E-Commerce dalam Ekonomi RI

 

Oleh: Nailul Huda

Peneliti INDEF

 

Inovasi dalam teknologi dalam pengaruhnya dalam perekonomian memang sudah mulai diungkapkan oleh ekonom Schumpeter pada tahun 1911, namun perkembangan dari inovasi sangat terasa ketika dunia mulai mengenal istilah revolusi industri 4.0. Revolusi industri 4.0 yang melanda dunia saat ini ditandai dengan industri maju yang telah megombinasikan teknologi robotik, otomatisasi, big data,  artificial inteligent (AI), penggunaan internet dan lain-lain. Kanselir Jerman, Angela Markel, dalam pertemuan tahunan WEF  menyebutkan bahwa revolusi industri 4.0 adalah integrasi antara dunia online dengan produksi industri. Klaus Schwab, ekonomi dan Pendiri World Economy Forum (WEF) menyebutkan bahwa perekonomian sekarang sudah diambang era baru dan konsep-konsep ekonomi tradisional tidak dapat lagi diandalkan. Bahkan revolusi industri 4.0 menjadi tema besar pertemuan tahunan WEF Davos 2016, Mastering the Fourth Industrial Revolution.

Seiring dengan perkembangan revolusi industri 4.0, perubahan pola bisnis terjadi karena perubahan pola konsumsi masyarakat yang lebih banyak mengandalkan internet. Pada saat ini, pola konsumsi masyarakat sedikit demi sedikit mengalami pergeseran dari pola belanja ke toko ritel konvensional menjadi toko ritel online. Di Indonesia sendiri, mulai tumbuh menjamur toko-toko online (e-commerce) ataupun marketplace. Bahkan pada tahun 2016 kemarin, porsi konsumsi di e-commerce terhadap total ritel mencapai 2,2% bahkan pada tahun depan diproyeksikan menapai 4,4%. Pertumbuhan ini diyakini akan semakin meningkat seiring dengan tumbuhnya masyarakat kelas menengah Indonesia. Jadi inovasi teknologi bukan hanya terjadi di bidang inovasi dalam mesin produksi namun semua aspek mempunyai perkembangan yang sangat pesat.

Besarnya potensi dari e-commerce ini ditegaskan lagi oleh Indef melalui publikasinya pada Februari 2018. Dengan total investasi yang mencapai US$4,8 miliar pada tahun 2017, e-commerce menumbuhkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,712% atau kurang lebih Rp93 triliun. Hasil itu didapatkan secara langsung ataupun tidak langsung dari adanya investasi di sektor e-commerce. Tentu hasil itu baru dilihat dari sisi pertambahan PDB. Belum dari aspek lainnya seperti tenaga kerja maupun pendapatan negara yang berpotensi akan meningkat secara signifikan.

Perkembangan e-commerce yang sangat pesat ini harus dijaga oleh pemerintah agar majunya sektor e-commerce dapat dinikmati oleh segenap masyarakat. Salah satunya adalah pelaku usaha UMKM. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa produk-produk yang dijual di e-commerce sebagian besar merupakan produk impor. Kementeriaan Koordinator Bidang Perekonomian pernah menyebutkan bahwa 70% lebih produk yang dijual di pasar e-commerce dan marketplace merupakan produk impor. Hal ini juga dapat menyebabkan neraca perdagangan kita semakin defisit dan menyebabkan nilai tukar rupiah melemah.

Pemerintah melalui kementerian terkait harus mendorong pelaku e-commerce dan pelaku UMKM untuk melakukan kerjasama dalam bidang penyediaan tempat di platform e-commerce. Para pengusaha e-commerce haru menyediakan slot khusus untuk UMKM agar produk kita juga bisa bersaing dengan produk impor. Pelaku UMKM kita juga harus bersiap untuk memasuki pasar e-commerce guna bersaing dengan pelaku usaha di luar.

BERITA TERKAIT

Ekspor Nonmigas Primadona

Oleh: Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada periode Februari 2024 sebesar USD0,87 miliar. Surplus ini…

Jaga Kondusivitas, Tempuh Jalur Hukum

  Oleh: Rama Satria Pengamat Kebijakan Publik Situasi di masyarakat saat ini relatif kondusif pasca penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Perspektif UMKM di Ramadhan

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Memasuki pertengahan bulan suci Ramadhan seperti ini ada dua arus perspektif yang menjadi fenomena…

BERITA LAINNYA DI

Ekspor Nonmigas Primadona

Oleh: Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada periode Februari 2024 sebesar USD0,87 miliar. Surplus ini…

Jaga Kondusivitas, Tempuh Jalur Hukum

  Oleh: Rama Satria Pengamat Kebijakan Publik Situasi di masyarakat saat ini relatif kondusif pasca penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Perspektif UMKM di Ramadhan

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Memasuki pertengahan bulan suci Ramadhan seperti ini ada dua arus perspektif yang menjadi fenomena…