RI Tuan Rumah Tersukses dalam Sejarah Asian Games

 

Oleh : Wahyu Kurniawan, Mahasiswa Universitas Lancang Kuning Pekanbaru

 

Pemilihan tuan rumah Asian Games ke-18 dilakukan melalui pemungutan suara pada tahun 2014 lalu, dalam pemungutan suara, terdapat tiga negara yang mengajukan diri, yakni Vietnam, Indonesia, dan Dubai. Dubai mundur di menit-menit akhir dan akhirnya Vietnam terpilih menjadi tuan rumah Asian Games XVIII pada tahun 2019, setelah mereka memenangkan tender atas proposal serta presentasi sebagai tuan rumah.

Tetapi terdapat beberapa kekhawatiran tentang tuan rumah Vietnam, termasuk soal anggaran US$150 juta. Selain itu, beberapa kritikus khawatir bahwa beberapa stadion yang dibangun bersamaan dengan Pesta Olahraga Asia Tenggara 2003 tidak dimanfaatkan dan dikelola dengan baik saat itu. Akhirnya pada 17 April 2014 Vienam juga mengundurkan diri dari tuan rumah Asian Games ke-18 yang di sambut baik oleh para masyarakatnya.

OCA mempertimbangkan Cina, Indonesia, dan UEA untuk menjadi kandidat. Indonesia dipilih karena berhasil menjadi favorit dan runner up dalam penawaran tersebut. Akhirnya OCA mengunjungi beberapa kota di Indonesia yakni Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Palembag. Pada akhirnya OCA memutuskan Jakarta sebagai tuan rumah Asian Games dan Palembang sebagai kota pendukung tuan rumah.

 Jadwal Asian games  tahun 2019 di ubah menjadi 2018, karena Indonesia akan mengadakan pemilu. Pada 20 September 2014, Indonesia menandatangani kontrak tuan rumah, dan selama upacara penutupan Asian Games 2014 di Incheon, Indonesia ditunjuk secara simbolis oleh OCA untuk menjadi tuan rumah Asian Games berikutnya.

Waktu untuk persiapan terhitung singkat, mengingat normalnya negara lain memerlukan waktu hingga 6 tahun untuk persiapan. Tetapi Indonesia mampu menunjukkan konsistensi dan profesionalitas dalam menciptakan sarana dan prasaran guna mendukung perhelatan Asian Games 2018 dan meyakinkan pihak OCA bahwa Indonesia telah siap menyambut event tersebut. Tepat pada tanggal 18 Agustus 2018 di gelar upacara pembukaan Asian Games yang melibatkan 45 negara dan 11.478 atlet pada 40 cabang olahraga. 

Dalam pembukaan Asian Games yang jatuh pada 18 Agustus 2018, Indonesia berhasil mendapatkan apresiasi dari  Syeikh Ahmad Al Fahad Al Sabah selaku presiden Dewan Olimpiade  Asia (OCA). “Upacara pembukaan itu adalah sukses pertama penyelenggaraan ini. Pembukaan itu sangat indah dan menggambarkan Indonesia sebagai Negara Islam yang besar di Asia dan kawasan.

Bagaimana tidak, saat pembukaan Asian Games 2018, Indonesia menampilkan sebuah panggung dengan ukuran panjang 120 meter, lebar 30 meter, dan tinggi 26 meter, dengan latar belakang pemandangan berupa gunung dan air terjun. Panggung dilengkapi juga dengab berbagai tumbuhan khas Indonesia. Dalam acara pembukaan tersebut, pihak penyelenggara menampilkan 4000 penari yang dilatih langsung oleh koreografer professional Denny Malik dan Eko Supriyanto.

 Para penari yang akan tampil, telah dilatih berbuan-bulan sehingga seluruh gerakan ketika menari tampak luwes dan anggun. Tidak jarang para penonton baik dari Indonesia maupun mancanegara menitikkan air mata akibat sangat terharu dan bangga akan pembukaan tersebut. Karena ternyata Indonesia dapat menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia merupakan bangsa yang besar dan mampu menyelenggarakan event-event sekelas dunia.

Meriah nya pembukaan Asian games juga didukung oleh sarana transportasi yang sangat memadai. Tidak main-main, fasilitas tranportasi yang disiapkan pemerintah Indonesia dalam mendukung perhelatan Asian Games 2018, patut kita acungi jempol, karena saat ini moda transportasi di Jakarta dan Palembang telah didukung alat transportasi baru yakni LRT (Light Rail Transit) yang sebelumnya hanya dimiliki oleh Malaysia, Singapura, dan Thailand.  

Untuk sementara LRT di Palembang sudah dapat beroperasi, sehingga dapat memudahkan para atlet khususnya yang baru tiba di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, sehingga dapat sampai ketempat tujuan dengan mudah. Selama perjalanan menggunakan LRT di Palembang, para atlet bersama Officialnya dapat melihat-lihat bangnan dan pemandanga kota Palembang, yang paling menarik adalah jembatan Ampera sebagai icon kota Palembang.

 Meskipun LRT di Jakarta masih dalam tahap pembangunan rel dan ujicoba kereta, pihak INASGOC telah menyiapkan sekitar 300 bis untuk para atlet yang akan bertanding. Bis akan standby di wisma Atlet sehingga para Atlet tidak akan terlambat ketika menuju ke arena pertandingan. Agar para atlet tidak terjebak macet, aparat kepolisian pun memberlakukan ganjil genap, sehingga jalanan akan lebih sepi dan lancar ketika dilalui oleh bis atlet.

Untuk penyiapan Sarana Olahraga ada Komplek Gelora Bung Karno dan Jakabring di Palembang yang semua bangunan di dalamnya standart Internasional. Dalam hal ini Direktur Cycling Center Uci ( Persatun Balap Sepeda Internasional )rederic Magne, memuji kualitas Jakarta International Velodrome, Rawamangun. Magne sengaja diundang oleh PB ISSI untuk melakukan evaluasi terhadap arena balap sepeda track tersebut.

Magne menyampaikan bahwa tujuannya kesini ke sini untuk mengevaluasi fasilitas ini dan sejauh ini benar-benar terkesan dengan semua fasilitas yang ada dan mengakui bahwa Indonesia memiliki level velodrome yang berbeda, dan velodrome ini memiliki level kelas atas. Tidak hanya velodrome, tetapi banyak fasilitas yang juga di puji oleh Negara lain.

Untuk Fasilitas Wisma Atlet, Dewan Olimpiade Asia (OCA), Wei Jizhong ( Wakil Presiden Kehormatan OCA) memberikan tanggapan positif terhadap wisma atlet tersebut. Tanggapan itu didapat setelah OCA berdiskusi dengan delegasi 12 negara mengenai layanan dan kualitas akomodasi di tempat tersebut.

Mereka umumnya puas dengan wisma atlet baru ini. Karena di wisma atlet tersebut terdapat Kantor perwakilan NOC ( Komite Olimpiade negara-negara peserta) yang di dalamnya terdapat ruang makan, dan kamar-kamar atlet. Jarak wisma  ke gelora Bung Karno sejauh 30 menit perjalanan dengan mobil. Jarak tersebut tentunya sangat dekat sehingga para atlet tidak akan merasa lelah selama di perjalanan sehingga akan tetap menjaga kebugaran atlet.

Seluruh sarana dan prasarana yang telah disiapkan pemerintah, serta keramahtamahan dan jiwa kekeluargaan dari masyarakat Indonesia, dapat membuat para atlet peserta Asian Games nyaman dan aman ketika sedang melakukan pertandingan. Indonesia dianggap menjadi tuan rumah tersukses sepanjang sejarah perhelatan Asian Games dan menjadi pemersatu bangsa Indonesia karena para atlet yang hadir merupakan para putra daerah dari seluruh provinsi Indonesia.

Mari kita dukung persatuan dan kesatuan bangsa melalui event Asian Games 2018. Tunjukkan bahwa Indonesia merupakan bangsa besar yang mampu menyelenggarakan event-event besar.

BERITA TERKAIT

Indonesia Tidak Akan Utuh Tanpa Kehadiran Papua

    Oleh : Roy Andarek, Mahasiswa Papua Tinggal di Jakarta   Papua merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Negara…

Masyarakat Optimis Keputusan MK Objektif dan Bebas Intervensi

  Oleh: Badi Santoso, Pemerhati Sosial dan Politik   Masyarakat Indonesia saat ini menunjukkan optimisme yang tinggi terhadap proses penyelesaian…

Perang Iran-Israel Bergejolak, Ekonomi RI Tetap On The Track

    Oleh: Ayub Kurniawan, Pengamat Ekonomi Internasional   Perang antara negeri di wilayah Timur Tengah, yakni Iran dengan Israel…

BERITA LAINNYA DI Opini

Indonesia Tidak Akan Utuh Tanpa Kehadiran Papua

    Oleh : Roy Andarek, Mahasiswa Papua Tinggal di Jakarta   Papua merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Negara…

Masyarakat Optimis Keputusan MK Objektif dan Bebas Intervensi

  Oleh: Badi Santoso, Pemerhati Sosial dan Politik   Masyarakat Indonesia saat ini menunjukkan optimisme yang tinggi terhadap proses penyelesaian…

Perang Iran-Israel Bergejolak, Ekonomi RI Tetap On The Track

    Oleh: Ayub Kurniawan, Pengamat Ekonomi Internasional   Perang antara negeri di wilayah Timur Tengah, yakni Iran dengan Israel…