Pacu Pertumbuhan Industri Elektronik - Kemendag Ajak Investor Tiongkok Investasi

NERACA

Jakarta –Masih kondusifnya perekonomian Indonesia dan stabilnya situasi politik, menjadi daya tari perusahaan asing berinvestasi di Indonesia. Oleh karena itu, Seketaris Ditjen Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, Marthin Simanungkalit mengatakan, peluang investasi  untuk industri elektronik dan perlengkapan rumah tangga, sangat besar. Pasalnya kata dia, permintaan produk tersebut di dalam negeri sangat tinggi.”Nilai ekspor produk elektronik ketimbang impor besaran impornya. Perbandingannya 10% lebih besar impor. Itu artinya permintaan pasar dalam negeri sangat besar. Karena itu kami mengajak investor asal Tiongkok untuk berinvestasi di sini," ujar Marthin, ditemui usai membuka acara pameran International Elektronic and Appliciences Expo (IAEA) di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, kemarin.

Lebih lanjut Marthin mengatakan untuk ekspor produk elektronik tidak diatur tata niaganya. Namun kalau impor diatur. Selain itu juga ada pengendalian impor produk yang ada subtitusinya di dalam negeri. Pemerintah menurutnya sudah mengumumkan, menaikan pajak impor."Impor yang tidak prioritas kita kurangi supaya industri tidak terganggu.  Sehingga diharapkan industri dalam negeri dapat bersaing, dan memanfaatkan pasar domestik yang cukup besar,"kata Marthin.

Sementara itu, sekitar 250 perusahaan elektronik dan aksesoris, yang sebagian besar berasal dari Tiongkok mengikuti pameran IAEA pada 13-15 September 2018 di JIEXPO Kemayoran.  Sementara itu, Komisaris Peraga Expo Purwono, penyelenggara pameran tersebut mengatakan pihaknya juga sudah bicara dengan investor Tiongkok terkait peluang bisnis di Indonesia. "Mereka juga ingin investasi di sini," pungkasnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Elektronik (Gabel), Ali Soebroto pernah bilang, industri elektronik dalam negeri diproyeksikan mengalami penurunan sebesar 10% sepanjang tahun ini. Hal ini, menurutnya, dipengaruhi oleh perilaku konsumen yang telah berubah prioritasnya. Saat ini, masyarakat lebih memilih membelanjakan uang untuk kegiatan rekreasi dibandingkan dengan membeli peralatan elektronik model terbaru."Paling sedikit penurunannya 10% untuk tahun ini. Tahun lalu kan sekitar 15%," ujarnya belum lama ini.

Ali pun berharap industri-industri prioritas dapat tumbuh dengan baik dari hulu ke hilir sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lebih lanjut. "Kalau berkembang, serapan tenaga kerja banyak dan mereka akan spending lagi. Untuk sekarang kan nunggu elektronik rusak dulu baru beli lagi," katanya.  (retno)

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…