Laporan Keuangan 2011 - Jaga Kecukupan Modal, BNI Patok Dividen Tidak Lebih 30%

Neraca

Jakarta–Dalam rangka menjaga kecukupan modal lebih sehat (CAR) untuk ekspansi lebih jauh, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) meminta pembagian dividen ke pemegang saham tahun ini tidak lebih dari 30%, untuk laba tahun buku 2011 lalu.

Direktur Utama BNI Gatot M. Suwondo mengatakan, perseroan berharap pembagian dividen tidak terlalu besar agar dan tinggi untuk mempertahankan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) , “Kita akan bicara ke pemegang saham, kalau bisa dividen jangan terlalu tinggi. Di pasar modal itu dividen sekitar 20-30% dari bottom line (laba). Nah kita harapkan dividen kita di sekitar itu,”katanya di Jakarta, Selasa (28/2).

Dalam laporan kinerjanya, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp5,81 triliun selama tahun 2011, naik 42% dibanding perolehan laba tahun 2010 sebesar Rp4,1 triliun. Kontribusi terbesar masih berasal dari pendapatan bunga bersih yang mencapai Rp13,2 triliun, naik 13% dalam setahunan dari Rp11,72 triliun pada 2010.

Sementara dari pendapatan non-bunga, tercatat tumbuh 8% menjadi Rp7,6 triliun, dibanding posisi akhir 2010 sebesar Rp7,06 triliun. Sehingga secara keseluruhan pendapatan operasional naik menjadi Rp20,8 triliun, dari perolehan tahun sebelumnya sebesar Rp18,78 triliun.

Adapun beban operasional perseroan selama 2011 mencapai Rp11,13 triliun, naik 15% dibanding pada 2010 sebesar Rp9,94 triliun. Sedangkan beban PPAP turun menjadi Rp2,42 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp3,63 triliun. “Indikator kinerja keuangan lainnya juga menunjukkan pertumbuhan yang baik. Antara lain kredit yang disalurkan tumbuh 20%, dana pihak ketiga (DPK) juga naik 19%. Kualitas aset membaik sebagaimana digambarkan oleh non performing loan (NPL) secara gross turun dari 4,3% menjadi 3,6%,” ujar Gatot.

Asal tahu saja, pemberian dividen di level 20-30% dilakukan juga dalam rangka menjaga permodalan perseroan. Selain itu, agar CAR tidak turun itu bisa dengan menerbitkan subdebt (obligasi subordinasi), atau bond (obligasi senior) dan tetap mengkaji mana yang lebih murah.

Sementara Direktur Keuangan BNI Yap Tjay Soen menambahkan, khusus untuk CAR memang dinilai masih pada level aman sebesar 17,6% setelah memerkirakan risiko kredit, pasar dan operasional. “Selain itu tier 1 juga masih cukup tinggi mencapai Rp15,9 triliun. Jadi masih jauh untuk CAR,”jelasnya.

Suntik BNI Life

Selain itu, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mengakui beberapa investor asing berencana masuk ke BNI Life Insurance dengan menyuntikkan sejumlah dana. "Jadi mitra yang baru ini akan injeksi modal ke BNI Life bukan ke BNI," kata Direktur BNI Yap Tjai Soen.

Menurut dia, perseroan dan beberapa mitra dari luar negeri sudah melakukan pertemuan. Namun, BNI sebagai induk perusahaan menghendaki adanya rich valuation bukan fair valuation. Hal ini didasari industri perasuransian di Tanah Air berkembang dengan pesat seiring dengan pertumbuhan ekonomi.

Apabila investor asing masuk ke BNI Life, ia mengharapkan BNI masih menjadi pemegang saham mayoritas sekitar 51%. Selain dengan BNI Life, dirinya berkeinginan ada mitra yang tertarik dengan BNI Multifinance. Rencana pelepasan saham ini disebabkan bisnis multifinance di Tanah Air cukup rumit dilakukan sebab sudah banyak perusahaan multifinance yang memiliki nama. "Maka, kita sebagai pemain baru akan sulit. Saya harap sih ada yang tertarik," tutup Yap.

Kata Direktur Utama BNI Gatot M. Suwondo mengungkapkan proses masuknya investor asing ke BNI Life masih terus dilakukan pembicaraan. (bani)

 

 

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…