Trade Expo Indonesia Dipromosikan di Pakistan

NERACA

Jakarta – Duta Besar RI untuk Pakistan Iwan Suyudhie Amri mempromosikan Trade Expo Indonesia (TEI) pada acara "International B2B Textile Chemical and Machinery Brand Expo" yang diselenggarakan Kadin Kota Faisalabad, sebagaimana disalin dari Antara.

Promosi itu dilakukan dengan memanfaatkan momen "Seminar on Palm Oil: Health, Nutrition and Development", kerja sama KBRI dengan University of Agriculture Faisalabad, demikian keterangan tertulis dari KBRI Islamabad yang diterima di Jakarta.

Menurut Dubes, sebagai sesama negara yang memproduksi tekstil dan produk tekstil masih terbuka peluang untuk meningkatkan kualitas dan desain produk, segmentasi pasar, serta efisiensi produksi.

Indonesia dan Pakistan memiliki Preferential Trade Agreement (PTA), yang sudah disepakati untuk ditingkatkan menjadi Free Trade Agreement (FTA), dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan hubungan perdagangan, salah satunya produk tekstil.

Dubes Iwan mengajak pebisnis dan pelaku industri tekstil Pakistan untuk datang ke TEI dan membangun bisnis dengan Indonesia. "Pada Oktober 2018, Indonesia akan menyelenggarakan TEI yang merupakan ajang pameran tahunan terbesar di Indonesia. Kami mengundang pebisnis Pakistan untuk datang dan menangkap peluang perdagangan di bidang tekstil," ujar Dubes Iwan kepada lebih dari 70 pebisnis dan pelaku industri tekstil Pakistan.

KBRI mencatat banyak pengusaha Pakistan yang telah berkunjung ke Indonesia untuk menjalin kerja sama bisnis di bidang tekstil. Beberapa perusahaan tekstil Pakistan mengimpor barang produksi dari Indonesia, sementara sebagian perusahaan Pakistan mengekspor produk tekstil ke Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, Dubes Iwan juga mengemukakan bahwa Indonesia secara sepihak sudah memberikan tambahan fasilitas zero tariff untuk 20 produk Pakistan (20 new tariff lines), dimana produk tekstil merupakan salah satu yang mendapat tarif 0 persen.

"20 zero tariff lines yang diberikan kepada Pakistan merupakan langkah Indonesia untuk menciptakan hubungan perdagangan yang lebih berkesinambungan dengan Pakistan karena dari total perdagangan 2,6 miliar dolar AS, Indonesia mencatatkan surplus 2,1 miliar dolar. Pakistan diharapkan memanfaatkan fasilitas zero tariff tersebut, yang mencakup dua produk tekstil," ujar Dubes Iwan.

Proses ratifikasi fasilitas tersebut diharapkan dapat selesai dalam waktu yang tidak terlalu lama. Informasi tersebut disambut gembira oleh pebisnis tekstil yang tergabung dalam Faisalabad Chamber of Commerce and Industry (FCCI) atau Kadin Faisalabad. Di penghujung acara, KBRI membagikan brosur TEI kepada seluruh peserta. Beberapa peserta menyatakan ketertarikannya datang ke Indonesia untuk mengikuti TEI sekaligus berlibur ke Bali.

Sebelumnya, Importir Kolombia yang hadir dalam seminar peluang bisnis dan pengalaman berbisnis dengan Indonesia pada kegiatan Indonesian Day di Universitas EAFIT di kota Medellin mengakui kualitas baik produk-produk Indonesia.

Acara Indonesian Day diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Bogota bekerjasama dengan Pusat Studi Asia Pasifik Universitas EAFIT menyelenggaraan, seperti disampaikan dalam keterangan tertulis KBRI Bogota yang diterima di Jakarta, disalin dari Antara.

"Produk buatan Indonesia, khususnya bahan tekstil, sangat berkualitas bahkan lebih berkualitas dan harganya lebih bersaing dibanding dengan produk serupa dari negara lain," kata seorang pengusaha tekstil Kolombia yang menjadi narasumber pada kegiatan tersebut.

Acara Indonesian Day diadakan dalam rangka mendekatkan hubungan antara masyarakat Indonesia dengan Kolombia, khususnya masyarakat di kota terbesar kedua di Kolombia setelah Bogota, yakni Medellin.

"Indonesia sebagai pemain besar di kawasan Asia Pasifik dan sebagai salah satu yang terbesar di dunia di masa depan patut mendapatkan perhatian lebih terutama dari kalangan pemuda di Kolombia," kata Direktur Pusat Studi Asia Pasifik Universitas EAFIT Adriana Roldan.

Pada acara tersebut, Duta Besar RI untuk Kolombia, Priyo Iswanto melakukan presentasi berjudul "Indonesia: Keberagaman dan Masa Depan Ekonomi". Selain itu, KBRI Bogota juga membuka sebuah stand yang berisikan informasi potensi dan peluang pariwisata, perdagangan, serta keberagaman seni budaya Indonesia dengan memamerkan ukiran kayu wayang golek, batik Indonesia, serta produk makanan kering yang berpotensi untuk dijual di Kolombia.

BERITA TERKAIT

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…

Tingkatkan Kinerja UMKM Menembus Pasar Ekspor - AKI DAN INKUBASI HOME DECOR

NERACA Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bertemu dengan para…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…

Tingkatkan Kinerja UMKM Menembus Pasar Ekspor - AKI DAN INKUBASI HOME DECOR

NERACA Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bertemu dengan para…