Kapitalisasi Pasar Pekan Kemarin Turun 2,85%

NERACA

Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, indeks harga saham gabungan (IHSG) sepekan kemarin mengalami koreksi sebesar 2,77% pada posisi 5.851,46 dari 6.018,46 pada penutupan pekan lalu. Sedangkan kapitalisasi pasar BEI mengalami penurunan sebesar 2,85% menjadi Rp6.589,81 triliun pada penutupan pekan ini dari Rp6.783,26 pada pekan sebelumnya. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Sementara itu rata-rata frekuensi transaksi harian juga mengalami penurunan sebesar 2,80% menjadi 344.541 kali transaksi dari 354.462 transaksi pada penutupan pekan lalu. Rata-rata volume transaksi harian juga mengalami perubahan sebesar 7,43% menjadi 8,51 miliar unit saham dari 9,19 miliar unit saham pada pekan sebelumnya dan rata-rata nilai transaksi harian perdagangan BEI mengalami pelemahan sebesar 10,52% menjadi Rp7,16 triliun dari Rp7,99 triliun pada pekan lalu.

Investor asing melakukan jual bersih pada pecan kemarin senilai Rp2,86 triliun. Sementara itu investor asing melakukan jual bersih senilai Rp53,05 triliun selama tahun 2018. Sebagai informasi, mengakhiri perdagangan Jum’at akhir pekan kemarin, IHSG ditutup menguat 75,37 poin atau 1,30 persen menjadi 5.851,46, sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 17,01 poin atau 1,87% menjadi 926,69.

Kepala Riset Valbury Sekuritas, Alfiansyah mengatakan, kenaikan indeks BEI ini salah satunya dipicu aksi beli dari investor domestic. Berdasarkan data BEI, investor asing membukukan jual bersih atau "foreign net sell" sebesar Rp280,18 miliar pada Jumat (7/9) kemarin.

Dia menambahkan, penguatan IHSG juga ditopang dari sentimen kebijakan Kementerian Keuangan yang telah menerbitkan PPh impor yang diarahkan untuk 1.147 komoditas bernilai sekitar 5 miliar dolar AS untuk meredam defisit neraca perdagangan. Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Laksono Widodo mengatakan, fundamental ekonomi makro dan moneter Indonesia yang terjaga menjadi salah satu faktor pemicu bagi investor melakukan akumulasi beli saham.”Kita menjelaskan kondisi ekonomi ke pelaku pasar, baik investor asing maupun domestik bahwa secara fundamental Indonesia bagus," katanya.

 

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…