CPRO Incar Penjualan Ekspor US$ 100 Juta

NERACA

Jakarta – Sampai dengan akhir tahun 2018, PT Central Proteina Prima Tbk (CPRO) menargetkan penjualan ekspor udang olahan mencapai 9.000 ton dengan nilai sekitar US$100 juta. Wakil Direktur Utama Central Proteina Prima, Saleh menyampaikan, fluktuasi rupiah terhadap dolar AS memengaruhi biaya impor komoditas bahan baku pakan budidaya perikanan.Oleh karena itu, perusahaan berupaya memacu penjualan ekspor untuk mengurangi tekanan nilai tukar. “Kami akan menggenjot ekspor sampai akhir 2018, terutama produk udang olahan,”ujarnya di Jakata, kemarin.

Pada 2017, penjualan neto mencapai Rp6,57 triliun dengan komposisi ekspor sebesar 15%. Penjualan ke luar negeri didominasi produk udang olahan, sedangkan pakan perikanan baru berkontribusi di bawah 1%. Saat itu, penjualan udang olahan berkisar 6.000 ton dengan nilai US$60—US$70 juta. Pada tahun ini, ditargetkan ekspor udang olahan meningkat menjadi 8.000—9.000 ton dengan estimasi nilai pemasaran US$90 juta—US$100 juta.

Per Juni 2018, pendapatan dari produk tersebut mencapai Rp705,07 miliar, naik 32,57% year-on-year (yoy) dari semester I/2017 sebesar Rp531,86 miliar dengan volume penjualan sekitar 6.500 ton. Pemasaran didorong oleh ekspor ke pasar Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang. Saleh menuturkan, peningkatan ekspor diharapkan mendorong kinerja keuangan pada 2018. Tahun ini, perseroan membidik pendapatan Rp7,5 triliun dan Earnings before interest, tax, depreciation and amortization (EBITDA) Rp500 miliar—Rp600 miliar. 

Per Juni 2018, perusahaan membukukan pendapatan Rp3,87 triliun, naik 21,87%, dan EBITDA Rp314 juta, tumbuh 19% yoy. Bisnis pakan berkontribusi mayoritas terhadap pendapatan, yakni sejumlah Rp2,96 triliun.“Target pendapatan dan EBITDA itu dengan perhitungan nilai tukar rupiah Rp15.000 per dolar AS,” ujarnya.

Menurutnya, cukup sulit memerkirakan perolehan laba bersih sampai akhir 2018. Pasalnya, setiap depresiasi rupiah 5% dapat menekan margin EBITDA perseroan sebesar 0,5%. Sebagai informasi, emiten perikanan ini belum lama melakukan restrukturisasi dengan dua pemegang obligasi utama yang merupakan pemegang obligasi mayoritas.

Pasca restrukturisasi, perseroan menerapkan sejumlah strategi untuk memacu pertumbuhan kinerja setelah melakukan restrukturisasi obligasi. Presiden Direktur Central Proteina Prima, Irwan Tirtariyadi menuturkan, perseroan akan fokus kepada pertumbuhan fundamental kinerja selepas menyelesaikan restrukturisasi utang. Sejumlah strategi yang dijalankan antara lain memacu penjualan ekspor, menambah produk olahan perikanan, dan penetrasi pasar makanan hewan peliharaan (petfood).”Setelah menyelesaikan restrukturisasi, kami fokus mengembangkan kinerja,” ujarnya.

Dari sisi ekspor, CPRO akan menggenjot penjualan udang. Adapun, di bisnis makanan olahan, perusahaan akan menambah sejumlah varian baru yang saat ini mencapai 80 produk. Terbaru, CPRO memasarkan keripik kulit ikan patin untuk segmen menengah ke atas. Makanan kudapan ini dipasarkan di sejumlah outlet Freshmart bersama dengan sejumlah produk bermerek Fiesta lainnya.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…