buku Polis Digital ePolicy NERACA Jakarta - Kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian bumi menjadi komitmen bersama untuk mencapai…

BSI : Komposisi Pembiayaan EV Capai Rp180 Miliar

    NERACA Jakarta – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat komposisi pembiayaan kendaraan ramah lingkungan atau kendaraan listrik…

LPPI : Perempuan dalam Manajemen Berpengaruh Positif ke Kinerja Bank

  NERACA Jakarta – Riset Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) menemukan bahwa peran perempuan dalam jajaran manajemen puncak berpengaruh positif…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

AIA Hadirkan Buku Polis Digital ePolicy

AIA Hadirkan Buku Polis Digital ePolicy NERACA Jakarta - Kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian bumi menjadi komitmen bersama untuk mencapai…

BSI : Komposisi Pembiayaan EV Capai Rp180 Miliar

    NERACA Jakarta – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat komposisi pembiayaan kendaraan ramah lingkungan atau kendaraan listrik…

LPPI : Perempuan dalam Manajemen Berpengaruh Positif ke Kinerja Bank

  NERACA Jakarta – Riset Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) menemukan bahwa peran perempuan dalam jajaran manajemen puncak berpengaruh positif…