Dampak Kurs Terhadap Kenaikan Harga Dianggap Minim

 

 

NERACA

 

Jakarta - Deputi Bidang Kajian dan Pengelolaan Isu-isu Ekonomi Strategis Kantor Staf Presiden (KSP) Denni Puspa Purbasari menilai dampak penguatan nilai tukar dolar AS terhadap kenaikan harga-harga barang minim. "Studi Bank Indonesia menunjukkan bahwa dampak kenaikan kurs terhadap kenaikan harga barang dan jasa sangat kecil," ungkap Denni melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, akhir pekan kemarin.

Survei tersebut juga menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan belum menaikkan harga terlebih dahulu karena melihat permintaan yang ada di pasar. Sementara menurut Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Agustus) 2018 sebesar 2,13 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Agustus 2018 terhadap Agustus 2017) sebesar 3,20 persen. Komponen inti pada Agustus 2018 mengalami inflasi sebesar 0,30 persen. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari-Agustus) 2018 mengalami inflasi sebesar 2,09 persen dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (Agustus 2018 terhadap Agustus 2017) sebesar 2,90 persen.

Menurut Denni, perusahaan cenderung melakukan efisiensi, memotong biaya-biaya, dan menahan harga untuk merespons kenaikan kurs. Selain itu, ia juga memaparkan bahwa kebijakan naiknya pajak penghasilan (PPh) Pasal 22 impor diharapkan memperlambat pertumbuhan impor barang konsumsi dan membuat masyarakat menggeser konsumsi pada produksi nasional. Sebagai solusi cepat mengatasi pelemahan rupiah saat ini, Denni menekankan peran bank sentral untuk memastikan bahwa pergerakan rupiah "smooth" yang merefleksikan kondisi fundamentalnya.

Sedangkan dari sisi pemerintah, kebijakan fiskal yang hati-hati dan langkah-langkah cepat seperti penerapan B20 dan menunda proyek-proyek infrastruktur yang belum memasuki tahap konstruksi menjadi solusi.

 

Berdampak Sistemik

Disamping itu, Sandiaga Uno menyoroti dampak pelemahan rupiah terhadap dolar AS yang dinilai berdampak sistemik terhadap perekonomian masyarakat. "Melemahnya kurs rupiah yang berkepanjangan tentunya memberatkan perekonomian nasional, khususnya rakyat kecil," kata bakal calon wakil presiden Sandiaga Uno.

Sandiaga mengatakan rakyat kecil cepat atau lambat harus menanggung kenaikan harga harga kebutuhan pokok, termasuk harga kebutuhan makanan sehari-hari rakyat kecil seperti tahu dan tempe. Ia menilai melemahnya kurs rupiah yang berkepanjangan itu karena lemahnya fundamental ekonomi Indonesia yaitu defisit neraca perdagangan dan defisit transaksi berjalan.

Kedua, menurut dia, sektor manufaktur yang menurun dan pertumbuhan sektor manufaktur yang di bawah pertumbuhan ekonomi. "Sektor manufakturing yang pernah mencapai hampir 30 persen Produk Domestik Bruto (PDB) pada 1997, sekarang tinggal 19 persen PDB. Hal ini tentu mengganggu ketersediaan lapangan kerja dan ekspor kita," ujarnya.

Sandiaga menilai melemahnya fundamental ekonomi ini tidak terlepas dari kekeliruan dalam orientasi dan strategi pembangunan ekonomi. Antara lain, menurut dia, tidak berhasilnya pemerintah dalam mendayagunakan kekuatan ekonomi rakyat sehingga kebutuhan pangan semakin tergantung pada impor seperti beras, gula, garam, dan bawang putih. Ia juga menilai pemerintah perlu lebih waspada dan mengambil langkah-langkah konkrit untuk mengatasi keadaan yang dihadapi.

Antara lain, pertama, mendayagunakan ekonomi nasional untuk mengurangi impor pangan dan impor barang konsumsi yang tidak penting, bersifat pemborosan, dan barang mewah yang ikut mendorong kenaikan harga harga bahan pokok. Kedua, menurut dia, mengurangi secara signifikan pengeluaran pengeluaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang bersifat konsumtif, seremonial, dan yang tidak mendorong penciptaan lapangan kerja.

 

BERITA TERKAIT

Perhatikan Batasan dalam Berkonten di Media Sosial

  NERACA Jember - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo RI) berkomitmen meningkatkan literasi digital masyarakat menuju Indonesia #MakinCakapDigital2024. Dalam rangka…

Infobrand.id Gelar Indonesia Digital Popular Brand Award untuk ke 32 Kalinya

Infobrand Gelar Indonesia Digital Popular Brand Award untuk ke 32 Kalinya NERACA Jakarta – Di tengah persaingan yang semakin sengit,…

Presiden Sebut Sektor Maritim Jadi Kunci Perkembangan Ekonomi Indonesia

  NERACA Palu - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan kawasan maritim menjadi kunci perkembangan ekonomi Indonesia karena menjadi…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Perhatikan Batasan dalam Berkonten di Media Sosial

  NERACA Jember - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo RI) berkomitmen meningkatkan literasi digital masyarakat menuju Indonesia #MakinCakapDigital2024. Dalam rangka…

Infobrand.id Gelar Indonesia Digital Popular Brand Award untuk ke 32 Kalinya

Infobrand Gelar Indonesia Digital Popular Brand Award untuk ke 32 Kalinya NERACA Jakarta – Di tengah persaingan yang semakin sengit,…

Presiden Sebut Sektor Maritim Jadi Kunci Perkembangan Ekonomi Indonesia

  NERACA Palu - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan kawasan maritim menjadi kunci perkembangan ekonomi Indonesia karena menjadi…