Judul ini terinsipirasi oleh hal yang berkembang di pasar. Saat ini kita tahu bahwa pasar uang dan pasar modal tidak bisa anteng, cenderung turbulance. Sebentar ada indikasi sentimen positip, sebentar kemudian datang sentimen negatif. Mumet aku digoyang terus, lama-lama bisa muntah. Kan begitu kalau seperti naik pesawat ketika cuaca buruk. Kencangkan ikat pinggang, jangan berdiri, tetap duduk di tempat masing-masing. Yang sedang di lavatory, segera kembali ke tempat, dan berdoalah semoga turbulensi segera berlalu. Dalam setiap peristiwa apapun yang berpotensi menimbulkan dampak buruk atau bisa mendatangkan sentimen negatif, minimal hanya ada tiga yang bisa dilakukan, yaitu berusaha, berdoa, dan waspada.
Karena pasar hanya menghasilkan dua sentimen, yakni positif dan negatif maka dampaknya terhadap ekonomi juga ada kondisi yang terbentuk, yaitu menggeliat dan tumbuh jika sentimennya bersifat positif. Dan bila kondisi ekonomi tumbuh lambat dan mengalami kontraksi, maka ini pertanda di pasar sedang terjadi sentimen negatif. Orang melepas saham di bursa, sebagian melepas rupiah ditukar dengan dolar AS atau valas lain, dan beberapa kondisi lain.
Jika di pasar dikatakan minim sentimen positif, berarti yang bersliweran adalah sentimen negatif. Kalau dibaca dalam perspektif ekonomi, maka pasar menjadi bersifat sensitif terhadap lingkungannya. Lingkungan yang berpengaruh bisa berada diranah geopolitik, maupun berada pada kondisi dan kualitas kebijakan dan regulasi, serta isu - isu strategis yang berpengaruh maupun isu-isu rombengan yang beredar secara liar dan tidak bertanggung jawab.
Indonesia seperti sedang mendapat cobaan dan ujian dalam urusan ekonomi.Memproduksi sentimen positif sepertinya berat banget,sehingga sentimen positif menjadi ibarat barang mewah yang mahal harganya.Pelajaran yang dapat kita petik adalah bahwa berarti Indonesia menghadapi lingkungan yang kualitasnya harus baik. Tidak cukup menyandang invesment grade saja tapi tentu juga membutuhkan faktor lain yaitu misal kepastian hukum dan sebagainya.
Logika ekonomi dan norma ekonomi di pasar tidak selalu bersifat cetiris paribus karena di pasar juga bermain logika non ekonomi. Kita bangga menjadi bangsa Indonesia karena hidup dalam lingkungan yang demokratis. Tapi di saat yang sama, demokrasi di negeri ini sedang menghadapi ujian berat juga yang jika gagal dikelola akan merusak sendi-sendi fondasi ekonomi.
Pasar melihat itu, dan pasar pasti memasukkannya sebagai salah satu faktor yang dijadikan pertimbangan dalam doing business. Cara terbaik yang mereka pilih ada dua, yaitu wait and see dan/atau masuk sebentar dan kemudian buru-buru keluar. Artinya, pelaku pasar membutuhkan jaminan keamanan dan keselamatan investasi.
Maknanya berarti bahwa untuk investasi berjangka panjang, mereka masih punya pilihan lokasi lain dimana dananya akan dilabuhkan. Sebab itu, dalam konteks geopolitik di dalam negeri, lingkungannya harus terjaga.
Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Selain bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh keberkahan dan ampunan, bulan yang suci…
Oleh: Dr. Edy Purwo Saputro, MSi Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Ada pemandangan aneh ketika kemarin rakyat rela…
Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal Risiko dapat dimaknai sebagai kemungkinan terjadinya suatu kejadian yang…
Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Selain bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh keberkahan dan ampunan, bulan yang suci…
Oleh: Dr. Edy Purwo Saputro, MSi Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Ada pemandangan aneh ketika kemarin rakyat rela…
Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal Risiko dapat dimaknai sebagai kemungkinan terjadinya suatu kejadian yang…