Cara Tepat Merawat Luka Terbuka

Luka terbuka atau luka di permukaan kulit adalah hal yang sering terjadi. Hanya saja luka ini kerap dianggap sepele dan cenderung tak diobati karena dianggap sebagai luka ringan. Banyak orang enggan mengobati luka tersebut karena malas ataupun tak ingin merasakan perih. Daripada perih lebih baik didiamkan saja, toh nantinya akan sembuh sendiri.

Padahal menurut dokter spesialis luka Adisaputra Ramadhinara sebenarnya perawatan luka dapat dilakukan tanpa rasa perih tetapi tetap efektif menyembuhkan luka.  "Dalam dunia medis, direkomendasikan cairan pembersih luka dengan kandungan Polyhexamethylene Biguanide atau PHMB. Dia enggak ada sensasi perih, lebih nyaman dan efektif," kata dia saat acara Hansaplast di Ciputra Artpreneur, Lotte Shopping Avenue, Jakarta Selatan, dikutip dari CNN Indonesia.com.

Menurutnya, tahapan membersihkan luka merupakan tahapan penting dalam perawatan sehingga diperlukan cairan antiseptik yang aman untuk jaringan. PHMB merupakan zat antiseptik yang banyak digunakan oleh para dokter. Selain nyaman dan efektif, kata Adi, PHMB tidak memiliki warna sehingga tidak mengubah kondisi luka pasien dan tidak mengganggu proses pemeriksaan.  Umumnya, orang membersihkan luka dengan alkohol karena dianggap dapat membersihkan kuman. Rupanya anggapan ini tidak tepat sebab alkohol merupakan salah satu jenis zat disinfektan dan dapat menghambat pemulihan jaringan.

Setelah luka dibersihkan dengan cairan antiseptik, sebaiknya tutup luka. Di tahap ini pun, masih banyak yang menganggap luka yang ditutup akan lama pemulihannya. Padahal ini juga tidak benar."Luka yang terbuka memberikan peluang tinggi terhadap kontaminasi bakteri. Riset pada 1962 membuktikan kalau luka yang ditutup akan lebih cepat sembuh daripada yang tidak. Pada 1963 dicoba pada manusia dan hasilnya sama," jelas Adi.

Lebih lanjut ia berkata bahwa luka dalam kondisi lembap akan lebih cepat pulih. Menurut Adi, luka tidak boleh dalam kondisi kering atau basah. "Kondisi lembap akan memperlancar proses pembuangan jaringan mati atau autolisis. Ini kalau di luka biasanya warnanya kuning, sebaiknya dibuang saat mengganti plester," imbuhnya.

Luka kering bukan indikator bahawa luka telah sembuh. Adi mengingatkan sembuh berarti kulit kembali ke bentuk semula. Jika ada perubahan, kemungkinan hanya pada warna kulit saja. Luka yang mengering menimbulkan koreng yang justru memperlambat pertumbuhan jaringan kulit baru. Ia menjelaskan jika di medis, koreng justru harus diambil agar luka bisa cepat pulih. "Meski luka sederhana, jangan sampai salah perawatan. Luka sederhana nanti bisa jadi luka kronik hingga menimbukan komplikasi," katanya.

BERITA TERKAIT

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…