Saham MOLI Oversubscribe 221,53 Kali

NERACA

Jakarta – Dibuka melesat 50% atau melambung 290 poin pada saat pembukaan perdagangan saham perdana Kamis (30/8), saham PT Madusari Murni Indah Tbk (MOLI) berada di level Rp 870 per saham dari harga penawaran awal Rp 580 per saham. Selain itu, pada masa penawaran umum yang berlangsung 27 Agustus kemarin, saham Madusari mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribe sebanyak 221,53 kali.

Direktur Utama PT Madusari Murni Indah Tbk, Arief Goenadibrata mengatakan, saham Madusari mengalami kelebihan permintaan sebanyak 221,53 kali dari porsi penjatahan terpusat (pooling) saham yang ditawarkan kepada investor.”Dari total saham yang ditawarkan, sekitar 90% diserap investor lokal dan sisanya sekitar 10% investor asing. Adapun secara tipe investor, sekitar 60-70% merupakan investor institusi dan sisanya sekitar 30-40% merupakan investor ritel atau perorangan,”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Perusahaan di sektor etanol dan pabrik CO2 ini melepas sebanyak 351.000.000 saham atau 15,03% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan harga penawaran Rp 580 per saham. Arief mengatakan, dana IPO sekitar 94,45% atau sekitar Rp 192,38 miliar digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi melalui anak usaha dengan membangun pabrik serta membeli beberapa mesin baru, sedangkan sisanya akan disalurkan kepada anak usaha untuk pembangunan fasilitas distribusi berupa gudang di Jawa Timur. “Kami berharap, momentum IPO menjadi langkah awal perseroan dalam meningkatkan kinerja dan tata kelola Perusahaan (GCG) dengan baik,” kata Arief.

Perseroan tengah membangun pabrik baru di Lampung berkapasitas 50 juta liter per tahun dengan investasi Rp 550 miliar. Sumber pendanaannya sebesar Rp 200 miliar dari dana IPO, sisanya dari pendanaan eksternal dan kas internal. "Groundbreaking sudah dilaksanakan Juli 2018 lalu, dan diharapkan mulai beroperasi dalam dua tahun mendatang,"jelasnya.

Sementara Direktur Keuangan Madusari Murni Indah, Yonki Saputra Sim menambahkan, pembangunan pabrik memakan waktu dua tahun. Namun, perseroan akan mulai mengomersilkan pabrik tersebut pada semester II/2019. Dia menyebut permintaan produk perseroan cukup besar namun kapasitas pabrik yang sudah ada yaitu sebesar 80.000 kiloliter per tahun sudah jenuh. Kondisi tersebut membuat penjualan perseroan terbatas.

PT Madusari Murni Indah Tbk tercatat sebagai emiten ke-34 di BEI di tahun 2018 dan merupakan emiten dari sektor industri dasar dan kimia yang pertama di tahun 2018 yang melantai di Bursa dengan kode emiten MOLI. Dalam IPO, perseroan menunjuk PT Sucor Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

PT Madusari Murni Indah atau Molindo Incorporated, adalah perusahaan holding yang menaungi PT Molindo Raya Industrial sebagai pabrik etanol, PT Molindo Inti Gas sebagai pabrik CO2 dan PT Sumber Kita Indah sebagai perusahaan trading dan distribusi. Perusahaan ini didirikan di Malang pada tahun 1965. Grup korporasi Molindo saat ini mempunyai market share etanol sekitar 55% dari pasar nasional.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…