Pefindo Pangkas Rating RNI Dari A-Jadi BBB+

NERACA

Jakarta – Aksi korporasi PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) menerbitkan surat utang jangka menengah atau medium term notes (MTN) mendapatkan respon dari pelaku pasar. Hanya saja, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menurunkan peringkat PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dari sebelumnya idA- menjadi idBBB+. Selain itu, Pefindo juga menurunkan rating beberapa surat utang PT RNI.

Dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin, Pefindo juga menyatakan juga telah menurunkan rating untuk surat utang jangka menengah atau MTN I Tahun 2017 and MTN II Tahun milik PT RNI 2017 menjadi idBBB+, dari sebelumnya idA-. Selain itu, Sukuk Ijarah I Tahun 2017 juga diturunkan ratingnya menjadi idBBB+(sy), dari sebelumnya idA-(sy).

Pefindo menyebut penurunan peringkat mencerminkan struktur permodalan PT RNI yang dianggap menjadi lebih agresif dan melemahnya proteksi arus kas. Ini menyusul rencana PT RNI untuk menambah utang signifikan dalam waktu dekat, sementara kinerja beberapa anak perusahaan belum membaik seperti yang diharapkan.

Kendati begitu, Pefindo mengubah outlook terhadap perusahaan dari peringkat "negatif" menjadi "stabil". Sebagai perusahaan milik negara, PT RNI dianggap masih mendapat dukungan dari pemegang saham yang jelas, memiliki bisnis yang terdiversifikasi, dan potensi sinergi di antara anak usaha dengan perkiraan arus kas yang lebih tinggi dalam jangka menengah.

Namun, peringkat dibatasi oleh struktur permodalannya yang lebih agresif, akses tidak langsung ke arus kas operasi anak perusahaannya, dan risiko inheren terkait dengan bisnis pengembangan perkebunan dan properti. Peringkat akan dinaikkan jika RNI secara signifikan meningkatkan struktur permodalannya secara berkelanjutan dengan mengurangi secara material utangnya, meningkatkan profil bisnis dan keuangan anak perusahaannya secara berkelanjutan, didukung oleh keberhasilan dalam pengembangan bisnis anak perusahaannya.

Peringkat juga akan dinaikkan jika mengurangi ketergantungan pada dividen dari anak perusahaan dengan menghasilkan arus kas yang signifikan dari bisnisnya sendiri. Sebaliknya, peringkat terhadap PT RNI berisiko makin diturunkan jika utang perusahaan lebih besar dari yang diproyeksikan dan harga komoditas terus turun secara signifikan sehingga memengaruhi arus kas anak usaha dan PT RNI sendiri. Kegagalan menghasilkan pendapatan atau pendapatan yang lebih rendah dari yang diharapkan dari ekspansi anak perusahaan juga dapat memberikan tekanan pada peringkat, karena beberapa ekspansi dibiayai oleh utang. Peringkat juga dapat diturunkan jika aliran arus kas melemah karena memburuknya kualitas kredit anak-anak perusahaannya.

Sekadar informasi, RNI adalah perusahaan holding non-operasional milik negara dengan 12 anak usaha. Perusahaan ini bergerak dalam industri agro dengan perkebunan gula, minyak sawit mentah (CPO), karet, dan teh. Juga bisnis farmasi dan peralatan medias, perdagangan dan distribusi, serta properti. Tahun lalu, pendapatan konsolidasi PT RNI dikontribusikan paling besar dari bisnis farmasi 36,5%, agro industri 34,2%, dan perdagangan 29,3%.

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…