Investor Lokal Sudah Kuat - OJK Klaim Bukan Keyakinan Membabi Buta

NERACA

Jakarta – Meredam kepanikan investor pasar modal seiring dengan terpuruknya nilai tukar rupiah, PT Bursa Efek Indonesia bersama lembaga SRO lainnya dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar investor gathering. Pada event tersebut, OJK menyebutkan bahwa pasar tak perlu khawatir dengan kondisi volatilitas pasar saham yang cukup tinggi.

Kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Hoesen, keluarnya investor asing dari pasar saham Indonesia justru memperlihatkan kekuatan investor lokal. Pasalnya, jika bergantung kepada investor asing justru akan membuat pasar saham lebih rentan. “Semua indikator fiskal dan moneter, terutama fiskal dalam kondisi yang baik dan ini tidak terlalu perlu khawatir karena ada data pembandingnya, bukan karena keyakinan membabi buta,"ujarnya di Jakarta, kemarin.

Disampaikannya, pemerintah sudah membuat terobosan untuk membuat fiskal dalam kondisi baik sehingga tekanan terhadap rupiah bisa diredam. OJK, lanjut Hoesen justru menyoroti dominasi asing di pasar modal dalam negeri yang membuat pasar saham menjadi lebih rentan jika asing memilih untuk meninggalkan Indonesia.”Tapi investor domestik sudah tumbuh cukup banyak dan menopang volatilitas di pasar," paparnya.

Secara year to date, hingga perdagangan akhir pekan kemarin, net sell investor asing tercatat sudah mencapai Rp 52,68 triliun. Hoesen juga menyampaikan bahwa kinerja pasar modal Indonesia masih sangat baik, tercermin dari masih maraknya aktivitas perusahaan yang menggalang dana melalui pasar modal, yang mana diharapkan dapat melampaui pencapaian tahun 2017 yang sebanyak 46 emitan saham dan obligasi baru.

Di samping itu OJK juga terus berkoordinasi dengan pemerintah dan Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas di sektor jasa keuangan. Dari Bank Indonesia, Reza Anglingkusumo menyampaikan bahwa ketidakpastian ekonomi global memicu pembalikan modal asing dan apresiasi nilai tukar Dolar AS secara luas sehingga turut menekan nilai tukar mata uang global khususnya negara Emerging Market termasuk Indonesia.

Untuk itu, dibutuhkan penguatan di bidang ekspor barang dan jasa sehingga mampu menekan tren defisit transaksi berjalan di tahun 2018 sesuai dengan target di kisaran 2,5% - 3,0% dari GDP. Secara khusus untuk menekan defisit transaksi berjalan, BI mendukung implementasi program B20, sinergi dalam akselerasi penerimaan devisa, dan serta mendukung kebijakan fiskal untuk mendorong ekspor dan mengurangi impor.

Ke depannya, BI melihat prospek nilai tukar Rupiah diperkirakan tidak seberat tahun 2018 ini seiring terkendalinya laju inflasi dan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun 2018 dan 2019 masing-masing berkisar di 5,0% - 5,4% dan 5,1% - 5,5%. Adapun laju inflasi diperkirakan stabil di kisaran 3,5%+1% untuk tahun 2018 dan 2019.

Sementara Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan RI, Suahasil Nazara mengatakan, pemerintah menilai kondisi ekonomi saat ini yang mengalami pertumbuhan sebesar 5,27% di kuartal kedua tahun ini. Hal ini ditunjang dengan konsumsi masyarakat, investasi, ekspor dan impor.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…