Pengawasan Perbankan dan Kripto Currency

 

Oleh: Achmad Deni Daruri, President Director Center for Banking Crisis

 

Ekonom yang memilih belajar perdagangan ketimbang moneter menganggap bank follows trade dan bukan sebaliknya. Sementara itu dengan munculnya kriptocurrency tampaknya perdagangan difasilitasi oleh cryptocurrency dan tidak sebaliknya. Mata uang kripto memiliki keuanggulan komparatif berupa tingkat yang sangat tinggi dalam anonym dan pemakaian serta akses yang secara relatif tidak memerlukan izin. Selain itu keunggulan komparatif lainnya adalah adanya kontrak yang cerdas. Namun demikian ada juga kelemahannya yaitu bersifat pro siklis. Pengamatan nilai intrinsik sering sulit dilakukan dalam keadaan nyata di pasar, sehingga gelembung sering hanya dapat dikenali dengan pasti secara retrospektif, ketika terjadi penurunan harga secara tiba-tiba. Keadaan anjloknya harga disebut keruntuhan (crash) atau "pecahnya gelembung".

Fase "ledakan" ekonomi maupun resesi dalam suatu ekonomi gelembung adalah contoh-contoh dari mekanisme umpan balik positif yang membedakannya dari mekanisme umpan balik negatif yang menentukan harga keseimbangan dalam keadaan pasar normal. Harga-harga dalam gelembung ekonomi dapat berfluktuasi dengan tidak menentu, dan menjadi tidak mungkin untuk memprediksinya hanya berdasarkan penawaran dan permintaan saja. Mata uang ini tampaknya sengaja dipopulerkan di Jepang untuk mendukung program Abenomics. Namun sejarah Jepang sendiri memperlihatkan perekonomian Jepang tidak imun dari gelembung ekonomi. Akibat menguatnya nilai yen secara drastis, di pasar uang terjadi kerugian besar dalam aset denominasi dolar AS seperti obligasi pemerintah Amerika Serikat. Kerugian tersebut mendorong kembalinya dana-dana ke dalam negeri yang tidak memiliki risiko valuta asing. Sebagai akibatnya, harga saham di bursa saham dan harga tanah di pasar real estat meningkat.

Apakah mata uang kripto akan imun dari masalah ini? Rasanya juga tidak sebab dokrin yang digunakan juga sama. Pendukung doktrin ini berpendapat bahwa suatu perekonomian perusahaan swasta (private-enterprise economy) akan mencapai tingkat efesiensi yang lebih tinggi dalam pengalokasian dan penggunaan sumber-sumber ekonomi yang langka dan akan mencapai pertumpuhan ekonomi yang lebih besar bila dibandingkan dengan perekonomian yang terencana secara terpusat (centrally planned economy). Pendapat ini didasarkan pada pemikiran bahwa kepemilikan pribadi atas sumber daya dan kebebasan penuh untuk menggunakan sumber daya tersebut akan menciptakan dorongan kuat untuk mengambil risiko dan bekerja keras.

Sebaliknya, birokrasi pemerintah cenderung mematikan inisiatif dan menekan perusahaan. Kebanyakan negara modern industrialis sekarang tidak mewakilkan dokrin ini dalam prinsip maupun kebijakannya, karena biasanya mereka melibatkan sejumlah besar intervensi pemerintah dalam ekonomi. Intervensi ini termasuk upah minimum, kesejahteraan korporasi, antitrust, nasionalisasi, dan kesejahteraan sosial di antara bentuk lain dari intervensi pemerintah. Subsidi untuk bisnis dan agrikultur, kepemilikan pemerintah pada beberapa industri (biasanya dalam sumber daya alam), regulasi dari kompetisi pasar, pembatasan perdagangan dalam bentuk tarif protektif - kuota impor - atau regulasi internal yang mengntungkan industri domestik, dan bentuk lain favoritme pemerintah.

Jelas sekali bahwa pengawasan perbankan di era mata uang kripto akan semakin sulit apalagi jika doktrin ideologinya semakin kesulitan dalam melakukan pengaturan bagi pasar itu sendiri. Jerman yang mengalami masalah sosial sejak akhir abad ke-19, kritik terhadap kapitalisme liberal yang dipicu krisis ekonomi dunia pada awal tahun 1930-an, dan gerakan anti-totalitarianisme serta anti-kolektivisme yang muncul oleh pengalaman Reich Ketiga. Seluruh masalah tersebut menyebabkan perkembangan ekonomi pasar sosial sebagai alternatif dari kapitalisme laissez-faire dan kolektivisasi ekonomi terencana. Model ini bukanlah suatu bentuk kompromi, tetapi sebagai kombinasi untuk mengakomodasi penyediaan jaminan sosial yang luas oleh negara dan menjamin kebebasan individu.

Tampaknya Jerman dan negara Skandinavia yang menerapkan dokrin yang terakhir ini berhasil melakukan pengawasan perbankan di era iklim kapitalisme yang sengit itu. Walau pada awalnya kontroversial, ekonomi pasar sosial menjadi semakin populer di Jerman Barat dan Austria karena keberhasilan ekonomi (Wirtschaftswunder) di dua negara tersebut. Dari tahun 1960-an, ekonomi pasar sosial merupakan model ekonomi utama di Eropa Barat dan diterapkan oleh pemerintah dari kedua sayap, yakni kanan tengah (yang dipimpin oleh Persatuan Demokrat Kristen – CDU dan Uni Sosial Kristen Bavern – CSU) dan kiri tengah (yang dipimpin oleh Partai Demokrat Sosial – SPD). Konsep ekonomi pasar sosial masih menjadi model ekonomi umum di Jerman hingga hari ini. Ketika model neo-Amerika dibangun berlandaskan gagasan dari Friedrich von Hayek dan Milton Friedman, kapitalisme Rhein memiliki fondasi berupa jaminan sosial yang diselenggarakan oleh pemerintah. Menurutnya model Rhein lebih memberikan keadilan bagi warga dan lebih efisien. Namun, karena adanya fenomena psikologis yang kompleks dan pemberitaan dari pers menyebabkan model Amerika terkesan lebih menarik dan dinamis.

Namun bukan berarti sistem ekonomi Amerika tidak imun terhadap bahwaya mata uang kripto. Buktinya bank sentral Amerika hingga hari ini tidak memberikan cek kosong bagi mata uang kripto. Selain masalah keamanan yang dialami oleh mata uang kripto, bank sentral Amerika unggul dalam hal jenis penyelenggaraan pelayanan publik tersebut, yaitu, Pertama dalam adaptabilitas layanan. Ini berarti derajat perubahan layanan sesuai dengan tuntutan perubahan yang diminta oleh pengguna. Kedua, dalam posisi tawar pengguna/klien. Semakin tinggi posisi tawar pengguna/klien, maka akan semakin tinggi pula peluang pengguna untuk meminta pelayanan yang lebih baik.

Ketiga, dalam tipe pasar. Karakteristik ini menggambarkan jumlah penyelenggara pelayanan yang ada, dan hubungannya dengan pengguna/klien. Keempat, dalam Locus kontrol. Karakteristik ini menjelaskan siapa yang memegang kontrol atas transaksi, apakah pengguna ataukah penyelenggara pelayanan. Dan terakhir, dalam sifat pelayanan. Hal ini menunjukkan kepentingan pengguna atau penyelenggara pelayanan yang lebih dominan. Inilah sebabnya walaupun ideologi pasar masih diterapkan di Amerika Serikat, namun dengan masih dominannya peran bank sentral maka penggunaaan mata uang kripto tidak akan menyebabkan gangguan yang serius bagi sistem perbankan.

 

BERITA TERKAIT

Pembangunan Infrastruktur Demi Tingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Papua

  Oleh : Damier Kobogau, Mahasiswa Papua tinggal di Surabaya   Pemerintah terus berkomitmen membangun Papua melalui berbagai pembangunan infrastruktur…

Pembangunan Fasilitas Pendukung Salah Satu Kunci Kesuksesan IKN

  Oleh : Rivka Mayangsari, Peneliti di Lembaga Studi dan Informasi Strategis Indonesia   Pembangunan IKN merupakan sebuah keputusan sejarah…

Presiden Terpilih Perlu Bebaskan Ekonomi dari Jebakan Pertumbuhan 5% dengan Energi Nuklir Bersih

    Oleh: Dr. Kurtubi, Ketua Kaukus Nuklir Parlemen 2014 – 2019, Alumnus UI Bencana Alam yang banyak terjadi didunia…

BERITA LAINNYA DI Opini

Pembangunan Infrastruktur Demi Tingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Papua

  Oleh : Damier Kobogau, Mahasiswa Papua tinggal di Surabaya   Pemerintah terus berkomitmen membangun Papua melalui berbagai pembangunan infrastruktur…

Pembangunan Fasilitas Pendukung Salah Satu Kunci Kesuksesan IKN

  Oleh : Rivka Mayangsari, Peneliti di Lembaga Studi dan Informasi Strategis Indonesia   Pembangunan IKN merupakan sebuah keputusan sejarah…

Presiden Terpilih Perlu Bebaskan Ekonomi dari Jebakan Pertumbuhan 5% dengan Energi Nuklir Bersih

    Oleh: Dr. Kurtubi, Ketua Kaukus Nuklir Parlemen 2014 – 2019, Alumnus UI Bencana Alam yang banyak terjadi didunia…