Pelaksanaan Settlement T+2 - BEI Minta 10 Emiten Ikut Partisipasi PME

NERACA

Jakarta – Seiring dengan diberlakukannya percepatan settelement transaksi saham dari T+3 menjadi T+2 dalam waktu dekat ini, pihak PT Bursa Efek Indonesia (BEI) telah melakukan persiapan agar transaksi perdana pada 28 November mendatng bisa berjalan mulus.

Disampaikan, Laksono Widodo, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, untuk T+2 sudah aman dan hanya terkait dengan fasilitas lending dan borrowing memang menjadi tantangan tersendiri. “Kita tengah membujuk para pemegang saham pengendali dari 10 emiten untuk masuk dalam program securities lending and borrowing (SLB). Hal itu untuk memastikan awal pelaksanaan penyelesaian transaksi dua hari atau T+2 berjalan lancar,”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Fasilitas lending dan borrowing atau pinjam-meminjam efek (PME) merupakan antisipasi terjadinya gagal serah terima saham. Fasilitas pinjam-meminjam saham ini diperkirakan akan ramai lantaran investor menghindari membayar tunai plus penalti. Pasalnya, nanti, pada transaksi 28 November, bursa akan mencatat settlement untuk dua hari, yaitu tanggal 23 November (T+3) dan 26 November (T+2).  

Jika masalah lending and borrowing ini belum selesai, maka potensi gagal serah pada penyelesaian transaksi hari pertama bisa saja terkendala. Oleh karena itu, beberapa upaya preventif dilakukan oleh BEI terkait dengan rencana ini. Laksono mengatakan, saat ini BEI sudah melakukan pembicaraan ke beberapa institusi yang besar dan dapat memberikan investasi yang dominan. BEI sebelumya melakukan percepatan serah terima saham dengan tujuan meningkatkan transaksi harian di BEI. Asumsinya, akan ada kenaikan transaksi sampai 30% dibanding transaksi saat ini. 

Direktur PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), Iding Pardi pernah bilang, risiko pada saat masa peralihan dari T+3 ke T+2 adalah gagal serah efek sampai 20% - 25% dari nilai transaksi. Hanya saja, lanjut dia, BEI, KSEI dan KPEI telah menyiapkan berapa langkah untuk mencegah hal tersebut. Rincinya, pihaknya akan melakukan sosialiasi kepada seluruh anggota bursa (AB), investor dan Bank Kustodian.

Disamping, kata dia lagi, pihaknya akan mengajak pelaku pasar seperti anggota bursa, emiten dan lembaga asuransi untuk aktif dalam SLB. Diakuinya, sistem lending and borrowing atau pinjam meminjam efek sudah ada tapi jarang digunakan. Padahal, jelas dia, SLB akan mengurangi risiko pelaku pasar gagal serah efek dan terkena denda alternate cash settlement (ACS) sebesar 125% dari nilai saham yang gagal serah.”Selain mencegah gagal serah, pinjam memimjam efek sebenarnya memberi keuntungan kepada pelaku,” jelas dia.

Dia merinci, setiap transaksi pinjam meminjam efek lewat KPEI akan dikenakan bunga 15% pertahun bagi peminjam dan 12% bagi yang meminjam.“Selisih tiga persen itu baru untuk KPEI,” ucap dia. (bani)

 

BERITA TERKAIT

IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Asia

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Danai Refinancing - Ricky Putra Globalindo Jual Tanah 53 Hektar

NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…

Libur Ramadan dan Lebaran - Trafik Layanan Data XL Axiata Meningkat 16%

NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Asia

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Danai Refinancing - Ricky Putra Globalindo Jual Tanah 53 Hektar

NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…

Libur Ramadan dan Lebaran - Trafik Layanan Data XL Axiata Meningkat 16%

NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…