Tercatat di Pasar Modal - Obligasi Perdana JBL Direspon Antusias Investor

NERACA

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan obligasi perdana milik PT Jakarta Lingkar Baratsatu (JLB) di papan perdagangan. Perusahaan pengelola jalan tol ini menerbitkan obligasi I PT JLB tahun 2018 senilai total Rp1,3 triliun. Obligasi ini mendapatkan peringkat idA+ dari Pefindo dan diterbitkan dalam 2 tenor, yakni Seri A untuk tenor 3 tahun dan seri B untuk tenor 5 tahun. Seri A akan jatuh tempo pada 20 September 2021 dan seri B pada 20 September 2023.

Dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin disebutkan, obligasi I JLB ini dijamin dengan jaminan fidusia berupa konsesi pengusahaan jalan tol berdasarkan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) yang haknya diberikan pemerintah selama masa konsesi dan rekening operasional yang diikat dengan fidusia.

Kata Direktur Utama JLB, Fatchur Rochman, antusiasme investor terhadap obligasi tersebut cukup bagus, meski ini merupakan obligasi pertama perseroan.“Dana yang kami dapat akan digunakan untuk mengembangkan jalan tol yang akan datang dan terutama untuk melunasi utang kepada Bank Mandiri yang telah membantu kami sejak awal," ujarnya.

Total utang perbankan yang akan dilunasi perseroan mencapai Rp1,19 triliun. JLB berencana mengembangkan jaringan jalan tol di Kawasan Timur Indonesia, tetapi masih enggan mengungkapkan rencana konkritnya. Menurut Fatchur, emisi obligasi ini merupakan langkah awal perseroan untuk mendiversifikasi sumber pendanaan. Perseroan berencana untuk melakukan penawaran umum saham perdana dalam beberapa tahun ke depan.

Penjamin pelaksana emisi Obligasi I JLB adalah PT Mandiri Sekuritas dan PT BCA Sekuritas, sedangkan wali amanat adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Di sisi kinerja, JLB membukukan pendapatan usaha sebesar Rp485,4 miliar pada 2017 atau naik dari tahun sebelumnya yang sekitar Rp443,9 miliar. Laba bersih juga naik dari Rp52,3 miliar pada 2016 menjadi Rp147,7 miliar pada tahun lalu.

JLB merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembangunan jalan tol. Pemegang sahamnya yaitu PT Bangun Tjipta Sarana dengan kepemilikan saham sebesar 64,8%, PT Margautama Nusantara 35%, dan PT Rekadaya Adicipta 0,2%. Pada 2007, JLB dan Departemen Pekerjaan Umum RI menandatangani PPJT Ruas JORR W1 (Kebon Jeruk-Penjaringan) dengan masa konsesi selama 35 tahun, tepatnya selama 2007-2042 termasuk masa konstruksi. Jalan tol sepanjang 10 kilometer (km) ini telah beroperasi sejak 2010.

Saat ini, JLB telah mengelola jaringan tol yang menghubungkan Penjaringan – Kebon Jeruk yang merupakan akses ke JORR W-2 dan Jalan Tol Jakarta – Tangerang, serta menghubungkan akses tol Bandara Soekarno – Hatta.

 

BERITA TERKAIT

Sukses Pengembangan Karyawan - BTN Tempati Posisi Top 3 Untuk Pengembangan Karier

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menempati posisi Top 3 tempat kerja terbaik untuk pengembangan karir di Indonesia versi…

Atlantis Subsea Bidik Pendapatan Tumbuh 20%

NERACA Jakarta – Resmi mencatatkan sahamnya di pasar modal, PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) membidik pendapatan tumbuh 20% pada…

Tensi Politik Timur Tengah Penyebab Anjloknya IHSG

NERACA Jakarta- Tensi ketegangan politik di kawasan timur tengah menjadi sentimen negatif terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sukses Pengembangan Karyawan - BTN Tempati Posisi Top 3 Untuk Pengembangan Karier

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menempati posisi Top 3 tempat kerja terbaik untuk pengembangan karir di Indonesia versi…

Atlantis Subsea Bidik Pendapatan Tumbuh 20%

NERACA Jakarta – Resmi mencatatkan sahamnya di pasar modal, PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) membidik pendapatan tumbuh 20% pada…

Tensi Politik Timur Tengah Penyebab Anjloknya IHSG

NERACA Jakarta- Tensi ketegangan politik di kawasan timur tengah menjadi sentimen negatif terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa…