Jumlah Uang Beredar Meningkat Di Juli 2018

 

NERACA

 

Jakarta - Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) di Juli 2018 tercatat sebesar Rp5.505,6 triliun atau tumbuh 6,3 persen (year-on-year/yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 5,9 persen (yoy). Peningkatan pertumbuhan uang beredar didorong oleh pertumbuhan uang kuasi yang meningkat dari 5,2 persen (yoy) pada Juni 2018 menjadi 6,2 persen (yoy) pada Juli 2018, demikian keterangan resmi Bank Indonesia di Jakarta, akhir pekan kemarin.

Di sisi lain, pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) atau uang yang paling mudah ditransaksikan seperti uang kartal dan giro pada Juli 2018 tumbuh 7,0 persen (yoy) atau tercatat melambat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 8,2 persen (yoy).

Berdasarkan faktor yang memengaruhi, pertumbuhan M2 didorong oleh ekspansi operasi keuangan Pemerintah Pusat dan akselerasi pertumbuhan kredit. Ekspansi operasi keuangan pemerintah tersebut tercermin dari tagihan bersih kepada pemerintah pusat yang tumbuh 5,3 persen (yoy), berbalik arah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang terkontraksi 0,5 persen (yoy).

Sementara itu, kredit yang disalurkan perbankan pada Juli 2018 tercatat Rp4.989,8 triliun atau tumbuh 11,0 persen (yoy), meningkat dari bulan sebelumnya yang tumbuh 10,5 persen (yoy). Namun, akselerasi pertumbuhan M2 tersebut tertahan oleh pertumbuhan aktiva luar negeri bersih yang mengalami kontraksi sebesar 2,5 persen (yoy) pada Juli 2018, dari bulan sebelumnya yang masih mengalami pertumbuhan positif sebesar 3,4 persen (yoy).

Transmisi peningkatan suku bunga kebijakan BI sudah terlihat pada kenaikan suku bunga simpanan, sementara transmisi kebijakan pada suku bunga kredit belum terlihat. Transmisi dampak kebijakan BI ke suku bunga simpanan tercermin pada kenaikan suku bunga simpanan berjangka di hampir seluruh tenor.

Suku bunga simpanan dengan tenor satu, tiga, enam dan 24 bulan pada Juli 2018 masing-masing tercatat sebesar 6,01 persen, 5,99 persen, 6,29 persen, dan 6,77 persen, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang masing-masing sebesar 5,74 persen, 5,83 persen, 6,12 persen, dan 6,68 persen. Sementara itu, rata-rata tertimbang suku bunga kredit pada Juli 2018 masih relatif stabil sebesar 11,04 persen atau lebih rendah satu basis poin dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

 

BERITA TERKAIT

HUT Ke 61, TASPEN Gelar Empat Kegiatan Sosial

HUT Ke 61, TASPEN Gelar Empat Kegiatan Sosial NERACA  Jakarta – PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) (TASPEN)…

Sektor Keuangan Siap Memitigasi Dampak Konflik Timur Tengah

    NERACA Jakarta – Rapat Dewan Komisioner Mingguan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 17 April 2024 menilai stabilitas sektor…

Rupiah Melemah, OJK Diminta Perhatikan Internal Bank

      NERACA Jakarta – Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abdul Manap Pulungan memandang bahwa…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

HUT Ke 61, TASPEN Gelar Empat Kegiatan Sosial

HUT Ke 61, TASPEN Gelar Empat Kegiatan Sosial NERACA  Jakarta – PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) (TASPEN)…

Sektor Keuangan Siap Memitigasi Dampak Konflik Timur Tengah

    NERACA Jakarta – Rapat Dewan Komisioner Mingguan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 17 April 2024 menilai stabilitas sektor…

Rupiah Melemah, OJK Diminta Perhatikan Internal Bank

      NERACA Jakarta – Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abdul Manap Pulungan memandang bahwa…