Ini Dia yang Harus Diperhatikan Indonesia Bangun Jaringan 5G

President Director Nokia Indonesia Robert Cattanach bahwa Indonesia belum cukup siap untuk menjalankan teknologi 5G dari segi infrastruktur. "Indonesia perlu memperbaiki infrastruktur, perlu melakukan refarming (penataan ulang pita frekuensi radio) 3G ke 4G," ujar Cattanach. Dalam membangun infrastruktur, letak geografis menjadi tantangan bagi Indonesia. "Cukup rumit untuk mengimplementasikan teknologi di sini," kata Cattanach. Meski begitu, menurut Cattanach, saat ini merupakan saat yang tepat bagi Indonesia untuk membangun 5G. Pasalnya, Indonesia memiliki jutaan sumber daya manusia yang bertalenta. Lebih dari itu, Cattanach mengatakan bahwa teknologi 5G menjadi kunci untuk Industri 4.0. Bahkan, dia menyebut bahwa 5G dapat membantu Indonesia untuk meningkatkan produktivitas lebih dari dua kali lipat. Teknologi 5G Nokia Indonesia menjadi salah satu pasar yang diprioritaskan Nokia. Perusahaan asal Finlandia itu menghadirkan jaringan 5G berbasis kecerdasan buatan (AI). Pada teknologi ini machine learning disematkan ke bagian non-real time (NRT) dalam BTS, lalu mengumpulkan ilmu dari setiap peristiwa di jaringan, memetakan kualitas secara cerdas untuk pengguna dan merekomendasikan tindakan-tindakan kritis. Fitur baru ini memungkinkan jaringan kognitif secara otonom mempelajari keputusan optimalisasi data live pada skala waktu yang melebihi kemampuan manusia. Lalu mengerucutkan masalah terpenting guna meningkatkan pengalaman pelanggan. Bagi konsumen, teknologi ini dapat mengurangi kerumitan troubleshooting dan optimalisasi, mengoptimalkan jaringan dengan lebih cepat dan lebih akurat, memastikan konsistensi pengalaman pelanggan dan mendukung layanan baru guna meningkatkan pendapatan. "Indonesia sedang membangun infrastruktur 5G, tapi harus dipercepat karena negara ini besar. Kami mendukung setiap telco untuk beralih dari 3G ke 4G, bahkan 5G," ujar Cattanach. Pada kesempatan sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara, mengatakan meski saat ini masih tahap ujicoba, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sudah bersiap diri menyongsong jaringan 5G. Dua spektrum disiapkan untuk jaringan seluler generasi kelima itu. Diterangkannya saat ini untuk ujicoba 5G, Kominfo menyediakan spekatrum di 2,8 GHz. Selama ujicoba berlangsung operator tidak dikenakan biaya sepeserpun. "Saat ini 2,8 GHz dibebaskan, saya ajak operator untuk ujicoba (5G)," ujar pria yang kerap disapa Chief RA itu. Selain 2,8 GHz, Kominfo turut menyiapkan spektrum 3,5 GHz. Spektrum ini dinilai ideal untuk digelar jaringan 5G. Hanya saja spektrum 3,5 GHz masih berpenghuni. Spektrum ini digunakan untuk frekuensi satelit. Tapi Kominfo siap membersihkan spektrum tersebut bilamana 5G sudah akan dikomersialkan. "Nantinya 3.5GHz bisa dipakai, tetapi harus dibersihkan pada saatnya. Lagipula, 5G itu bukan teknologi yang langsung bisa di-deploy tahun depan. Jarinagan 5G masalah kompleks, makanya nanti akan dibuka opsi spektrum 3.5GHz,"tuturnya. Lebih jauh Rudiantara, menjelaskan jika jaringan 5G di Indonesia akan mengarah ke industri bukan spesifik ke consumer atau pengguna individu. "Bukan untuk kita konsumen tapi dibuat lebih dari itu untuk machine to machine. Karena teknologi tersebut lebih dari sekadar untuk browsing atau medsos. Jika kita dapat 5G nanti bisa akan bingung, pakainya saja akan bingung nanti. Bisa-bisa kuota akan habis bila cek kecepatan 5G yang bisa 16 Gbps," jelasnya. Rudiantara juga menambahkan kemajuan teknologi 5G dan implementasinya akan lebih optimal bila digunakan mesin untuk mendukung perkembangan sektor industri nasional. "Ya sayang saja kalau 5G cuma digunakan untuk hal-hal yang sifatnya consumer. Akan lebih baik untuk mengembangkan teknologi industri yang bisa membantu perekonomian," ungkapnya.

BERITA TERKAIT

Confluent Umumkan Ketersediaan Confluent Cloud untuk Apache Flink

  Confluent Umumkan Ketersediaan Confluent Cloud untuk Apache Flink NERACA Jakarta – Confluent, Inc. pelopor streaming data, mengumumkan ketersediaan umum…

Hindari Jadi Budak Medsos - Tidak Asal Sharing Informasi Tanpa Ricek

Sejak bangun tidur sampai tidur lagi di alam nyata, sebagian besar warga juga menjadi warga di alam digital lewat jaringan…

Teknologi AI, Kawan atau Lawan?

  Teknologi AI, Kawan atau Lawan?  NERACA Jawa Tengah - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan…

BERITA LAINNYA DI Teknologi

Confluent Umumkan Ketersediaan Confluent Cloud untuk Apache Flink

  Confluent Umumkan Ketersediaan Confluent Cloud untuk Apache Flink NERACA Jakarta – Confluent, Inc. pelopor streaming data, mengumumkan ketersediaan umum…

Hindari Jadi Budak Medsos - Tidak Asal Sharing Informasi Tanpa Ricek

Sejak bangun tidur sampai tidur lagi di alam nyata, sebagian besar warga juga menjadi warga di alam digital lewat jaringan…

Teknologi AI, Kawan atau Lawan?

  Teknologi AI, Kawan atau Lawan?  NERACA Jawa Tengah - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan…