Kinerja Kementan Diapresiasi DPR

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - Bantuan sarana dan prasarana pertanian yang didistribusikan Kementerian Pertanian (Kementan) cukup dirasakan manfaatnya bagi petani. Politisi senior Partai Golkar Roem Kono yang juga Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, menyaksikan sendiri saat melakukan kunjungan kerja ke daerah. Roem tidak menampik, kedatangan anggota dewan juga terkadang disambut dengan curhatan mengenai bantuan seperti alat mesin pertanian maupun bibit yang tidak tepat waktu. Ada juga petani yang lapor permainan tengkulak yang membuat harga produk hasil pertanian mereka anjlok.

Namun yang lebih sering ditemui saat kunjungan kerja bersama Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman, adalah sambutan dari petani yang menurutnya sangat luar biasa. Sambutan yang sama juga saat ia melakukan kunjungan sendiri. Roem menyimpulkan, respon petani ini karena program Kementan sukses meningkatkan produksi pertanian dan mengangkat taraf hidup petani.

“Kinerja Menteri Pertanian ini patut kita apresiasi. Kita harus bertepuk tangan untuk Pak Menteri. Para petani saja beri tepuk tangan kepada beliau, masak kita tidak. Ini prestasi luar biasa, karena kita juga menjadi sangat enjoy setiap kali kunker ke daerah-daerah,” ajak Roem Kono pada peserta rapat kerja Komisi IV dengan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (13/8).

Hasil kerja Kementan terekam dalam rilis Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2018. Sektor pertanian tidak termasuk penyumbang inflasi. Kondisi ini, menurut Guru Besar Ekonomi Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Muhammad Firdaus, terjadi karena produksi bahan pangan terjaga sehingga pasokan terkendali dan tercipta stabilitas harga yang baik. Ketersedian suplai dari produksi pertanian yang telah bagus akan memengaruhi terjangkaunya nilai harga dan menjaga kadar kualitasnya. “Jadi artinya kabar baik, artinya inflasinya tidak berketerusan. Yang pasti suplainya harus tersedia. Pertanian itu kan tugas utamanya menyediakan bahan pangan. Lalu yang kedua, ketersediaan bahan bakunya,” ujar Firdaus.

Sebelumnya, Data Pertumbuhan Ekonomi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) 6 Agustus 2018 lalu, mencatat kontribusi sektor pertanian dalam menyumbang pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal II-2018 dibandingkan kuartal I-2018 sebesar 9,93%. Kontribusi sektor pertanian ini merupakan yang tertinggi dibanding sektor lainnya seperti jasa perusahaan yang hanya 3,37% dan jasa lainya hanya 3,3%. Terutama pada tanaman hortikultura khususnya produksi sayuran dan buah-buahan serta peternakan pada produk unggas. Pengembangan teknologi budidaya pertanian menjadi salah satu faktor yang memberi pengaruh positif pada pertumbuhan ini.

 

BERITA TERKAIT

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global NERACA Jakarta - Lahirnya undang-undang tentang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ)…

Pemerintah akan Bentuk Tim Proyek Kereta Cepat Jakarta " Surabaya

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan segera membentuk tim untuk proyek kereta…

Surplus Neraca Perdagangan Terus Berlanjut

  NERACA Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2024, Indonesia kembali surplus sebesar 4,47 miliar dolar AS,…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global NERACA Jakarta - Lahirnya undang-undang tentang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ)…

Pemerintah akan Bentuk Tim Proyek Kereta Cepat Jakarta " Surabaya

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan segera membentuk tim untuk proyek kereta…

Surplus Neraca Perdagangan Terus Berlanjut

  NERACA Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2024, Indonesia kembali surplus sebesar 4,47 miliar dolar AS,…