Ekonom UI : Investor Diminta Tidak Panik

NERACA

Jakarta – Jeli dan cermat berinvestasi terhadap mengkonsumsi kondisi informasi disekitar, mutlak diperlukan bagi seorang investor agar tidak salah berinvestasi dan rugi. Oleh karena itu, sikap kepanikan dan spekulasi harus dihindari. Begitu juga dengan sentimen negatif nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) yang melemah mendekati Rp15.000 per dollar AS harus disikapi bijak untuk tidak panik melakukan aksi jual.

Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI), Ari Kuncoro mengatakan, arus modal yang keluar dari pasar akibat kepanikan itu cukup besar hingga menggerus indeks harga saham gabungan (IHSG).”Ini sekali lagi timbulkan tekanan ke arus modal dari saham. Jadi, mulai lagi bergerak ke arah aset aman yakni dollar AS," ujarnya di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, aset para investor sementara ada di dollar dulu karena di obligasi arus dana yang masuk juga berkurang, sehingga mempengaruhi neraca perdagangan sampai defisit. "Asalkan enggak panik akan kembali ke Rp14.000-Rp14.700/USD. Ini menunjukkan manajemen jangka pendek BI penting," katanya.

Peran Bank Indonesia (BI) pun akan sangat penting dalam upaya dalam mengatasi depresiasi nilai tukar rupiah serta menjaga stabilitas rupiah ke depan. Disampaikannya, manajemen jangka pendek dari BI sangat penting. Dimana Bank Indonesia itu ada tiga cara. Melalui tingkat bunga, cadangan devisa, dan intervensi di pasar surat berharga. "Ketiganya harus optimal, kita jangan koar-koar dulu, siaga. Akhirnya kembali normal lagi,"jelasnya.

Pihak PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sendiri menilai bahwa kinerja IHSG berangsur mulai membaik seiring dengan investor yang mulai masuk ke pasar.”Setelah tertekan, secara otomatis akan ada valuasi dimana harga akan menarik bagi investor," kata Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota BEI, Laksono Widodo.

Dia menuturkan, dengan fundamental ekonomi makro dan moneter Indonesia yang terjaga akan menambah pemicu bagi investor untuk kembali melakukan akumulasi beli saham.”Kita menjelaskan kondisi ekonomi ke pelaku pasar, baik investor asing maupun domestik bahwa secara fundamental Indonesia bagus," jelasnya.

Pihak BEI, lanjutnya sudah menyiapkan antisipasi agar investor tidak panik. Namun demikian, pihaknya akan berhati-hati dalam menyebarkan suatu kebijakan agar tidak menambah panik pelaku pasar.”Kita sangat hati-hati. Kita punya perangkatnya namun tidak digunakan semena-mena," ucapnya.

Sementara pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai, fluktuasi IHSG yang cenderung menurun dalam beberapa hari terakhir masih dalam kondisi wajar. Namun demikian, OJK memiliki protokol krisis, akan dijalankan jika indikator pasar dinilai telah mengalami krisis.”Protokol krisis belum akan dijalankan. Kita punya perhatian terhadap kondisi pasar, fundamental kita masih baik, emiten kita masih mencatatkan pertumbuhan laba dan "price earning ratio" rendah,”kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Hoesen.

 

 

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…