Usaha Rintisan - Kemenperin Gembleng 100 Startup Demi Kembangkan Teknologi IKM

NERACA

Jakarta – Kementerian Perindustrian aktif mendorong tumbuhnya pelaku usaha rintisan digital (startup) di dalam negeri. Upaya ini untuk mengajak generasi muda Indonesia agar mengikuti perkembangan teknologi di era revolusi industri 4.0 guna memacu pertumbuhan ekonomi nasional.

“Jadi, diharapkan semakin banyak startup kita sadar terhadap pentingnya infrastruktur digital yang menjadi ciri penerapan revolusi industri 4.0, seperti cloud computing untuk mendukung bisnisnya,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto seusai meresmikan pembukaan Workshop Cloud Computing di Kemenperin, Jakarta, disalin dari siaran resmi.

Oleh karena itu, menurut Menperin, pihaknya menggandeng perusahaan startup ternama PT. Amazon Web Service Indonesia. “Dengan kami pilih startup yang bisa ‘dikomersialkan’ ini, akan membuat para peserta menjadi semangat,” ujarnya.

Workshop Cloud Computing merupakan kegiatan awal dari serangkaian agenda Making Indonesia 4.0 Startup yang diluncurkan oleh Kemenperin. Sebanyak 100 peserta mengikuti lokakarya yang berlangsung selama dua hari, tanggal 6-7 September 2018. Kompetisi inovasi teknologi yang dilaksanakan hingga November 2018 ini akan memacu daya saing industri kecil dan menengah (IKM) nasional.

“Program ini juga bertujuan untuk membangun ekosistem inovasi, sehingga sejalan dengan roadmap Making Indonesia 4.0. Kami meyakini generasi milenial Indonesia memiliki banyak potensi di bidang startup,” tutur Airlangga.

Menperin menegaskan, pihaknya semakin rajin meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) guna mendukung pengembangan industri nasional. Sebab, SDM terampil menjadi salah satu kunci penerapan ekonomi digital secara inklusif.

“Banyak program yang sudah kami buat untuk anak muda, misalnya mendorong technopark seperti Apple Academy. Selain itu bekerja sama dengan berbagai perusahaan, seperti NTT Communication serta melibatkan banyak kelompok masyarakat dan new entrepreneur. Ini yang harus kita masifkan ke publik sehingga masyarakat mengetahui peluangnya begitu besar di era digital,” paparnya.

Perjalanan revolusi industri generasi keempat ini sama dengan revolusi industri sebelumnya, yakni mengubah cara pandang dalam berkegiatan atau proses produksi. “Tentu ini yang kita terus dorong agar semua sadar bahwa industri, aplikasi, atau servis dengan menggunakan teknologi akan terjadi akselerasi dalam pertumbuhan ekonomi,” imbuhnya.

Guna membangun industri manufaktur yang kokoh, Indonesia akan fokus pada lima sektor utama untuk penerapan awal dari teknologi revolusi industri 4.0, yaitu industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia dan elektronika.

Sementara itu, teknologi digital yang perlu diterapkan, antara lain Internet of Things, robotic, printer 3D, big data analysis, cloud computing, artificial intelligence, machine learning, wearable augmented, virtual reality, dan automation.

Di samping itu, melalui kegiatan Making Indonesia 4.0 Startup, bisa menjadi ajang sosialisasi mengenai implementasi industri 4.0 di Tanah Air serta menjembatani hasil inovasi anak bangsa untuk kebutuhan di sektor industri manufaktur. “Revolusi industri 4.0 merupakan era di mana terjadi konektivitas secara nyata antara manusia, mesin, dan data,” jelas Airlangga.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih menyampaikan, kompetisi Making Indonesia 4.0 Startup dapat menjadi pemicu bagi masyarakat khususnya para startup untuk menjajaki potensi pasar yang cukup baik di sektor industri.

Sasaran dari program kompetisi tersebut adalah startup binaan perguruan tinggi, inkubator bisnis, pemerintah daerah, bahkan BUMN dan swasta. “Kami senang dengan respons masyarakat terhadap teknologi baru terbukti dengan banyaknya pendaftar Workshop Cloud Computing ini,” ungkapnya.

Pelaksanaan kegiatan Making Indonesia 4.0 Startup didukung oleh beberapa asosiasi usaha, komunitas dan lembaga yang begerak di bidang teknologi digital, di antaranya Amazon Web Services Indonesia, Asosiasi Cloud Computing, Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia, Asosiasi Tech Startup Indonesia, Angel Investor Network Indonesia, dan Block 71 Jakarta,

Selanjutnya, Komunitas Robotika Indonesia, Estubizi Network, Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia, serta Rice INTI Bandung. “Para pendukung program ini akan berkolaborasi bersama-sama untuk menyosialisasikan program, melakukan pembinaan lanjutan kepada para startup, serta memberikan akses kepada investor,” terang Gati.

BERITA TERKAIT

Kunci Cermat Bermedia Sosial - Pahami dan Tingkatkan Kompetensi Platform Digital

Kecermatan dalam bermedia sosial sangat ditentukan oleh pemahaman dan kompetensi pengguna terkait platform digital. Kompetensi tersebut meliputi pemahaman terhadap perangkat…

IKM Tenun Terus Dipacu

NERACA Jakarta – Dalam menjaga warisan budaya nusantara, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mendorong pengembangan sektor industri kerajinan dan wastra…

PLTP Kamojang Jadi Salah Satu Rujukan Perumusan INET-ZERO

NERACA Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tengah menyusun Dokumen…

BERITA LAINNYA DI Industri

Kunci Cermat Bermedia Sosial - Pahami dan Tingkatkan Kompetensi Platform Digital

Kecermatan dalam bermedia sosial sangat ditentukan oleh pemahaman dan kompetensi pengguna terkait platform digital. Kompetensi tersebut meliputi pemahaman terhadap perangkat…

IKM Tenun Terus Dipacu

NERACA Jakarta – Dalam menjaga warisan budaya nusantara, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mendorong pengembangan sektor industri kerajinan dan wastra…

PLTP Kamojang Jadi Salah Satu Rujukan Perumusan INET-ZERO

NERACA Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tengah menyusun Dokumen…