Pengusaha Furnitur Menuai Berkah dari Pelemahan Rupiah

 

 

 

NERACA

 

Jakarta – Melemahnya rupiah terhadap dolar yang hampir menyentuh Rp15.000 per dolar menuai keuntungan bagi sebagian pihak, salah satunya pengusaha furnitur yang berorientasi ekspor. Founder Olympic Group Au Bintoro menyebutkan bahwa meski rupiah melemah tetapi dirinya tak merasa khawatir bahkan ia merasa senang. “Saya sih justru senang,” ungkap Au Bintor saat bditemui usai konferensi pers International Manufacturing Components (Ifmac) dan Woodworking Machinery Exhibition (Woodmac) di Jakarta, Selasa (4/9).

Au Bintoro merasa senang, lantaran produk-produknya yang diekspor akan bertambah secara nilai. Bahkan produk ekspornya pun kian bertambah setiap tahunnya. “Produk kami sejak 2016 ke 2017 meningkat hingga 60 persen, sementara di 2017 ke 2018 kita menargetkan bisa meningkat hingga 100 persen. Kalau dinilai secara angka, saya kira bisa mencapai US$1 juta per bulannya,” imbuhnya. Kenaikan ekspor tersebut bisa semakin bertambah dengan perang dagang antara China dengan Amerika Serikat.

Namun begitu, kondisi perekonomian juga cukup mempengaruhi industri furnitur. Maka dari itu, Au Bintoro menyebut konsep koperasi perlu dikembangkan dan diperhatikan oleh pemerintah. “Karena kekuatan lokal lebih tahan terhadap krisis sehingga pemerintah perlu campur tangan agar koperasi bisa berjalan sehat, terutama koperasi pengusaha furnitur. “Koperasi itu bisa menjadi tumpuan agar ekonomi berkembang baik karena pelakunya UKM yang lebih tahan terhadap krisis. Hanya saja belum ditangani serius oleh pemerintah,” jelasnya.

Di tempat yang sama, Ketua Umun Koperasi Industri Kayu dan Mebel Jakarta, Ade Firman menyampaikan persaingan di industri furnitur cukup ketat terlebih dengan semakin banyaknya pemain asing. “Jadinya yang pengusaha furnitur lokal sedikit ketinggalan makanya perlu kerja keras lagi,” katanya. Namun begitu, Ade cukup lega karena ada kenaikan ekspor produk furnitur sekitar 1 persen. Akan tetapi kenaikan tersebut belum seberapa dengan ekspor negara-negara lain seperti China yang mencapai US$20 miliar, sementara Indonesia baru US$3 miliar.

Pihaknya juga menargetkan ekspor furnitur Indonesia bisa mencapai US$5 miliar dalam kurun waktu 2-3 tahun mendatang. Salah satu caranya menurut Ade adalah dengan meningkatkan kompetensi hingga komponen produksi di industri furnitur. Maka dari itu, Ade menyarankan agar para pelaku industri furnitur dan mebel Indonesia bisa mendatangi pameran International Manufacturing Components (Ifmac) dan Woodworking Machinery Exhibition (Woodmac) di Jakarta International Expo, pada 26-29 September 2018.

General Manager Wakeni Sofianto Widjaja mengatakan industri furnitur Indonesia terus mengalami pertumbuhan. Hal itu dibuktikan dengan meningkatnya jumlah pesera pameran tersebut. “Sejak kita mulai di 2012, itu hanya 54 peserta pameran dan kini di 2018 sudah mencapai 300 peserta pameran dari berbagai negara. Artinya industri furnitur dan mebel di Indonesia mengalami pertumbuhan,” jelasnya.

300 peserta pameran tersebut terdiri dari 24 negara serta perusahan manufaktur furnitur yang kembali dan membawa lebih banyak mesin, luas pameran Ifmac & Woodmac 2018 meningkat sebesar 25% dari edisi sebelumnya. Pada edisinya ke tujuh, tahun ini, Ifmac Woodmac juga menyambut partisipasi perdana dari pemain besar lainnya di berbagai negara, seperti dari Africa, Latvia, Finlandia, Afghanistan, dan juga paviliun Jerman. Partisipasi dari negara lain, seperti China, Taiwan, dan Perancis juga turut melengkapi pameran Ifmac Woodmac 2018 yang akan ditargetkan sebanyak 13.000 pengunjung dari 40 negara akan hadir dalam pameran tersebut.

 

BERITA TERKAIT

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival NERACA Jakarta - Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), setiap tahun ada 23-48…

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival NERACA Jakarta - Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), setiap tahun ada 23-48…

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…